"SAH!"
Qia tersenyum lebar, ia memegang erat tangan Sarah dan Salma. Suara 'sah' menggema yang berasal dari dasar lantai di rumah besar milik Alex itu membuat para wanita bernafas lega.
Sarah dan Salma segera menuntun Qia untuk turun kebawah menemui para tamu, terutama mempelai pria, Arkananta.
Arka tersenyum melihat Qia yang berjalan menuruni tangga, rasa rindunya kini telah lepas landas melihat wajah Qia yang sangat cantik.
Qia segera duduk di samping Arka, kemudian keduanya saling bertukar cincin, lalu Arka mencium kening Qia, dan Qia mencium punggung tangan Arka.
Sarah dan Salma menangis terharu, mereka berhasil menjadi besan. Arka dan Qia menyalami para orang tua, Qia ikut menangis terharu.
Usia keduanya sama-sama memasuki umur 19 tahun, mereka kuliah di kampus ternama di Jakarta.
•••••
Qia meringis pelan ketika merasakan sakit pada kakinya, bagaimana tidak? Ia telah berdiri di atas ini untuk menyalami para tamu yang tidak ada habisnya selama empat jam lebih.
Bahkan, kepalanya memakai hiasan emas membuatnya pusing tujuh keliling karena beratnya emas itu.
Kakinya memakai high heels dengan tinggi tujuh centimeter. Ia sudah tidak kuat, akhirnya ia memilih untuk duduk.
Arka menoleh, "Kenapa Qi?" tanyanya.
Qia menggeleng, namun ia meringis, "Kaki gue sakit, kepala gue pusing. Gue pengen tidur," adunya.
Arka menatap Qia khawatir, ia ikut duduk, mengambil kesempatan karena sepertinya tamu sudah fokus mengambil makanan masing-masing.
Kemudian ia mengecek nadi tangan Qia, Qia berdecak kesal, "Gue gak kambuh Ka, cuma keberatan aja, sama ketinggian nih sendal," rengeknya.
Arka menghela nafas pelan, "Duduk aja, kalau ada tamu biar gue yang berdiri," ujarnya sambil memijat pelan tangan Qia.
Qia hanya menganggukan kepalanya, ia menatap sekitarnya, melihat banyaknya tamu yang datang, banyak yang bersenda gurau, banyak yang sibuk mengambil makanan dengan rakus.
"Ka, gue laper sama haus," gumamnya pelan, sangat pelan membuat Arka mengerutkan keningnya dan memajukan kepalanya sedikit ke Qia.
"Apa Qi?" tanyanya, karena sangat bising disini.
Qia menggeleng, ia malu, "Gapapa, tamunya rame," jawabnya.
Arka tersenyum kecil, "Lo laper kan?" tebaknya, ia bisa melihat tangan kanan Qia mengusap-usap perutnya sendiri.
Qia tersenyum canggung, "Laper Ka, tapi malu," ujarnya.
Arka terkekeh, "Gue ambilin dulu, mau makan apa?" tawarnya.
Qia menggeleng menolak, "Jangan, gue malu. Nanti bisa makan kok," tolaknya halus.
Arka tak menjawab, ia memilih berdiri dan mengambilkan Qia makan. Tak lupa ia kerap menyapa para tamu yang dilewatinya.
"He curut!" sapa Kenzie.
Arka menatap Kenzie datar, "Lo nyapa diri lo sendiri?" tanyanya.
Kenzie tertawa, ia merangkul Queen, "Jagain Qia, dia sepupu gue satu-satunya. Eh, lo ngapain turun?" tanyanya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Qi (AFTER MARRIED)
Teen FictionSEQUEL [MY FIANCE'S SECRET] Yang belum baca MFS silahkan baca duluu, supaya tau lika-liku kehidupan mereka saat SMA. ♡♡♡ Menikah muda bagi Arka dan Qia adalah hal yang menyenangkan, diawali dari persahabatan dari kecil, lalu dijodohkan, dan sekarang...