18. Cemas

404 57 17
                                    

*Jangan lupa kasih vote dan komen yaa. Dukungan kalian sangat berharga bagi author*

*******
"Oh, kau sudah pulang?"

Kehadiran Seung Gi membuat Suzy yang tengah asik nonton tv langsung menoleh. Seung Gi menjatuhkan tubuh lelahnya di ujung sofa, mengabaikan pertanyaan Suzy tadi yang sudah jelas jawabannya.

Ekor mata Seung Gi melirik ke tangan Suzy. Gadis itu sudah fokus menonton tv sekarang. Kakinya dilipat bersila di atas sofa sambil sesekali menyuap nasi goreng yang kini diangkat sejajar dengan dadanya.

"Apa yang kau makan?" tanya Seung Gi sedikit melongokkan kepalanya.

"Astaga, aku lupa menawarimu ya? Aku baru saja membuat nasi goreng. Apa kau mau?"

Seung Gi melihat nasi goreng itu sambil menelan ludah. Perutnya sudah merasakan lapar sejak di perjalanan pulang tadi. Namun, rasa gengsinya terlewat tinggi untuk menerima tawaran Suzy dengan mudahnya.

"Enak?"

Bola mata Suzy bergerak memutar. "Sejak kapan masakanku tidak enak?" semburnya. Pertanyaan Seung Gi berhasil menyentil jiwa sensitifnya.

"Aku kan cuma tanya." Pria itu mendengus, lalu menyandarkan punggungnya dengan tangan melipat di depan dada.

"Mau tidak?" ulang Suzy lagi.

Seung Gi masih tak memberi jawaban. Menolak, tidak. Mengiyakan, apalagi. Mukanya dipalingkan dengan raut jengkel.

"Ah, lama!" Suzy beranjak setelah menaruh nasi gorengnya yang tinggal beberapa suap di atas meja.

"Kenapa tidak dari tadi saja?" dengus Seung Gi kesal melihat Suzy berjalan ke arah dapur.

Suzy kembali tiga menit kemudian. Seporsi nasi goreng dan segelas air putih ditaruhnya di depan Seung Gi. Meski kerap bertengkar layaknya tikus dan kucing, hebatnya Suzy, dia tidak pernah melupakan perannya sebagai seorang istri.

"Tenang, saat memasak tadi aku sudah memastikan bahwa yang ku taburi itu garam dan bukan gula. Jadi, ku jamin rasanya tak akan manis," ujar Suzy seakan mengetahui isi pikiran Seung Gi yang hanya terdiam meneliti makanannya.

"Makannya di sini?" tanya Seung Gi. Seumur-umur dia belum pernah makan di depan tv. Apalagi sambil menonton tv seperti yang dilakukan Suzy. Dia tahu kebiasaan itu tidak baik bagi kesehatan.

"Makan di sini lebih nikmat," jawab Suzy enteng. Kakinya kembali dilipat bersila. Pandangannya diluruskan ke arah tv. Sesekali dia membuka mulut bersamaan sesendok nasi goreng yang disodokkan ke dalam mulutnya sendiri.

"Tapi makan seperti ini tidak sehat," timpal Seung Gi polos.

"Jika hanya sesekali aku jamin tak akan ada masalah."

"Bagaimana bisa kau seyakin itu?"

Suzy berdecak. Nasi gorengnya diturunkan ke pangkuan. Dia menoleh jengah ke pria itu.

"Berisik! Jika kau tak mau makan di sini, pergi saja sana ke dapur!" ketus Suzy sambil menunjuk ke arah dapur dengan dagunya yang terangkat.

Seung Gi mengangkat piring nasi goreng tersebut sebatas dada dan ikut-ikutan makan menuruti gaya Suzy. Dia sedang malas berdebat sekarang.

Denting sendok beradu dengan suara-suara tembakan di tv. Ya, saat ini Suzy sedang menonton film action, genre kedua yang disukainya setelah horor.

Tidak ada yang bersedia memulai percakapan dari tadi. Kedua anak manusia itu sama-sama betah diam, sibuk sendiri dengan tontonan dan makanan masing-masing.

Love Is BlowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang