17. Our First Kiss?

386 53 15
                                    

*Jangan lupa kasih vote dan komen yaa. Dukungan kalian sangat berharga bagi author*

*******
"Oh, kau?" Suzy refleks menutup mulutnya. Ya, dia telah mengingatnya sekarang. Sangat ingat malah.

"Yoo Young Jae?" sebutnya sambil bangkit dari kursi. Mata pria itu tampak berbinar mengetahui namanya masih tersimpan rapi diingatan Suzy.

"Lama tidak berjumpa, Suzy-ah. Bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Young Jae menyalami Suzy.

Suzy menunjuk kursi di seberang meja, menyilakan Young Jae duduk di sana. "Kabarku baik. Kapan kau kembali ke Korea?"

"Tiga bulan yang lalu. Aku dan hyung-ku membuka restoran jepang di sekitar sini," kata pria itu setelah duduk berhadapan dengan Suzy.

"Benarkah? Tiga bulan di Korea tapi kau tidak berusaha menemuiku? Apa kau sudah melupakanku?" ucap Suzy dengan wajah sok merajuk yang berhasil membuat tawa Young Jae lolos.

"Ya, mana mungkin aku melupakanmu. Minggu lalu aku datang ke pernikahan Yoon Hae. Aku sangat berharap bisa bertemu dengamu di sana, tapi sepertinya kau tidak hadir pada hari itu. Lalu ketika pulang aku sempat mampir ke rumahmu, tapi rumahmu kosong. Tak ada siapapun termasuk ayahmu."

Tangan Suzy berhenti mengaduk-aduk makanannya. Minggu lalu bukan hanya Yoon Hae yang menikah. Pernikahan Suzy pun digelar dihari yang sama dengan teman SMP-nya itu. Bedanya, Yoon Hae menikah di rumah, sedangkan Suzy menikah di gedung. Yoon Hae mengundang seluruh teman-temannya termasuk Suzy, sedangkan pesta pernikahan Suzy diadakan secara diam-diam.

"Oh, iya, sampai lupa. Bagaimana kabar ayahmu, sejak pesta kelulusan aku tidak pernah bertemu dengannya lagi?" tanya Young Jae.

"Ayahku baik-baik saja," jawab Suzy.

"Masih bekerja pada Tuan Seung Hoon?"

"Masih. Ayahku itu sangat jujur dan setia, abeoji tidak mungkin memecatnya."

"Abeoji?"

Bibir Suzy langsung mengatup rapat. Bodoh, kenapa mulut dan otaknya tidak pernah berkompromi dulu sebelum bicara?

"Emm, ya... Abeoji! Tuan Seung Hoon yang memintaku menyebutnya dengan panggilan itu. Katanya, dia sangat menyukaiku dan sudah menganggapku seperti puterinya sendiri."

Entah sejak kapan Suzy pandai berbohong seperti ini. Mungkin ini pengaruh dari kedekatannya dengan Seung Gi. Pria itu kan pintar sekali membuat alasan.

"Oh, begitu? Setahuku Tuan Seung Hoon hanya memiliki seorang anak dan anaknya laki-laki, bukan perempuan. Dia pasti sangat menyayangimu," timpal Young Jae, untunglah pria itu percaya-percaya saja dibohongi Suzy.

Tentu saja dia menyayangiku, aku ini kan menantunya.

Ingin sekali Suzy memamerkan jawaban itu. Tapi, tidak! Bisa celaka jika dia sampai berani mengatakannya. Seung Gi pasti tidak akan membiarkannya bernapas dengan tenang jika itu terjadi.

Suzy hanya membalas lewat senyuman. Lalu keduanya menikmati santapan masing-masing sambil berbagi cerita nostalgia tentang masalalu mereka saat masih sekolah dulu.

Suzy mulai mengenal Young Jae saat dirinya masuk SMP. Mereka dulu teman sekelas, bahkan duduk di barisan meja yang sama.

Young Jae adalah pria yang cerdas, ramah dan mudah akrab dengan siapapun. Dulu dia lumayan sering membagi contekan untuk Suzy dan Hae Na yang memang kadar otaknya masih dibawah Young Jae.

Young Jae, Suzy dan Hae Na. Tiga orang itu bukan hanya dekat di sekolah. Di luar sekolah pun mereka sering bertemu. Entah hanya jalan-jalan, mengerjakan tugas, atau nonton film di rumah salah satunya.

Love Is BlowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang