Part 13 ~ Dalam Khayalan~

25 4 3
                                    

Kirana tak mempedulikan candaan receh teman-teman Arka. Fokus Kirana saat ini adalah mencari sahabatnya yang menemaninya dikelas.

Kirana kini mulai duduk di kursinya. Ia mengedarkan pandangannya, mencari sosok Vanya di penjuru kelasnya. Namun sial, tak ada gadis itu disana. Bahkan tasnya pun tidak.

Kirana meraih ponselnya. Berusaha menghubungi Vanya, dan benar saja. Belum lagi ia menghubungi gadis itu. Pesan baru kini masuk ke ponselnya.

Vanya lope 👻
Kir, gue agak demam jadi Gue gak sekolah. 🤒 Lo jangan Rindu gue ya!

Kirana Bucin 💩
Yaelah demam aja lebay lo 🙄

Vanya lope 👻
Kir, Lo to ya memang gak ada sayang nya apa sama gue 🤧. tega amat jadi orang😑. Badan gue gak enak nih! Kerjaiin Pr gue ya😅

Kirana Bucin 💩
Gak ada akhlak 😌. Yaudah 😊 mending lo istirahat nanti gue sama Ayang gue bakal datang jengukin lo

Vanya lope👻
Dasar Bucin 😑!. Tapi serius ya jangan lupa bawakin coklat itu. You know lah 😂

Kirana Bucin 💩
Iya ☺

Kirana kini menyimpan ponselnya. Rasanya hari tanpa Vanya terasa jauh lebih berat. Karna selama ini dia selalu dekat dengan Vanya.

"Gue duduk sini," ucap seseorang yang menaruh tas nya tepat di tempat duduk Vanya.

"Lo ngapain disini? " Kesal Kirana.

"Nemenin lo! " Jawabnya.

Kirana sontak merasa kesal, namun ia tak ingin berdebat dengan pria, yang tak lain adalah Kafka.

Teng Teng Teng

Jam pertama kini dimulai, Ketua kelas menyiapkan murid-murid lain untuk memulai doa. Usai berdoa dan mengucap salam Kafka kini mulai mengeluarkan buku-bukunya. Walaupun rombongan genk Kafka terkenal nakal dan degil. Tapi Kafka adalah orang yang rajin dan rapi. Di depannya kini buku tertata rapi berserta pulpen dan perlatan lain yang diperlukan.

Kirana yang melihat betapa sibuknya Kafka, sontak menoleh melirik kegiatan Kafka. Kafka tersenyum sambil menaikkan satu alisnya. Membuat Kirana salting dan menatap guru. Jujur sebenarnya Kirana sedikit insecure di dekat Kafka.

Saat Kirana melihat betapa rapi dan bersihnya buku Kafka ingin rasannya Kirana menutupi bukunya agar tak dilihat Kafka. Tapi itu hanya akan mempersulitnya. Pak guru mulai menjelaskan. Dan benar saja Kirana merasa jenuh.

Kalo ada Vanya pasti dia dan Vanya sudah kabur kekantin dengan alasan ke wc. Tapi dia tak mampu melakukan nya kalau sendiri. Kirana kembali melirik Kafka. Sejak tadi Kafka sibuk menulis.

Wajah tampannya memang mencuri banyak perhatian. Matanya yang sipit khas oppa Korea, hidungnya Mancung dan rambut yang tersisir rapi. Membuatnya tampak berwibawa. Tanpa sadar mata Kirana tak kunjung lepas dari Kafka. Ternyata menatap Kafka itu menyenangkan.

"Ada apa ?" Tanya Kafka membalas tatapan Kirana.

"Gak apa. Gue bosan aja! " Jujur Kirana.

Kafka mengambil ponselnya mengeluarkan handset kabel dan menyetel musik. Kesukaannya. Sementara mata Kirana tak lepas dari pria tersebut.

'See You Letter' Bad boy (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang