01. Gadis Pemalas dan Tuan Anti Kuman

495 67 19
                                    

*Jangan lupa kasih vote dan komen yaa. Dukungan kalian sangat berharga bagi author*

*******
"Ya, Bae Suzy! Cepatlah bangun!

"Kau tidak lihat sudah jam berapa sekarang?

"Ayo siap-siap, kita harus pergi bekerja. Awas saja kalau kau sampai membuat kita terlambat lagi hari ini.

"Ya! gadis pemalas. Ku bilang bangun!"

Gadis yang sejak tadi malam nyaman bergelung di balik selimut itu tampak menyumbat kedua telinganya rapat-rapat. Spontan ia menaikkan selimut hingga menutupi ujung kepala, lalu memalingkan tubuhnya membelakangi sang sahabat dengan mata yang masih terpejam sempurna.

"Pagi-pagi kesabaranku sudah diuji. Awas kau ya!"

Gadis berambut sebahu itu memutari tempat tidur Suzy. Tanpa aba-aba, ditariknya selimut yang membalut tubuh Suzy kuat-kuat sehingga gadis itu jatuh terjungkal ke lantai.

"Aak, bokongku..." Suzy meringis sambil mengusap-usap bokongnya yang baru saja mencium lantai.

"Ya! Jung Hae Na! Tak bisakah kau bangunkan aku dengan cara baik-baik. Kenapa kau selalu melakukan penindasan setiap kali membangunkanku?!" protes Suzy kesal. Paginya yang indah sukses diacak-acak oleh gadis bernama Jung Hae Na ini.

"Hei, gadis pemalas. Aku sudah membangunkanmu dengan cara sopan sejak 30 yang lalu. Kau saja yang terlalu susah dibangunkan. Tidurmu sudah seperti orang mati."

Suzy tak merespon cerocosan Hae Na. Usai bangkit dari lantai, gadis itu hendak naik kembali ke atas ranjangnya.

"Kau mau apa lagi?" Seperti ibu-ibu galak terhadap anaknya, Hae Na melotot sambil berkacak pinggang melihat Suzy mulai beringsut ke atas tempat tidur.

"Hae Na-ya. Ini masih jam 6. Kau tak perlu membangunkanku sepagi ini."

Hae Na mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang ditunjuk Suzy. Gadis itu menghela napas sambil geleng-geleng kepala. Tepat ketika Suzy akan memposisikan kepalanya ke atas bantal, tangan kilat Hae Na bergerak cepat merampas bantal tersebut. Ia juga menarik tangan Suzy, mencegah gadis itu kembali ke alam mimpi.

"Coba perhatikan baik-baik. Apakah jarum jam itu bergerak seperti semestinya?"

Dengan keadaan matanya yang masih redup, Suzy tampak mengerjap beberapa kali untuk mempertajam penglihatannya.

"Ah, aku baru ingat. Jam itu rusak sejak kemarin." Suzy mengucek-ucek matanya, berusaha mengusir rasa kantuk yang masih bergelantungan di pelupuk mata.

"Cepatlah mandi. Tempat tidurmu biar aku yang bereskan. Oh iya, ayahmu bilang dia sudah memasak sarapan untukmu. Tadi saat aku datang dia terburu-buru pergi, katanya pagi ini dia harus mengantar majikannya ke rumah sakit."

Hae Na terus bicara sambil tangannya sibuk merapikan bantal dan guling yang berserakan di atas ranjang. Sementara Suzy bergegas mengambil baju ganti dan membawanya ke kamar mandi. Tak sampai lima menit, pintu kamar mandi sudah terbuka lagi. Suzy keluar dengan baju ganti yang sudah melekat di badannya.

"Cepat sekali?" tanya Hae Na keheranan.

Suzy tak menggubrisnya. Gadis itu berjalan ke depan cermin dan mulai menempelkan bedak tipis ke wajahnya secara asal-asalan.

"Kau tidak mandi?" tanya Hae Na lagi.

"Tidak!" jawab Suzy enteng.

"Kenapa? Kita masih punya waktu setengah jam. Meski kau mandi selama sepuluh menit, kita tak akan terlambat. Itu sebabnya aku datang ke sini lebih awal, supaya kau punya cukup waktu untuk bersiap-siap."

Love Is BlowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang