"VERO AMORE"

Yuna

Gw adkel nya kak Arin

~Yuna

📎

Di hari Senin, waktunya Arin melakukan kegiatannya sebagai mahasiswa, Yaitu belajar.

Matahari sudah memancarkan cahaya nya. Berarti waktunya Arin berangkat.

Saat dia keluar, ada seorang gadis yang tepat berdiri di pintu kamarnya.

"Astaghfirullahaladzim."

"Rin, kamu bawa temen mu lagi ya?" Tanya gadis

"Gak tuh, mbak sakura ada ada aja."

"DI DEPAN ADA ORANG ARINIE. DIA BILANG KALO DIA ADEK KELAS MU." Ucap Sakura

"Hah?"

Sakura langsung menarik tangan Arin. Dan langsung mengajaknya ke depan kost an.

"Lho Yuna kok kesini." Ucap Arin heran

"Ya aku gak tau, aku aja gak kenal." Balas Sakura

"MBAK ARIN!" Sapa Yuna sambil melambaikan tangan

"Eh Yuna, kok kamu kesini?" Tanya Arin

"Aku mau tinggal disini." Jawab Yuna dengan pede nya

"APA?!"

Sakura dan Joy kaget dengan pengakuan Yuna. Karena saat tadi datang ia hanya bilang cuma mau bertemu Arin. Tapi ternyata dia mau tinggal disini.

"Sakura, kamar ada yang kosong?" Tanya Joy

"Gak ada sih bu." Jawab Sakura berbisik

"Kamu tidur sendiri?"

"Iya bu."

"Yaudah dia sama kamu aja. Nanti semua kebutuhan bilang ibu." Ucap Joy ke Sakura

"HAH!"

"Atau uang bayar kost saya tambah." Ancam Joy

"Baik bu, mending saya sama Yuna saja." Balas Sakura

"Nah."

"Jadi saya bisa tinggal disini?" Sekarang Yuna lah yang bertanya kepada ibu kost tersebut.

"Boleh, nanti soal pembayaran langsung tanya ke Sakura." Jawab Joy

'Aku meneh seng kene.' Batin sakura
(Aku lagi yang kena)

Memang nasib sebagai penanggung jawab di kost. Apa apa selalu dia, mulai dari cari tukang servis AC, tempat laundry yang murah, makanan kucing dan masih banyak lagi.

"Lho mbak Arin, katanya tinggal sama temennya ya?" Tanya Yuna ke kakak kelas nya itu

"Iya, cuma udah berangkat tadi." Jawab Arin

"Ooooo..."

"Kamu kuliah dimana dek?" Tanya Arin

"Di Unair kak." Jawab Yuna

"Lho ambil jurusan apa, kok aku gak pernah liat."

"Psikolog kak. Disuruh mamah." Ucap Yuna tapi dengan nada yang sedikit kecewa

"Sabar ya, siapa tau nanti kamu jadi psikologi andal."

"Iya kak."

Arin melirik jam tangannya dan melihat jarum jam yang sudah menunjuk angka 8, bentar lagi ia akan telat masuk jam pertama.

"YUNA, KAKAK BERANGKAT DULU. KAMU SAMA MBAK SAKURA DULU YA." Arin berpamitan dan langsung berlari ke luar. Dia memang tidak menggunakan alat transportasi, karena menurut dia itu ribet. Orang jaraknya deket.