Sekarang, mulai saat ini, detik ini juga, aku muak dengan pertemuan tatap muka dalam jaringan.
Ya, sangat, sangat muak kutegaskan.
Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku bisa tertidur tenang tanpa ingatan tentang tugas yang belum rampung hilir mudik di dalam ruang sempit di dalam kepalaku yang rasanya akan meledak jika aku memikirkannya terus-menerus bahkan ketika aku bermimpi.
Sebentar, biarkan aku bernapas sejenak.
Okay, sudah.
Kau boleh mengatakan jika aku berlebihan, hiperbola, apapun entah bagaimana kau menyebutnya. Tapi, percayalah, aku yakin bukan hanya aku yang mengeluh tentang hal ini. Tentang tugas menumpuk yang tidak tahu waktu. Aku bukan seorang yang pemalas, bukan juga orang rajin yang sangat cekatan. Aku dihimpit keduanya. Terkadang sangat malas, dan terkadang sangat rajin. Itu tergantung situasi, kondisi, suasana hati, dan tentu saja niat.
Aku menyorot malas layar laptopku yang menyuguhkan sekitar tiga puluh wajah jenuh terbingkai kotak pemisah. Dosenku, Pak Chan, yang baik hati namun tegas menjelaskan dengan nada riang.
Televisi berbunyi tanpa henti, mengeluarkan beragam suara yang menemani sunyi telinga. Aku tidak tahan dengan keheningan yang membuat pendengaranku terasa berdengung, itu mengganggu. Jadi, kubiarkan saja benda kotak pipih itu menyala dan bersuara, sementara aku duduk di atas kursi di hadapan layar laptop yang ku taruh pada meja belajarku yang semrawut.
Bertopang dagu, aku mengangguk-angguk kecil seakan paham secara keseluruhan tentang materi yang dijelaskan kilat.
Drrt... Drrt...
Ponselku bergetar, sebuah notifikasi masuk. Masih dengan tangan kiri menopang dagu, tanganku yang bebas jemarinya menari-nari di atas layar ponsel. Aku tidak seutuhnya memalingkan wajahku dari layar laptop, hanya melirik dari ujung mataku.
Teman satu kelasku rupanya.
Hahahahanjisung
Katakan pada Lino hyung untuk berhenti mondar-mandir tidak jelas di belakangmu
07:48 AM
Read.Aku mengernyit, aku sendirian. Lino—teman satu kamarku di dalam kost—sedang pergi keluar dari kemarin malam, dan hingga saat ini belum juga kembali. Refleks aku memalingkan wajahku ke belakang, celingak-celinguk mencari sesuatu. Tidak ada siapapun atau apapun, aku sendirian.
Berhentilah membual, atau aku akan memukulmu
07:50 AM
Send.Dengan air muka jengkel aku mengirim pesan tersebut. Jujur saja, aku sedang tidak ingin bersenda gurau dengan siapapun. Tanpa menghiraukan pesan balasan Han lagi aku kembali melanjutkan kelas—walaupun tidak sepenuhnya menyimak. Han tahu jika Lino hyung sedang pergi keluar dari kemarin malam, aku yang memberitahunya. Dan aku yakin jika ia hanya ingin mengerjaiku. Itu saja.
Berkali-kali ponselku bergetar, namun kudiamkan saja benda itu berkicau tanpa nada. Kesal, pada akhirnya mau tidak mau aku mengeceknya.
Hahahahanjisung
Aku tidak membual, Lino hyung ada di belakangmu
07:51 AM
Read.Sungguh, aku tidak berbohong
07:51 AM
Read.Hyunjin
07:51 AM
Read.Aku benar-benar tidak bergurau, ia ada di belakangmu. Mondar-mandir tak tentu arah seperti mencari sesuatu
07:52 AM
Read.Dan entah mengapa itu membuatku takut
07:52 AM
Read.Hyunjin
07:52 AM
Read.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logika Buntu!
Fiksi PenggemarBisakah kau menebak alur ceritanya? Oneshoot, random.