Partnya panjang bangettttt
Vote dulu!!!Happy reading!🤪
Tiga bulan sudah pernikahan mereka terlaksana, kini mereka sudah berada di rumah besar pemberian dari para orang tua.
Hubungan keduanya makin lengket, meski Arka super sibuk dengan jadwal kampus yang padat ditambah jadwal magang di rumah sakit milik ayahnya.
Bagi keduanya, nikah muda itu ada enaknya dan enggaknya. Tapi, lebih banyak enaknya.
Jadwal kampus Qia-pun juga padat, sudah banyak yang berubah di sifat mereka masing-masing.
Seperti sekarang, Qia sedang menyiapkan sarapan untuk Arka. Karena setelah mendapat ceramah dari sang mama, Qia tobat, ia harus menjadi istri yang sholehah bagi Arka.
Arka turun dari tangga, ia langsung menuju dapur untuk menemui istri kecilnya itu.
Ia tersenyum tipis, dan memeluk Qia erat dari belakang, tak lupa hobinya untuk mencium pipi Qia.
"Ka, cepet makan!" suruh Qia.
Arka mengangguk, ia melepas pelukannya dan segera duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian ia memakan makanan di depannya.
Qia juga ikut makan disamping Arka, mereka makan dengan tenang. Setelah selesai Qia menidurkan kepalanya ke meja makan.
Arka menatap Qia lekat, "Kenapa?" tanyanya.
Qia menggeleng pelan, "Gapapa, pusing dikit," jawabnya.
Tangan Arka terulur untuk memegang dahi Qia, "Gak panas," gumamnya. Ia langsung mengusap-usap kepala Qia, "Kalau mau ngampus di anterin pak Bobi ya, kalau gak istirahat aja," ujar Arka.
Qia menatap Arka, "Lo emang gak bisa nganterin gue lagi?" tanya Qia lesu.
Arka menggeleng pelan, "Sorry Qi, hari ini gue praktek. Terus langsung ke rumah sakit," jawab Arka dan mengecup singkat dahi Qia.
Qia menghembuskan nafasnya gusar, "Tapi gue pengen ke kampus sama lo, gapapa deh gue nunggu kelas, asal gue sama lo," rengek Qia.
Tangan Arka beralih untuk menggenggam tangan Qia, "Besok kalau jadwal gue gak padat, kita berangkat bareng ya," bujuk Arka.
"Lagian, kalau lo nunggu kelas bakal kelamaan, kepanasan, nanti lo kecapekan," lanjutnya.
Qia cemberut, ia ingin sekali untuk berangkat bareng dengan Arka. Sudah sekitar tiga mingguan ini mereka tidak berangkat maupun pulang bareng, selalu sendiri-sendiri.
Bahkan waktu itu sudah ada gosip jika hubungan keduanya sedang berada di atas surat perceraian. Namun dengan sifat santai yang Arka miliki, ia malah mencium bibir Qia di depan umum, lebih tepatnya di lapangan hijau di kampus itu.
Itu cukup membuktikan bahwa hubungan mereka sangat baik, namun setelah kejadian itu, Arka dihukum oleh dosennya untuk membuat lima puluh lembar makalah dan harus dikumpulkan selama satu hari.
Arka tidak menyesali perbuatannya, ia malah senang karenanya, Qia sudah tidak mendapat ejekan, wawancara tidak jelas dari mahasiswa-mahasiswi yang kepo, dan lain-lain.
Justru Qia yang menyesal, karena setelah mengumpulkan makalah, Arka jatuh sakit selama dua hari, karena Arka kelelahan.
Selama Arka sakit, Qia hanya bisa menangis. Ia tak bisa merawat Arka dengan baik, dan itu malah membuat Arka was-was sendiri disaat ia jatuh sakit.
Bahkan untuk mengompres saja, Qia menggunakan air mendidih dan tangannya melepuh gara-gara ia ingin mengambil kain untuk mengompres dahi Arka.
Akhirnya, Qia meminta tolong pada Bi Inah untuk mengajarinya mengompres dahi Arka. Setelah mengompres sesuai langkah-langkah dari bi Inah, Qia mengangkat baskom dan tumpah di depan kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Qi (AFTER MARRIED)
أدب المراهقينSEQUEL [MY FIANCE'S SECRET] Yang belum baca MFS silahkan baca duluu, supaya tau lika-liku kehidupan mereka saat SMA. ♡♡♡ Menikah muda bagi Arka dan Qia adalah hal yang menyenangkan, diawali dari persahabatan dari kecil, lalu dijodohkan, dan sekarang...