Istirahat pun berbunyi. Membuat semua murid yang di dalam kelas berhamburan keluar dari kelas menuju kantin ataupun tempat yang berada di sekolah.
Farzan yang memang sudah sedari tadi rapi memasukan buku ke dalam tasnya. Sedangkan, Teman-teman nya masih memasukan buku.
"Lo duluan aja ke kantin. Gue ada perlu sebentar," ujar Farzan. Membuat Gardapati menatap Farzan, dan mengangguk.
"Oke. Jangan lama lo," sahut Gardapati. Farzan pun mengangguk, dan berjalan keluar kelas. Sebelum itu dia menepuk bahu Filo, dan berucap,"Duluan Fil."
Filo pun hanya mengangguk saja. Lalu menoleh ke belakang bangku."Dia mau kemana?" Tanya Filo.
"Ada urusan katanya. Kita di suruh duluan," jawab Garpati. Filo hanya mengangguk saja.
Mereka bertiga pun keluar dari kelas bersama-sama.
Farzan sudah sampai di tempat yang ia tuju. Yaitu di belakang gudang dekat dengan pembuangan sampah.
Dia mengetikan sesuatu ke ponselnya sambil menunggu seseorang datang.
Dilain tempat. Kelas Mika yang sedang mengadakan praktek seni budaya pun akhirnya selesai.
Mika yang masih beres-beres membersihkan mejanya pun ketinggalan temannya yang berniat ingin membuang sampah juga.
"Mau gue temenin gak? Buang sampah," tanya Alma. Mika menggeleng menolak.
"Gak usah. Gue sendiri aja bisa. Tungguin gue aja di depan pintu masuk kantin Al," tolaknya dan menyuruh Alma menunggu saja.
"Oke dah."
Mereka pun keluar kelas bersama. Namun saat ada pertigaan mereka berpisah. Karena Mika akan membuang sampah bekas praktiknya di tempat pembuangan sampah di dekat gudang sekolah.
Kenapa Mika tidak membuang sampah pada tong yang berada di depan kelasnnya.
Sejak tadi. Mungkin ia akan melakukan itu. Namun tong sampah yang berada di depan kelasnya tidak ada. Dan saat ia berjalan di setiap kelas pun tidak ada tong sampah, dan sampah-sampah pun berserakan di tempat saluran air.
Saat Mika ingin berbelok ke arah belakang. Tiba-tiba saja ia mendengar suara, dan membuat langkah Mika terhenti.
"Menurut lo. Kerjaan mana yang bisa dapetin duit banyak?" Tanya seseorang, yang menurut Mika itu adalah seorang perempuan. Yang ia sendiri tidak tahu siap itu.
"Dua-dua nya ngehasilin banyak uang. Tapi, saran gue kerja di tempat kak Alex aja," saran seseorang yang bersama perempuan itu.
Jantung Mika menjadi berdebar saat mendengar hal itu.
Dalam hati Mika bertanya-tanya. Pembicaraan apa yang mereka bicarakan hanya berdua saja di tempat sepi seperti ini.
Mika tidak boleh berfikir negatif. Mungkin saja pembicaraan mereka ini memang serius.
Ia pu menghela nafas agar hatinya tenang. Dan melanjutkan langkahnya.
Lelaki itu yang ingin melanjutkan bicaranya. Seketika kaget saat ada seseorang. Begitu juga dengan perempuan itu.
Mika melewati mereka berdua. Dengan wajah yang menunduk. Membuat lelaki itu menatap wajah Mika hanya sebelah saja.
Mika yang hatinya sedang berdebar-debar pun menutup matanya sesat. Dan baru ingat, ia tidak mengucapkan permisi kepada mereka. Seharusnya ia tidak seperti ini, gugup dan lupa.
Bagaimana jika mereka akan mengintai Mika? Dan akan mencelakankan Mika? Duh ia tidak kebayang jika hal itu terjadi.
Mengapa Mika menjadi parno sekali. Padahal mereka belum tentu seperti itu.
Ia mengembuskan nafas kasarnya. Dan membuang pikiran negatifnya lalu ia membuang sampah, tujuan utamanya datang kemari.
Lelaki itupun menatap Perempuan di hadapannya ini dengan datar."Lo mendingan pergi. Nanti gue kabarin lo lagi," usirnya. Dia pun pergi dari hadapan lelaki itu.
Murid lelaki itu menatap ke arah belakang sana. Ke arah tempat Mika berjalan, ia sepertinya tidak mengenali wajah Mika. Wajahnya sangat asing menurutnya.
Mika yang sudah selesai membuang sampah pun. Langsung saja berbalik badan untuk pergi. Dua orang yang tadi ia lewati sudah tidak ada. Membuat Mika bernafas lega.
Saat ia ingin berbelok tiba-tiba saja lengannya di pegang oleh seseorang, membuat Mika kaget dan langsung menoleh bertepatan tanganya ditarik.
Wajah datar milik laki-laki itu. Membuat Mika yang melihatnya menjadi gugup, karena sebelumnya ia tidak pernah bertatapan dengan seseorang apalagi laki-laki sedekat ini.
"L-lepasin tangan gue!" Ujar Mika, dengan wajahnya yang menatap tajam lelaki di hadapannya.
"Tadi lo dengerin apa aja. Obrolan gue sama cewek tadi?" Tanyanya, dengan wajah datar yang sangat menyeramkan.
Hawa yang Mika rasakan sudah tidak enak. Ia mempunyai firasat buruk kepada dirinya sendiri.
"G-gue gak denger apa-apa. Jadi lepasin tangan gue," pinta Mika. Tiba-tiba saja lelaki itu tersenyum sangat manis dan membuat Mika menjadi bingung. Namun tangan Mika di lepasin oleh dia, dan buru-buru Mika pergi dan berlari, karena ia takut di apa-apain oleh lelaki itu.
Dia masih saja tersenyum. Ia tidak tahu mengapa alasan ia tersenyum.
"Farzan sekarang udah gede yak. Udah punya gebetan?" Tanya Seseorang dari belakang. Sambil menepuk ringan pundak lelaki yang menatap Mika tadi. Sambil menggoda lelaki yang bernama Farzan.
Farzan hanya menoleh.
"Bukan siapa-siapa Ar," sahutnya.
"Yakin bukan siapa-siapa. Bilang aja gebetan baru lo," paksa lelaki yang memiliki nama lengkap Ardana Pradipta. Agar Farzan mau mengakui.
"Serius. Bukan siapa-siapa gue," bantah Farzan.
"Lo ngapain ke sini?" Tanya balik Farzan pada Ardan.
"Nyamperin lo. Abisnya lama banget. Si Filo udah rewel minta nenen," canda Ardan. Membuat Farzan, tertawa kecil.
"Yaudah ayo ke kantin," ajak Farzan. Mereka berdua pun pergi menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RISALAH HATI
Genç KurguAku diam bukan berarti aku bisu. Terkadang berbicara tidak selalu penting untuk di ucapkan. Begitulah sosok Mika Syahira Faeza. Yang tak banyak bicara, namun teliti dalam mengamati sesuatu. Kehidupannya yang hancur karena keegoisan orang tuan nya. M...