"Loh bi? Qia mana?" tanya Arka yang baru datang dari magang di rumah sakitnya, sesuai janji tadi pagi, ia akan pulang lebih cepat dan menemani Qia menonton film.
Bi Inah yang sedang mencuci peralatan masak langsung menoleh, ia sedikit terkejut, "Saya kira siapa den, non Qia kayaknya lagi mandi," jawab Bi Inah.
Arka manggut-manggut, kemudian ia menatap meja makan, disana terdapat kue bolu coklat yang ditaburi coklat bubuk diatasnya.
"Punya Qia bi?" tanya Arka sembari menunjuk kue itu.
Bi Inah mengangguk, "Iya den, katanya buat dimakan sama aden. Non Qia bikinnya dibantu sama bibi sama youtube. Kasihan tangannya non Qia, habis kena lengser panas tadi," cerita Bi Inah.
Arka tersenyum tipis, "Tapi dia gapapa kan Bi?" tanyanya sedikit khawatir, namun ia bangga dengan istrinya, Qia sudah bisa memasak, meski hanya kue bolu coklat.
Bi Inah mengangguk, "Katanya gapapa den, tapi bibi liat jarinya agak melepuh," jawab Bi Inah.
Arka diam sejenak, "Arka ke kamar dulu deh, mau bersih-bersih," pamitnya dan langsung melengos saja.
Ceklek
"MALING!" teriak Qia kaget, sambil menendang pintu kamar dengan kuat.
Qia sontak memegang erat handuk yang menempel lekat di tubuhnya, untuk melindungi mata keranjang dari siapapun.
Dug
Arka meringis kesakitan, merasa pintu yang ia dorong pelan kembali tertutup dengan sangat kencang.
Padahal, dirinya sudah melangkahkan satu kakinya untuk masuk kedalam, namun naasnya kepala Arka terkena pintu itu.
"Babi!" umpat Arka pelan, sambil mengusap-usap dahinya yang terasa benjol.
Qia mendengar umpatan Arka, ia lantas membuka lebar pintu itu, dan menatap Arka terkejut.
"ARKA?!" teriaknya.
Arka menatap Qia mendelik, bagaimana ia tidak terkejut? Istrinya hanya menggunakan handuk putih yang memperlihatkan paha mulus milik Qia dan aurat-aurat yang Arka sendiri belum pernah melihatnya.
Dengan gesit, Arka langsung menarik tubuh Qia kedalam kamar dan mengunci pintu.
"Ganti baju," titah Arka dengan suara yang dingin dan tatapan menajam.
Qia menunduk, kemudian ia mengangguk pelan,dan memungut bajunya yang tadi jatuh lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Arka memegang dada kirinya, ia bernafas lega, "Bisa-bisanya gue nikah sama bocah kayak dia," gumamnya pelan sambil menaruh tas punggungnya di meja belajar paling pojok.
Tak lama Qia keluar dari kamar mandi sambil menunduk, lalu ia duduk di pinggiran kasur.
Arka diam, ia hanya memperhatikan keadaan Qia, setelah dirasa Qia tidak ada yang lecet karena kejadian pintu terdorong tadi, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi untuk mandi.
Dua puluh menit sudah Arka mandi sambil menenangkan jantungnya yang sedaritadi berdetak kencang karena melihat tubuh Qia setengah telanjang.
Ia memilih untuk melupakannya, dan harus menahan nafsu.Arka melangkahkan kakinya kearah Qia yang terus menunduk di pinggiran kasur, "Liat tangannya yang melepuh," ujar Arka lembut, ia baru ingat cerita singkat dari Bi Inah.
Qia mendongak, "L-lo gak marah?" tanyanya gugup.
Kening Arka mengerut, "Ngapain marah? Sini liat tangannya," jawabnya dan duduk disebelah Qia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Qi (AFTER MARRIED)
Teen FictionSEQUEL [MY FIANCE'S SECRET] Yang belum baca MFS silahkan baca duluu, supaya tau lika-liku kehidupan mereka saat SMA. ♡♡♡ Menikah muda bagi Arka dan Qia adalah hal yang menyenangkan, diawali dari persahabatan dari kecil, lalu dijodohkan, dan sekarang...