12. Takut Pulang

308 59 12
                                    

*Jangan lupa kasih vote dan komen yaa. Dukungan kalian sangat berharga bagi author*

*******
Tidak seperti sebelumnya, hari ini Suzy dapat melewati paginya dengan tenteram. Alarm hidupnya yang biasa ribut dijam-jam sekarang, kali ini sama sekali tidak terdengar suara cicitnya.

Suzy keluar kamar dengan raut kebingungan. Pagi ini ia mendapati rumah dalam keadaan sunyi. Suzy sampai memeriksa ke seluruh ruangan, namun hasilnya sama saja, keberadaan Lee Seung Gi tidak ia temukan di sudut manapun.

Apa dia sudah berangkat?

Suzy menggeleng ragu. Jam dinding baru menunjuk angka 6 lewat 30 menit. Ini masih terlalu pagi. Mustahil pria itu berangkat kerja sepagi ini.

Tapi, kemana dia?

Gadis itu berpikir sejenak, sejurus kemudian kepalanya digelengkan dengan kuat. Untuk apa dia mencari-cari keberadaan Lee Seung Gi? Ketidakadaan pria itu justru memberi keuntungan sendiri baginya. Ia bisa bebas melakukan apa saja tanpa perlu direcoki oleh perintah-perintah Seung Gi yang tak pernah ada habisnya.

"YES!!! PAGI INI AKU BEBAS!!! YUHUUUUUU!!!" Suzy melompat-lompat girang di atas sofa. Detik berikutnya ia sudah berlari ke dapur dan mengambil banyak cemilan. Suzy membawa cemilan-cemilan itu ke ruang utama. Ia lalu menyalakan televisi dan mulai menikmati paginya yang tenang dengan ditemani beberapa cemilan beserta secangkir kopi hangat.

"Aigoo, andai setiap hari bisa bersantai seperti ini," gumam Suzy seraya berbaring nyaman di atas sofa. Ia harus bersantai sepuasnya sebelum Seung Gi datang lalu memberinya setumpuk tugas rumah yang wajib ia rampungkan dalam sehari.

"Tapi, omong-omong soal Lee Seung Gi, kemana sebetulnya pria itu pergi pagi-pagi begini?" gumam Suzy keheranan. Fokusnya tidak lagi tertuju ke benda pipih yang menampilkan suara dan gambar bergerak. Suzy meraih ponselnya. Begitu mudah ia menemukan kontak Seung Gi, lalu segera menekan tombol call ke nomor ponsel pria itu.

Terdengar nada panggilan tersambung. Suzy menunggu dengan sabar, sambil terus memakan cemilannya.

Klik!

"Dasar sialan!"

Suzy melempar ponselnya ke sembarang arah. Panggilannya baru saja di-rejeck oleh Seung Gi. Ia kembali berbaring di atas sofa sambil sesekali mengganti saluran televisi. Mulai detik ini, Suzy tidak akan mencari tahu lagi ke mana perginya pria itu. Terserah, sekalipun Lee Seung Gi tidak pulang selamanya, ia tetap tak akan mau peduli.
***

"Kau tidak pulang?"

Sebuah sapaan membuat kepala Seung Gi mendongak sepintas. Melihat siapa yang memasuki ruang kerjanya, pria itu pun kembali menelungkupkan wajahnya ke dalam lipatan tangan.

"Ada apa? Apa kau sakit?" tanya Jun Ho sembari menjatuhkan diriya di atas sofa.

Seung Gi hanya menjawab lewat gelengan lesu.

"Lalu, kenapa kau masih di sini? Jam kerja sudah berakhir sekitar 30 menit yang lalu."

Kondisi Seung Gi saat ini tentu saja membuat Jun Ho kebingungan. Yang dilihatnya sekarang, wajah pria itu tampak kusut dan berantakan. Rambutnya juga lumayan acak-acakan. Untuk seorang Lee Seung Gi yang sangat mendewakan kebersihan, hal semacam ini jelas sekali menjadi pemandangan langka di mata orang-orang yang sudah mengenalnya sejak lama.

"Seung Gi-ya," panggil Jun Ho.

Seung Gi akhirnya mendongak. Sambil menyandarkan punggungnya, pria itu tampak menatap langit-langit dengan wajah lesu tidak bersemangat.

Love Is BlowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang