Part 25

5.9K 463 29
                                    

Qia menatap wajah Arka yang sedang serius belajar, ia tersenyum kecil, "Ganteng banget sih jodohnya orang," gumam Qia yang terdengar oleh Arka.

Arka menoleh, "Jodoh kamu Qi," ralatnya sambil menarik tubuh Qia yang semula berdiri untuk duduk di pangkuannya.

Qia sedikit terkejut, ia berusaha menetralisir detak jantungnya yang cukup kuat. Padahal sudah bertahun-tahun mereka menjalani hubungan serius, namun masih mengalami deg-deg an.

Kemudian Arka melanjutkan menulis tugas kuliahnya yang tak kunjung ada habisnya, bisa dibayangkan posisinya seperti Arka memeluk Qia.

"Aku ganggu ya Ka?" tanya Qia sambil melihat tulisan Arka yang sangat rapi, beda seperti tulisan laki-laki lainnya.

Arka menggeleng, "Enggak," jawabnya singkat, tak menoleh sama sekali ke arah Qia.

Dua puluh menit kemudian, Arka memutar tubuh Qia kearahnya, ia menatap kedua mata Qia dengan lembut dan tersenyum kecil, kemudian tangannya terulur mengacak ujung rambut Qia gemas.

"Manis banget sih istrinya calon dokter," puji Arka sambil mengecup dahi Qia.

Qia tersenyum senang, "Hehe," cengengesnya tak tahu apa yang harus dibalas. Padahal menurutnya, Arka itu sangat tampan tapi kenapa bisa Arka memilih Qia?

Lalu Qia memeluk Arka erat, "Ka," panggilnya.

Arka berdehem dan menunduk menatap Qia. Sedangkan Qia mendongak, "Pengen nasi goreng,"

"Tapi takut kamu kecapekan," lanjut Qia menundukkan kepalanya.

Arka terkekeh sejenak, "Aku gak capek kok, turun gih, aku buatin nasi goreng," jawab Arka sambil menurunkan tubuh Qia pelan.

Qia mengerjapkan kedua matanya, "Kamu gak capek Ka?" tanyanya lagi.

Arka menatap Qia lekat, makin hari makin cantik saja Qia ini, "Enggak sayang. Aku buatin nasi gorengnya dulu ya, kamu mau disini atau ikut?"

"IKUT!" jawab Qia dengan semangat, membuat Arka harus menahan nafsunya kembali. Rasanya ia ingin sekali mengarungi tubuh Qia sekarang.

Tangan Arka menggandeng lembut tangan Qia turun kearah dapur. Sesampainya di dapur, Qia duduk di kursi depan meja bar, dengan begini ia bisa melihat Arka dengan leluasa.

Sepuluh menit kemudian, Arka memberikan sepiring nasi goreng kepada Qia. Istrinya itu nampak senang dengan nasi goreng buatannya.

Qia melahap nasi goreng itu dengan semangat, tak lupa ia menawarkan ke Arka namun Arka menolak dengan alasan masih kenyang.

Mungkin selama Qia hamil, ia tidak pernah mempunyai rasa kenyang lagi, bisa dilihat, jam sepuluh malam masih minta makan.

"Enak gak?" tanya Arka sambil merapikan poni Qia yang membuat Qia kesusahan dalam memakan nasi itu.

Qia mengangguk, "Bwangwet," jawabnya sembari mengunyah tanpa mengalihkan pandangannya kearah piringnya.

Arka tersenyum, "Pelan-pelan Qi," nasehatnya.

•••••

"Ka, aku nanti mau ke mall ya," ijin Qia.

Arka yang sedang memakan sarapannya sontak menoleh kearah Qia, "Ngapain? Sama siapa?" tanyanya.

"Pengen jalan-jalan aja, sendirian," jawab Qia santai.

Kening Arka berkerut, "Besok aja aku temenin," ujar Arka tidak mengijinkan Qia, ia khawatir akan kondisi Qia yang bisa dibilang rentan.

Ar-Qi (AFTER MARRIED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang