Jeongguk sendiri, dia memang terbiasa sunyi namun tak sesunyi sekarang
Kosong
Hening
Dan tak ada orang peduli selain dokter dan suster yang memang di bayar
Semua gelap
Jeongguk bahkan merasa tak berguna sekarang, mama dan papa bahkan Taehyung pun tak terlihat sejak terakhir dia meninggalkan Jeongguk begitu saja
Kenapa jadi memikirkan Taehyung
"Keparat" Jeongguk bergumam
"Dimana Taeri? Apa dia jijik dengan saya?"
Keheningan itu terusik karena ada suster yang menyapa di pagi hari, menawarkan untuk sarapan.. Yang biasa di lakukan Taehyung namun lagi dan lagi harus berakhir di pembuangan
"Saya gak mau"
"Tapi tuan.. "
Suster tidak berani meneruskan atau bahkan menyanggah ucapannya
Suster melanjutkan mengecek infus dan alat oksigen Jeongguk
"Tuan.. Mau ke taman?" Sang suster melihat hawa suram di sekitar Jeongguk, berinisiatif menawarkan sebuah ketenangan di taman misal
2 menit namun tak ada jawaban yang keluar dari belah bibir sobek tempo hari milik Jeongguk
Suster memutuskan keluar untuk mengecek pasien lain, hingga
"Antarkan saya"
Suster Han, namanya.. Tersenyum lembut ke arah laki- laki tampan beraura suram dan kesepian detik ini
Menyiapkan kursi roda dan membantu Jeongguk untuk turun serta duduk hingga menata infus dan oksigen dengan tabung kecil di samping kursi roda
Sesampainya ditaman, masih sepi karena memang cukup pagi dan udara juga lumayan dingin sejuk
Senyuman tipis terbit di bibir Jeongguk saat merasakan hawa tenang di taman rumah sakit
"Pergi"
Setelah kepergian suster Han, Jeongguk sendiri.. Hingga ada sebuah benda yang mengenai kakinya
"Maafkan Yugi ya om" Suara anak laki-laki mengalun ke gendang telinga Jeongguk
Diam
"Kenapa om naik kursi roda? Om sakit apa?" Anak laki-laki bernama Yugi bertanya dengan tatapan penasaran
Dan untuk pertama kalinya Jeongguk menjawab dengan halus
"Saya kecelakaan"
"Cepat sembuh ya om, oiya nama om siapa hehe?" Cengiran nya begitu lucu menghadirkan senyuman tulus dari seseorang yang sedari tadi melihat kearah dua laki-laki berbeda umur tersebut
"Jeongguk"
"Aku pergi dulu om Jeongguk, sampai jumpa"
Senyuman Jeongguk begitu tipis nan mahal nampaknya
Taehyung tau, dia senang atas interaksi barusan yang terjadi secara nyata di depannya namun tak berani merusak senyuman kecil di wajah sang alpha yang selalu datar dan seram tersebut
"Semoga hidup mu selalu bahagia mas"
Taehyung terus melihat Jeongguk didepan sana hingga ia tak sadar ada suster yang menepuk bahunya lembut
"Tuan mari.."
Kursi roda Taehyung didorong menuju ke ruang kemoterapi
Sudah kukatakan tempo hari, Taehyung sakit fisik dan hati
Kemungkinan dia hidup tanpa bantuan medis sangat kecil, hidupnya yang susah semakin susah karena tekanan Jeongguk namun cinta membutakan segala tangisan dan kesakitan Taehyung setiap malam
Penyakit dan air mata yang harus dia tanggung sendiri, kematian yang siap tak siap harus dia sambut.. Taehyung sebenarnya tak bisa membiarkan Jeongguk sendiri, namun tuntutan hidup serta perjuangan nya belum berakhir
Bertahan atau mati?
Jeongguk merasa sedari tadi ada yang melihat dia, namun apa? Semua gelap namun dia yakin instingnya kuat
Siapa gerangan?
"Apa Taehyung?"
Tidak mungkin~ dia sudah melupakanmu Jeongguk
Pikiran pecundang seorang Jeon Jeongguk begitu lusuh dan negatif tentang si istri yang menghilang tempo hari
Halo ✋👋 saran ya kalo ada yang perlu ditambah atau dikurang, request juga oke lah 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR (KOOKTAE)
FanfictionPerjodohan yang mengakibatkan sebuah kesengsaraan untuk Taehyung karena suami kejamnya yaitu Jeon Jeongguk Saat Jeongguk sadar akan cintanya dan ketergantungan kepada sosok manis istrinya, tapi istrinya pergi karena takdir gimana? cus kepoin 🧐