8. Rumah Baru

319 53 51
                                    

*Jangan lupa kasih vote dan komen yaa. Dukungan kalian sangat berharga bagi author*

*******
Suzy melipat tangan sembari melempar pandangan ke luar kaca mobil. Saat ini dia dan Seung Gi sedang dalam perjalanan menuju rumah baru. Rumah yang telah disiapkan Tuan Seung Hoon sebagai hadiah atas pernikahan mereka.

Suzy menggigit bibir bawahnya. Ia benci situasi sekarang, canggung dan hening. Sejak berangkat dari rumah sang ayah mertua, tak ada satupun di antara mereka yang bersedia memelopori percakapan.

"Berapa lama lagi kita baru sampai?" tanya Suzy akhirnya. Lupakan perihal rasa gengsi. Bukankah selama ini selalu dia yang memulai. Mustahil mengharap pria ini mengajaknya bicara lebih dulu. Mungkin itu hanya akan terjadi setelah Perro dan Dezy menikah lalu punya keturunan.

"Tidak tahu," jawab Seung Gi tanpa mengalihkan fokusnya dari jalanan di depan.

Suzy memutar bola matanya. Bagus! Dia butuh bermenit-menit untuk mencari topik obrolan yang pas. Setelah ketemu, pria ini dengan mudahnya menjawab tidak tahu? Singkat, padat, dan tidak perlu lagi diragukan tingkat kecuekannya.

Lagi dan lagi, keheningan merambat di dalam mobil yang terus melaju kencang itu.

Suzy diam-diam kembali menoleh ke arah Seung Gi.

"Jangan bergerak!" pekik Suzy tiba-tiba. Lucunya, Seung Gi yang terkejut mendengar pekikan Suzy refleks menurut tanpa sempat berpikir.

"Ada apa?" tanya pria itu, bingung dan sedikit panik.

Plak!

Sebuah tamparan yang cukup keras pun mendarat di pipi mulus Seung Gi. Pria itu langsung melotot. Sementara Suzy tampak girang begitu membuka telapak tangannya.

"Lihat, aku berhasil menangkapnya," ujar Suzy sambil mengangkat telapak tangannya di depan wajah Seung Gi.

Melihat hewan kecil yang tak lagi bergerak itu, sontak saja Seung Gi menginjak rem hingga dua tubuh di dalam mobil terdorong cukup kuat ke depan.

"Ya! Apa kau sengaja ingin membuat kita celaka?" bentak Suzy sambil mengusap dadanya. Jantungnya hampir saja merosot ke perut akibat ulah pria ini.

"Singkirkan hewan itu. Aish, cepat buang ke luar! Setelah itu kau jangan berani menyentuhku lagi!"

Suzy hanya melongo, menatap pria di sebelahnya dengan alis hampir menyatu. Hanya karena seekor binatang kecil, perlukah pria ini bersikap seberlebihan itu?

Mobil kembali dilajukan. Kali ini Suzy memilih mengatup rapat mulutnya. Daripada pusing memikirkan topik obrolan yang ujung-ujungnya hanya sia-sia, sebaiknya ia tetap diam tak mengeluarkan suara.

Suzy menaruh sikutnya di bingkai jendela mobil. Pandangannya kosong, kentara sekali menandakan pikirannya tengah berkelana sekarang.

Mengenai kejadian tadi sore, rasanya Suzy tak akan pernah bisa mengenyahkannya dari ingatan. Saat di mana Lee Seung Gi hampir saja menciumnya. Catat! Hampir.

Semuanya terasa nyata dan menjanjikan. Begitu pula dengan detak jantungnya yang tidak terkendali. Tadi sore, kondisi jantung Suzy nyaris tidak baik-baik saja.

*Flashback on*

Perlahan hidung mereka pun mulai bersentuhan. Suzy spontan menutup kedua matanya. Ia mulai menghitung dalam hati.

Satu...

Dua...

Ti...

Wueeeek!!!

Love Is BlowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang