Qia menghela nafas gusar, "Arka mana sih?! Tadi katanya jam dua belas, sekarang udah jam setengah satu," gerutunya sambil melirik jam tangannya.
"Sabar kali Qi, Kenzie juga belum dateng. Mungkin dosen mereka-"
"Eh tuh mereka!" potong Naya sambil menunjuk ke arah barat, disana terdapat tiga remaja laki berjalan ke arah mereka.
Qia cemberut, ia telah menunggu selama setengah jam, dan berdiri. Arka tersenyum tipis, ia segera melangkahkan kakinya cepat ke arah Qia.
Ia mengusap rambut Qia lembut, "Kok cemberut?" tanyanya.
Qia mendengus, "Lo lama sih. Gue kan capek," ketusnya.
Arka terkekeh, "Maaf, dosennya gak kelar-kelar. Tadi udah makan baksonya? Mau makan lagi gak?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
Qia mengangguk, "Kan lo belum makan. Jadi kita makan siang aja," usulnya mengajak Queen, Naya, Kenzie dan Alden.
Alden mengangguk semangat, "Yok lah, dah lama nih kita gak makan-makan," sahutnya.
Arka menatap Alden datar, "Un-"
"Udah-udah, gak usah bertengkar. Cepet makan dimana nih?" sela Naya.
"Ke apartement!" ajak Qia, membuat mereka mengerutkan keningnya.
Arka mengusap wajah Qia, "Ngapain ke apartement Qi? Bukannya tadi mau makan?" tanyanya, dan mencium puncak kepala Qia.
"Pengen aja, nanti kita masak bareng di apartement. Kan seru, lagian jaraknya juga deket," jawabnya.
Arka mengangguk mengiyakan, begitupun yang lainnya, mereka memutuskan untuk pergi ke apartement berpasangan.
Sesampainya di apartement para laki duduk dengan santai, sedangkan para gadis langsung menuju ke dapur.
"JANGAN KECAPEKAN QI," peringat Arka kepada Qia.
Qia tak menjawab, ia lebih memilih melihat-lihat peralatan dan bahan yang ada di dapur.
"Bi, ada apa aja gitu yang bisa di masak?" tanya Queen.
Bi Inah tersenyum canggung, "Bibi lupa belanja non, biasanya den Arka sama non Qia suka makan di luar. Mau masak apa emang?" tanya bi Inah balik.
Mereka bertiga mendadak lesu, namun mereka berfikir apa yang akan dimakan siang ini, "Masak apa gaes?" tanya Naya.
"Spagheti aja, gampang," usul Queen.
Naya dan Qia mengangguk, "Oke. Kita beli bahannya sekarang," ujar Qia bersenang hati.
Kemudian mereka bertiga berjalan keluar melewati para lelaki yang sedang bermain PS.
"Mau kemana woy?" tanya Kenzie.
"Ke supermarket bentar," jawab Queen.
Arka berdiri meninggalkan permainannya, "Gue anterin," ujarnya.
Qia mengerucutkan bibirnya kesal, "Ka, masa lo ikut sih?! Kenzie sama Alden aja gak ikut," rengeknya.
Arka menatap Qia datar, "Gue anterin atau gak sama sekali," ancamnya membuat Qia makin kesal dibuatnya.
"Tapi kan gue pengen sama Queen, Naya. Lo mah gak seru, lagian supermarket depan doang Ka," ujarnya bernegosiasi.
Arka menggeleng, "Sekali enggak tetep enggak. Gue bukan duo curut yang bisa santai kalau cewenya pergi sendirian tanpa si cowo Qi," jawabnya.
Qia menghentak-hentakkan kakinya kesal, ia langsung menyeret tubuh Naya dan Queen.
Arka mengikutinya dari belakang, ia akan mengawasi Qia dari jauh. Karena ia tahu, Qia pasti butuh kebebasan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Qi (AFTER MARRIED)
Teen FictionSEQUEL [MY FIANCE'S SECRET] Yang belum baca MFS silahkan baca duluu, supaya tau lika-liku kehidupan mereka saat SMA. ♡♡♡ Menikah muda bagi Arka dan Qia adalah hal yang menyenangkan, diawali dari persahabatan dari kecil, lalu dijodohkan, dan sekarang...