Arka menggeliat pelan, ia melihat Qia yang terlelap di dalam dekapannya. Kemudian ia melepas pelukan itu dengan pelan-pelan, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk melaksanakan rutinitas paginya seperti biasa.
Tak lama Arka keluar dari kamar mandi dengan memakai kaus putih polos, ia menyibak selimut Qia dan melihat memar di kaki Qia.
Ia memijat kaki Qia pelan, "Cil, bangun cil. Masih sakit gak kakinya?" tanyanya membangunkan Qia.
Qia menggeliat pelan, ia melirik Arka yang memijat kakinya, "Udah mendingan kok, tapi kepala gue pusing, jadi mending gue gak ngampus dulu deh," jawabnya pelan.
Arka mengecek dahi Qia, ia menatap istrinya datar, "Jangan ngadi-ngadi lo Qi, lo gak demam. Ngampus sekarang," titahnya dan menarik tubuh Qia pelan.
Qia berdecak, suaminya tau saja jika ia sedang ber-alibi, sebenarnya kondisinya sangat baik namun hari ini ia sangat malas.
Kemudian Arka turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan, sedangkan Qia segera membersihkan badannya.
Setelah selesai Qia turun kebawah, ia menyapa Arka dengan rengekan, "Arka pinggang gue sakit," rengeknya.
Arka yang sedang menyiapkan sarapan langsung menoleh ke arah Qia, ia melangkahkan kakinya ke Qia, "Coba liat," ujarnya.
Qia langsung membuka bajunya, Arka mendelik, "Lo mau goda gue?!" ujarnya sambil menurunkan baju Qia lagi.
Qia terkekeh, sedangkan Arka langsung membuka baju Qia se-pinggang Qia, "Yang ini? Sakit banget gak?" tanyanya sambil memencet pelan pinggang Qia yang kebiruan.
Qia mengangguk lucu, "Nyeri-nyeri gitu tadi pas mandi kan gue nyemplung di bathup terus gue latihan berenang, eh kepentok lagi," ceritanya.
Arka menatap Qia datar, "Lo emang kebanyakan tingkah Qi," ujarnya, kemudian ia berjongkok.
Qia menatap bingung Arka, "Mau ngapain Ka?" tanyanya.
Arka hanya diam, kemudian ia mencium pinggang Qia yang kebiruan, layaknya seperti ada buah hatinya disana.
"Dah gak sakit kan?" tanya Arka sambil berdiri, Qia tak bisa menahan senyumnya, ia mengangguk pelan.
Arka tersenyum, tangannya tak berhenti mengusap pinggang Qia, berusaha agar sakit di istrinya itu cepat menghilang.
Lalu ia mengajak Qia untuk duduk di meja makan, "Gue siapin sarapannya, lo duduk disini. Jangan banyak tingkah," ujar Arka.
Qia mengangguk, ia menatap Arka lama, pesona Arka memang luar biasa, selain tampan, Arka juga jago masak, pintar dalam berbagai hal, apalagi pintar dalam merawat Qia.
"Qi, gue masak nasi goreng aja. Buahnya belum beli, nanti gue suruh bi Inah. Sekarang sarapannya nasi goreng sama susu coklat ya," ujar Arka dan memberikan Qia sepiring nasi.
Qia tetap menatap Arka diam, ia tersenyum tipis, "Gue emang ganteng Qi, gak usah lo liatin terus," ujarnya.
Tanpa sadar Qia mengangguk setuju, "Yang bilang lo gak ganteng berarti dia buta," jawabnya.
Arka terkekeh, "Makan dulu Qi," ucapnya sambil mengusap pelan rambut Qia.
Qia tersadar dari lamunannya, "Eh! Gue baru sadar dari alam lamunan. Gak! Gak, lo gak ganteng. Masih gantengan Jimin, Jungkook, Jin, Baek hyun, D.O, dah intinya gantengan mereka. Lo dibawah mereka jauh," ujarnya sambil memakan nasi goreng di depannya.
Arka tertawa pelan, "Tadi lo bilang, kalau ada orang yang ngatain gue jelek, berarti dia buta,"
Qia menatap Arka sinis, "Lo salah denger kali," alibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Qi (AFTER MARRIED)
Teen FictionSEQUEL [MY FIANCE'S SECRET] Yang belum baca MFS silahkan baca duluu, supaya tau lika-liku kehidupan mereka saat SMA. ♡♡♡ Menikah muda bagi Arka dan Qia adalah hal yang menyenangkan, diawali dari persahabatan dari kecil, lalu dijodohkan, dan sekarang...