"Menyebalkan bukan, ketika kamu bertemu bahkan berdebat dengan orang yang jelas-jelas kamu hindari keberadaannya."
~Senja Nayanika
---------------
Senja berjalan menyusuri koridor sekolah barunya. Hari ini adalah hari keduanya bersekolah di SMA Tunas Muda. Semoga saja, apa yang terjadi kemarin tidak akan terulang lagi.
Bertemu dan berurusan dengan kakel yang super menyebalkan bagi Senja. Meski pun dia juga cukup tampan, Senja tak memungkiri itu semua. Dia tak mau munafik berkata tidak tapi di otak iya.
Senja memasuki kelasnya dengan santai, tak lupa juga dia menyungginya senyumnya yang menawan.
Cantik. Mungkin itu pendapat semua lelaki yang melihatnya. Kulit kuning langsat, hidung mancung, mata sedikit sipit dan rambut yang hitam lurus terurai serta tubuh tinggi semampai.
"Pagi Ver!" Sapa Senja kepada Vera, teman satu bangkunya.
"Pagi juga!" Jawabnya.
"Hari ini gak ada tugas kan, ya?" Tanya Senja.
"Enggak kayaknya loh."
"Selamat ... " Ucap Senja sembari mengelus dadanya.
"Emang kenapa sih, kayaknya kok hawatir gitu?"
"Ye ... lo mah gitu. Gini deh, kalo hari awal gue masuk sekolah gue gak ngerjain PR terus gue di hukum dong? Malu dong gue dikiranya gak punya aturan."
"Hm ... iya-iya deh serah lo." Ucap Vera kemudian melanjutkan memakan cemilannya.
Untuk beberapa saat suasana hening kembali. Tidak ada percakapan di antara mereka.
"Ver!" Panggil Senja.
"Hm ... "
"Iss ... lo mah gitu gue panggil juga."
"Iya-iya kenapa? Lo kan tau gue lagi makan. Kalo gue keselek terus mati di sini kan gak lucu."
"Ya bagus dong," Kata Senja.
"Dih, bagus dilihat dari mananya coba?"
"Nih ya gue kasih tau. Seenggaknya lo mati di sekolah banyak orang yang tau. Daripada lo mati di trotoar, kan? gak ada yang tau kan? Kek sampah buangan busuk gak ada yang peduli."
"Dih ... lo kok gitu ngomongnya, orang gue cantik-cantik gini mirip sama Melly Goeslow kok dibilang kek sampah buangan?" Bela Vera sembari merapikan rambutnya.
"Apa, Melly Goeslow? Muka kek tukang toge gitu kok bilangnya mirip melly Goeslow, sadar mbak?"
"Serah lo dah, serah. Adek mah diem aja gak papa di bully terus."
"Nye... nye... nye..." Timpal Senja.
Senja dan Vera kemudian mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya. Mereka mengikuti dengan sangat fokus hingga tak terasa waktu istirahat pun tiba.
"Ver temenin gue yuk?"
"Kemana?" Tanya Vera.
"Perpustakaan, gue belum hapal betul area sekolah ini." Kata Senja.
"Halah, gak akan nyasar enggak. Kalau pun nyasar kan banyak orang lo bisa tanya mereka." Jelas Vera.
"Ya iya sih, gue juga tau."
"Emang mau ngapain sih ke perpus?" Tanya Vera.
"Mau boker, ya cari buku buat ngisi tugas dari pak Burhan tadi lah oneng." Jawab Senja sembari memukul kepala Vera pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA SENJA
Teen FictionAda rasa yang hanya jadi wacana. Ada pula cinta yang hanya jadi rencana. Ada rasa yang kalah dengan rupa. Ada pula insan yang hanya terpendam dalam aksara. Bukan takdir, kamu, atau aku. Namun semua tentang waktu. Lama dirasa yang membalas malah luka.