Part 12

6.9K 485 57
                                    

Qia meringis pelan saat ia merasakan sakit pada perutnya. Berkali-kali ia mengumpati Arka berbagai macam, mulai dari tumbuhan sampai hewanpun disangkut-pautkan.

Arka ikut meringis, ia tau ia salah tapi itu tadi hanya kejadian yang tidak sengaja.

"Maaf Qi," ujar Arka merengek, Qia menatap Arka sinis, wajahnya kian pucat saja, "Ssshh, lo segala jempalikan dikasur ngapain sih?! Kan gue udah bilang, jangan Dariel Rezvan Arkananta," geram Qia.

Memang benar apa yang dikatakan Qia, tadi Qia menanyakan keadaan kaki Arka, dan Arka menjawab jika kakinya sudah membaik.

Awalnya Qia hanya manggut-manggut biasa, namun Arka ingin memastikan kepada Qia agar ia tak khawatir pada dirinya.

Qia-pun heran, ia bertanya pada Arka bagaimana ia membuktikan bahwa kakinya baik-baik saja.

Dan Arka dengan pd-nya menjawab bahwa ia akan melakukan atraksi roll depan di kasur.

Qia menolak mentah-mentah atraksi Arka, itu akan berbahaya pada encok-nya. Namun Arka meyakinkan Qia dengan ngotot, bahkan mereka sampai bertengkar kecil.

Akhirnya Qia mengalah, ia membiarkan Arka melakukan aktrasi berbahaya itu dan Qia hanya melihat Arka sambil tiduran.

Arka mengambil posisi awal roll depan di sebelah Qia, kemudian ia mulai melakukan roll depan.

Dan benar apa yang dikhawatirkan Qia, bahkan lebih gak enaknya, ia tertimpa kedua kaki Arka yang meleset.

Arka yang terkejut langsung bangun dari posisi tidurnya, namun naasnya, ia lebih menimpa perut Qia, membuatnya harus roll belakang.

Setelah roll belakang, encok Arka sakit, ia ikut meringis kesakitan, dan menggumam kata 'sakit' padahal salahnya sendiri.

"Kok bisa ya gue ngelakuin gitu?" heran Arka, Qia mendelik, "Lah, ya gak tau lah! Kenapa malah heran-heran sendiri?!" kesalnya.

Arka menggaruk tengkuknya tak gatal, "Udahlah Qi, kan kita sama-sama sakit. Perut lo sakit, encok gue juga sakit. Itu namanya pasangan sejati," bujuk Arka.

Qia menjewer telinga Arka, "Itu bukan salah gue! Iya kalau gue ikut jempalikan, lah gue gak ngapa-ngapain ogeb," ketusnya.

"Makanya maapin, biar gue obatin perutnya," ucap Arka memelas, Qia melirik Arka, sebenarnya rasa sakit itu sudah sedikit hilang, namun ia heran dengan sifat Arka yang melebihi anak kecil.

Qia menghela nafasnya, "Tuh encoknya masih sakit gak?!" tanyanya ketus. Arka tersenyum, istrinya itu benar-benar menggemaskan meski galak.

Ia mengusap-usap encoknya yang merasa sakit, "Sakit Qi, tapi kalau lo pijitin pasti langsung sembuh, apalagi pijitnya disambi lo ciumin wajah gue," jawab Arka menggoda.

Qia mendengus, ia maju mendekati tubuh Arka, kemudian tangannya terulur untuk memijat pinggang Arka pelan.

"Makanya tingkah tuh jangan kayak anak kuda! Untung belum gue buang ya," omelnya.

Arka terkekeh, ia menidurkan dirinya tengkurap, "Kalau lo buang gue juga gapapa Qi, diluar sana masih banyak yang mau gue jadiin istri kedua kok, jangankan istri kedua, istri ke dua puluh aja pasti ada," sombongnya.

Qia mendelik, "Paling-paling tuh calon lo yang lain bakal masuk ke kuburan satu-satu," ujarnya mengancam.

Arka malah tertawa, "Gue bakal lindungin lah, kan gue pilih satu-satu yang bakal jadi istri kedua siapa, ketiga, keeempat, sampe ke seratus. Terus gue satuin di satu rumah, kalau ada yang mati satu, gak bakal mewek gue," jawab Arka santai.

Ar-Qi (AFTER MARRIED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang