Part 13

6.4K 444 29
                                    

Arka menyelimuti tubuh Qia dengan perlahan, kemudian ia mencium puncak kepala Qia dengan lembut, layaknya Qia adalah seorang anak kecil.

Tangannya terulur untuk mengecek suhu tubuh Qia, ia menghela nafas pelan.

Lalu ia turun dari kasur dan menemui salah satu maid, "Bi, tolong Qia di kompres ya, panasnya gak turun-turun. Nanti kalau ada yang tanya saya kemana, jawab ke rumah sakit ya. Disana semua dokter lagi kuwalahan karena ada kecelakaan dua bis," pintanya.

Maid itu mengangguk patuh, "Hati-hati den," jawabnya. Arka ikut mengangguk, "Iya Bi, makasih ya, jagain Qia. Arka berusaha pulang cepet kok," balas Arka kemudian ia melangkahkan kakinya cepat untuk keluar dari rumahnya dan menaiki mobil.

Sesampainya di rumah sakit, Arka langsung turun tergesa-gesa dan masuk kedalam UGD. Yang benar saja, disana sudah banyak pasien luka-luka, dokter dan suster mondar-mandir.

Ia langsung menuju administrasi untuk mengambil masker, sarung tangan dan alat stetoskop yang sengaja ia titipkan di loker khusus buatannya.

Kedua matanya menatap salah satu dokter dengan keringatnya yang bercucuran, dokter itu sedang melakukan tindak medis pada salah satu korban.

Arka melangkahkan kakinya kearah kakaknya, "Bang," sapanya. Dokter Ilham menoleh, "Ka, tolong masukin intubasi di mulutnya, kita cuma berdua, yang lain lagi pada sibuk semua," pinta dokter Ilham.

Arka mengangguk, tanpa kata lagi ia langsung melakukan intruksi dari dokter Ilham.

Kemudian dokter Ilham yang mengambil alih, lalu Arka langsung menyuntikkan beberapa cairan ke tubuh pasien, "Kantung darahnya pencet Ka, suntik lagi lima mili," titah dokter Ilham dengan cepat.

Dengan cekatan yang ia dapatkan selama magang disana, ia bisa melakukannya dengan baik. Memang cita-citanya sebagai dokter itu sungguh-sungguh.

"Detaknya udah normal bang," ujar Arka memberitahu, setelah ia mengecek nadi pasien itu.

Dokter Ilham tersenyum pada Arka, "Thanks," balasnya. Arka ikut tersenyum, "Yoi, santai ae lah, gue panggil Kenzie sama Alden dulu ya, biar bisa bantu," pamitnya dan segera keluar dari UGD untuk menelfon kedua curutnya.

Meski begitu, tenaga Kenzie dan Alden cukup untuk membantu, mereka bisa membantu paramedis disini. Jika kalian tanya jurusan Kenzie dan Alden apa? Jawabannya, mereka ikut Arka.

Namun Arka salut, meski alasan mereka kuliah jurusan kedokteran tak masuk akal, mereka juga mempelajari jurusan itu sungguh-sungguh.

Setelah selesai menghubungi Kenzie dan Alden, Arka kembali masuk kedalam untuk membantu dokter-dokter yang lainnya. Sepertinya, hari ini ia akan sangat lelah.

Sedangkan disisi lain, Salma dan Adam masuk kedalam rumahnya dengan wajah lelahnya.

"Bi, anak-anak tidur?" tanya Salma kepada salah satu maid.

Maid itu menoleh, "Den Arka ke rumah sakit, kalau non Qia lagi tidur, badannya panas nyonya. Saya permisi," jawabnya dan langsung pergi.

Salma mengerutkan keningnya, "Arka ngapain ke rumah sakit ya?" tanyanya pelan.

Adma menghendikkan bahu, "Alhamdulillah dong bun, gak ada pengganggu sementara," jawab Adam santai, ralat, kelewat santai.

Salma langsung memukul keras lengan Adam, "Kamu ini! Itu anak kamu mas! Lagian dia udah nikah, jarang banget sama kita," omel Salma dan langsung pergi melihat keadaan Qia.

Ia membuka pelan pintu kamar Qia dan melihat ada satu maid yang sedang mengompres dahi Qia, maid itu langsung bergi untuk membiarkan Salma membantu Qia.

Ar-Qi (AFTER MARRIED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang