"Hei, sedang apa? Aku mencarimu sejak tadi"Tepukan pada bahu kekarnya membuat Jaehyun menoleh. Sang sahabat –yang kerap disapa Yugyeom– ikut duduk beralaskan rumput pendek dan beberapa bunga daisy.
Menyeka peluh yang membanjiri wajah, ia menegak air dalam botol minumnya, lalu kembali memperhatikan anak-anak klub seni lukis yang tengah bermain di padang rumput.
"Hanya bersantai" jawab si pria Jung.
"Benarkah? Atau kau sedang menguntit?"
Matanya mengikuti arah pandang Jaehyun. Mencoba menerka-nerka siapa diantara sebelas anak itu yang menjadi pusat perhatian sang sahabat.
"Aku tidak sedang menguntit, sialan"
"Tapi lagakmu menunjukkan bahwa kau sedang memperhatikan seseorang"
"–jadi kira-kira siapa yang telah mencuri perhatian sahabat Jungku ini?"
Iris gelap Yugyeom bergerak kesana kemari. Memperhatikan anak-anak yang sedang bermain layang-layang.
"Ah~ pasti Lia ya?"
Dia terkekeh, membuat Jaehyun mengernyit heran.
"Seleramu tingggi juga"
"Dia adik kelasku. Anak dari keluarga Choi yang terkenal sangat kaya""Cantik memang, humble lagi" Senyum aneh tiba-tiba muncul di wajah Yugyeom. Mencurigakan.
–ctak
"Aduh!" Ia mengusap ujung kepala yang tadi dijitak oleh Jaehyun.
"Kenapa kau malah membicarakannya?"
"Oh jadi bukan toh?"
"–em..."Yugyeom mengetuk dagunya sendiri.
"Pasti Jihyo. Ya ampun, aku tidak menyangka kau suka yang tipe seperti itu"
Jaehyun menaikkan sebelah alisnya. "Apa-apaan kau ini. Bukankah dia sudah memiliki kekasih? Si ketua BEM itu"
"Oh ya, aku lupa. Jadi tidak mungkin dia"
"Eh tunggu, atau jangan-jangan kau sedang memperhatikan Yeri? Kau ingin balikan dengannya?"
"Tidak, astaga"
"Kau yakin?"
"Seratus persen"
"Kalau begitu... Bagaimana dengan Eunji noona?"
"Dia bukan seleraku"
"Oh~ Mia?"
"Aku baru mendengar namanya kemarin"
Yugyeom kembali berpikir keras, membuat dua alisnya tertukik secara otomatis.
"Ah, katakan saja padaku siapa yang sedang kau perhatikan?" Dia benar-benar gemas sekarang.
Jaehyun menarik nafas kasar.
Memang benar dirinya sedang memperhatikan seseorang. Seorang lelaki bertubuh mungil yang sangat manis.
Ia tersenyum lebar ketika sang pujaan hati mem-poutkan bibirnya lucu. Kaus tshrit oversized yang membalut tubuh itu melambai terkena angin.
Sangat anggun. Bahkan ketika tertawa.
Telunjuk Jaehyun kini terangkat dan berhenti pada sosok tersebut.
"Dia"
Yugyeom memicingkan matanya.
"Hah?! Jeno?! Astaga, aku tidak tahu ternyata kau suka yang domin–"
Ctak!
"Aduh. Hoy sakit bajingan!"
Ia mengusap pucuk kepalanya yang tadi dijitak oleh Jaehyun sambil meringis pelan.
"Sepertinya kau terlalu sering jungkir balik, karena itu otakmu ikutan terbalik"
"Sialan, gini-gini juga sahabatmu ya"
Yugyeom menjatuhkan punggungnya ke belakang. Menatap gumpalan awan yang membuat langit jadi semakin indah. Jemarinya terangkat, membentuk sebuah pola bintang yang tak sempurna.
Ia memejamkan matanya kala tiupan angin membelai rambut hitam itu.
"Lalu siapa?"
"Orang dibelakangnya"
Ujung alis Yugyeom menukik tajam. Ia langsung berdiri agar dapat mengetahui siapa orang yang dimaksud oleh Jaehyun.
Dan ternyata itu siswa dari sekolah lain. Yugyeom sempat mengetahui namanya, namun kini linglung.Anak itu memang cukup terkenal di sekolahnya. Sempat juga Yugyeom mengetahui sebuah fakta tentangnya, namun sekali lagi ia lupa.
"Senyumnya begitu indah"
"Sikapnya begitu anggun, dan auranya positif. Ah– aku tak bisa menjabarkan hal itu" Jaehyun tersenyum manis. Manik elangnya mengerjap berkali-kali –memfokuskan penglihatannya–
"Kala angin membelai pakaian dan rambutnya, aku sadar bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang begitu spesial""Tawanya terekam sempurna dalam benakku. Bagaimana aku bisa melupakannya setelah ini?"
Ia terkekeh pelan. Pandangannya kini benar-benar terjebak pada sosok manis itu. Ketika dia berbalik, menatap Jaehyun lalu tersenyum dengan mata yang sebelumnya mengerjap lucu dan rambut mullet diterpa angin, si pria Jung ini dapat merasakan dadanya bergemuruh. Benar-benar indah.
"Kurasa aku tertarik padanya"
Jaehyun bangkit. Menepuk pundak sahabatnya dua kali, dan memutuskan untuk kembali ke lapangan basket didekat sana.
"Kalau begitu datangi, ajak dia berkenalan" Teriakan itu membuat pria bermarga Jung tersebut menoleh sebentar."Ah, kurasa tidak. Aku terlalu pengecut untuk melakukannya"
Kini Jaehyun benar-benar meninggalkan Yugyeom di lapangan hijau itu. Juga meninggalkan pujaan hatinya dengan berbagai harapan terbang ke langit.
Tunggu, bukankah dia mantannya Jeno?
Yugyeom ingat sekarang. Namanya Renjun, dulu saat ia mendengar kabar tentang anak itu. Kabarnya Renjun telah putus dari Jeno.
Ah, kabar yang bagus untuk sahabatnya.
"Hoi, Jaehyun tunggu!"
c o m p l e t e d
( 646 words )[ sudah lama tidak up.
Aku kangen banget haluin
Jaeren >< ]

KAMU SEDANG MEMBACA
KAK
RastgeleSedikit cerita tentang Jung Jaehyun dan Huang Renjun yang berbagi masa mudanya bersama. ❝ Hanya ada Kamu, Aku. Kita ❞ 🗂 a Ficlet book 𝘽 𝙭 𝘽 : 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣, 𝙍𝙚𝙣𝙟𝙪𝙣 Copyright © 2O2O xxrenmyn