Arka turun dipapah oleh Adam, sedangkan Salma menggandeng Qia, dan membawa satu tas besar berisi baju dan keperluan lainnya.
"Bi, tolong dijaga ya apart-nya baik-baik. Kalau mau beli keperluan untuk bersih-bersih lewat transfer aja ya," pesan Salma kepada Bi Inah.
Bi Inah mengangguk, "Iya nyonya, pasti dijaga baik-baik kok, nanti kalau aden sama non Qia balik pasti masih kinclong bersih," jawab Bi Inah tanpa ragu.
Salma tersenyum, "Ya udah bi, kita pamit dulu ya," pamitnya dan melanjutkan langkahnya menyusul Adam dan Arka.
Di mobil, Qia hanya menyandarkan kepalanya ke bahu Arka, sedangkan Arka mengusap-usap kepala Qia, "Jangan gini Qi, bahu lo sakit nanti," ujarnya halus.
Qia menggeleng, ia bisa menahan rasa sakit bahunya sekarang, yang terpenting adalah ia dekat dengan Arka.
Arka menghela nafas, "Ngeyel banget jadi bini. Entar kalau sakit ngerengek paling kenceng, lama-lama gue lempar lo ke sampah ya Qi," cibirnya pelan.
Qia langsung menegakkan tubuhnya, "Bunda, Arka mau buang Qia ke sampah," adunya.
Salma menoleh ke belakang, "Arka," panggil Salma, Arka memutar kedua bola matanya malas, "Kenapa bun?" tanyanya.
"Bisa-bisanya kamu bilang kalau kamu mau buang Qia ke sampah. Sini bunda buang dulu kamu ke TPA, biar kita puas," ujar Salma memarahi Arka.
Arka melongo, "Ya bisa lah bun. Buktinya, tadi Arka udah bilang kan? Berarti bisa. Lagian, Arka gak bilang kalau mau buang Qia ke sampah, cu-"
"APA?! LO TADI BILANG KALAU MAU BUANG GUE KE SAMPAH. MASIH MAU NGELAK?" potong Qia.
Arka meringis, ia menatap Salma dan Qia bergantian, "Gue kan tadi bilang mau lempar lo Qi, bukan buang. Beda sayang," ujarnya santai.
Plak
Qia memukul keras lengan Arka, mebuat Arka meringis kesakitan, "Beda pala lo peyang! Sama aja. Bunda, liat kelakuan anaknya bunda, gak ada akhlak banget," rengeknya.
Salma menghela nafas pelan, "Anak bunda itu suami kamu Qia," balasnya.
Qia diam sejenak, "Oh iya juga ya, tapi, gatau deh. Males sama Arka," ujarnya.
Arka mendegus, "Awas lo kalau minta apa-apa ke gue, gak gue turutin," ancam Arka.
"Arka," peringat Salma, Arka berdecak kesal, "Dasar menantu kesayangan, dikit-dikit dibela," cibir Arka.
"Kalian itu udah nikah, tapi kelakuannya masih kayak anak pacaran. Ayah yang denger jadi pengen ngeluarin kalian dari mobil," celetuk Adam yang sedari tadi diam.
"Enak dong yah, biar sekalian menikmati masa muda yang indah. Daripada bunda sama ayah? Bisanya cuma mesra-mesra. Arka sama Qia beda, tiap hari tengkar tapi endingnya pasti mesra," ujar Arka bangga.
Adam mengelus dadanya sabar, "Bun, kayaknya pas kamu melahirkan, anak kita ketuker deh. Besok kita cari anak kandung kita ya," ucap Adam ke Salma.
Salma terkekeh, begitupun Qia, "Ngawur kamu kalau ngomong. Gak inget apa waktu kamu seusia Arka kelakuanmu sebelas dua belas kayak dia," balas Salma.
Arka tertawa, "Besok cari anak kandungnya ya Yah, Arka bantu deh. Di rumah sakit mana? Atau kita buat poster, 'Dicari anak kandung dari bapak Adam' tempelin fotonya ayah disana, habis itu pasti gak ada yang mau ngaku. Soalnya ayah jelek," ujar Arka.
Salma tertawa mendengar tuturan Arka, "Bapak sama anak sama aja. Gitu si bapak gak mau ngakuin anaknya," cibir Salma.
Qia terkekeh, "Bengek banget," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Qi (AFTER MARRIED)
Teen FictionSEQUEL [MY FIANCE'S SECRET] Yang belum baca MFS silahkan baca duluu, supaya tau lika-liku kehidupan mereka saat SMA. ♡♡♡ Menikah muda bagi Arka dan Qia adalah hal yang menyenangkan, diawali dari persahabatan dari kecil, lalu dijodohkan, dan sekarang...