06. Pesan untuk Calon Pengantin

278 52 20
                                    

*Jangan lupa kasih vote dan komen yaa. Dukungan kalian sangat berharga bagi author*

*******
Bae Suzy baru saja pulang bekerja. Begitu membuka pintu, ia langsung disambut aroma lezat masakan yang tersebar hampir ke seluruh ruangan. Tanpa pikir panjang lagi, gadis itupun langsung membawa langkahnya menuju dapur.

"Tidak biasanya jam segini Appa sudah di rumah. Kau tidak bekerja?" tanya Suzy mendapati ayahnya tengah sibuk berkutat di depan kompor.

"Tuan Seung Hoon melarangku masuk kerja hari ini. Dia menyuruhku untuk meghabiskan waktu denganmu, karena lusa kau sudah akan menikah."

Suzy terdiam sejenak. Benar, lusa adalah hari pernikahannya. Bagaimana bisa ia melupakan hari besar itu? Bahkan tadi siang ia sudah minta ijin untuk tidak masuk bekerja selama tiga hari. Tentu saja dengan alasan yang dibuat-buat. Ditambah sedikit adegan melodrama hingga boss-nya tak bisa berkutik selain memberi ijin meski terpaksa.

Lee Seung Gi melarang Suzy cerita ke orang-orang tentang pernikahan mereka, sehingga kabar ini pun hanya diketahui oleh pihak-pihak tertentu saja, termasuk orang-orang terdekatnya.

"Ada yang bisa ku bantu, Appa?" tanya Suzy kembali mengarahkan fokusnya pada sang ayah. Gadis itu menaruh tasnya di atas meja lalu berdiri di sebelah ayahnya.

"Ini. Kau potonglah sayuran ini," ujar Sung Joon yang langsung diangguki oleh Suzy.

Anak dan ayah itupun memasak dengan kompak. Kata demi kata tak henti mengalir dari mulut keduanya. Sesekali canda dan tawa menyertai obrolan simpang siur mereka.

Menu makan malam kali ini adalah bulgogi, kimchi dan jjajangmyeon. Untuk ukuran Suzy dan ayahnya yang hanya tinggal berdua, memasak lebih dari satu jenis makanan sudah termasuk makan besar bagi mereka.

"Ada apa? Kenapa Kau menangis?" tanya Suzy melihat ayahnya tiba-tiba meneteskan air mata ditengah aktivitas makannya.

Pria itu menggeleng pelan. Cepat-cepat ia menyapu air mata yang menggantung menggunakan ujung jari. Dengan dagunya, ia menunjuk mangkok yang masih setengah penuh.

"Kimchinya terlalu pedas," jawab Sung Joon beralasan. Tentu saja dia tidak berkata jujur. Suzy tahu hal itu. Ia juga mencicipi masakan yang sama, dan menurutnya level pedas yang dimaksud sang ayah masih bisa ditoleransi oleh lidah orang dewasa.

"Sungguh hanya karena pedas?" Suzy berusaha memastikan sekali lagi. Meski meragukan jawaban ayahnya, Suzy akhirnya memilih tetap diam ketika sang ayah kembali mengiyakan lewat anggukan.

Makan malam anak dan ayah itu terus berlanjut, namun kali ini keheningan terasa lebih mendominasi di antara mereka.

"Appa..." Hingga panggilan Suzy akhirnya membuka celah. Perlahan, membuat keterdiaman mereka beranjak pergi.

"Ya?" tanya Sung Joon.

Suzy membuang napas berat. Ditatapnya sang ayah cukup lama. Ada kesenduan yang melapisi netranya.

"Belakangan ini aku tak bisa berhenti memikirkan. Setelah menikah nanti, aku tak bisa lagi tinggal bersamamu. Aku harus mengikuti suamiku dan pindah ke rumah baru. Dan mulai saat itu kau akan tinggal sendiri. Apa kau sungguh akan baik-baik saja?"

Love Is BlowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang