07. WAKTU YANG TEPAT

20 5 6
                                    

Happy reading gaess...
Sorry jarang up, ada sesuatu yang tak bisa di tinggalkan, wkaka


---------------

"Aaa...." Teriak Senja histeris. Bagaimana tidak, dia dikagetkan oleh seseorang yang dengan sengaja ingin mengagetkannya dengan diam-diam mengikutinya.

"Iss... lo tuh ya kak! Bisa gak sih sehari aja gak usah cari masalah sama gue?" Senja mengatur napasnya sehejenak.

"Enek tau gak gue liat muka lo terus lama-lama." Lanjutnya.

Gema hanya tersenyum jahil, "Terus, gue harus perduli gitu?"

"Serah lo deh kak, gue mau pulang duluan bye." Ucap Senja kemudian berlalu pergi meninggalkan Gema.

"Dih, ngambek dasar bocah lo." Sontak saja Senja menghentikan langkahnya begitu mendengar kata-kata Gema.

Senja membalikkan tubuhnya dan kembali menghampiri Gema. Sedangkan, Gema sama sekali tak berbuat apapun. Melainkan malah hanya memasang wajah sok polosnya, namun tetap saja dia tampan.

Senja menatap Gema, "Gue emang adek kelas lo, tapi gue bukan bocah ngerti!" Tegasnya.

"Terus lo itu apa? Tante gue?" Tanya Gema jail.

"Ihhh... gue itu masih imut-imut gini kok lo panggil tante sih kak?" Omel Senja.

"Tapi imut." Gumam Gema samar-samar.

"Apa kak?" Tanya Senja yang tak mendengar jelas ucapan Gema.

"Apa?"

"Tadi tuh kakak ngomong apa?" Tanya Senja lagi.

"Gak ada."

"Ada!"

"Gak!"

"Ada!"

"Iya ada." Jawab Gema terakhir, di sudah cukup lelah adu mulut dengan Senja.

"Ya udah, cepetan tadi ngomong apa?" Senja sudah tidak sabar menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut Gema.

"Dasar lo itu bocil, untung hidup" kata Gema.

"Maksud lo? Gue ini gak pantes gitu hidup, iya?"

"Emang lo tu siapa sampe segitunya nilai gue? Sodara bukan, siapa-siapa juga bukan seenak jidat lo ngatain gue?" Lanjut Senja.

"Gue cuma bilang lo bocil, kalau yang lainnya itu lo sendiri yang bilang bukan gue." Ucap Gema enteng, seperti orang yang tidak habis melakukan kesalahan.

"Terserah lo aja deh kak gue capek. Terserah, terserah, terserah." Ucap Senja sembari menghentak-hentakkan kakinya kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya lagi meninggalkan Gema.

"Ya iyalah terserah gue, kan ini mulut gue masa iya lo yang atur kan gak lucu." Teriak Gema yang masih pada tempat yang sama.

---------------

"Ini supir taksinya pada mogok kerja semua atau gimana sih? Kok gak ada satupun yang lewat." Omel Senja.

"Oo... mungkin lagi pada nonton demo omnikesleo itu kali ya?" Senja terlihat tengah memikirkan apa yang ia katakan barusan.

Sudah cukup lama dia menunggu taksi yang tak kunjung juga menampakkan diri. Awalnya sang ayah yang akan menjemput, namun tak jadi karena ada operasi mendadak. Ojek online yang dia pesan pun tak ada satupun yang tersambung.

"Mau jalan kaki aja, tapi takut. Nanti kalo kesasar lagi gimana?" Senja terlihat sedikit berpikir lagi, mungkin dia sedikit trauma dengan kejadian beberapa waktu yang lalu.

GEMA SENJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang