Epilog

94 1 0
                                    

Kirana Vilencia Franz berjalan dengan tergesa-gesa, ditrotoar jalan sempit. Yang hanya dilalui oleh motor,  sepeda,  dan pejalan kaki.  Rambutnya terus terombang-ambing berserakan.  Namun indah dipandang mata.  Ia terus berjalan hingga matannya melirik pada sebuah taman di tengah kota. Tempat yang sudah lama tak  ia kunjungi.  Taman yang selalu rindang dan indah. 

Entah mengapa instingnya menariknya untuk  masuk. Masih ada Pohon besar yang dulu pernah ia peluk. Ia melirik tempat duduk besi dengan cat putih yang kini telah memudar. Membuatnya tersenyum dan ingin duduk kembali disitu. Sontak tubuh kecilnya kmembeku bersamaan dengan Netra coklatnya yang mengecil. Merasakan suasana yang  dulu selalu ia nanti.  Kini sebuah angin menghembus lembut  anak rambutnya.  Membuat matanya tertutup, menikmati dalam kepedihan.  Namun baru beberapa saat ia mencoba terbiasa.  Ponselnya kini bergetar lantang di kursi.  Menariknya untuk segera melirik. 

Drtttt Drtttttt Drttttt

Kirana melirik ponselnya.  Dosennya pak 'Revan' ternyata kini menelponnya. Sontak Kirana berdiri dan mulai berlari meninggalkan taman. 

Bruk,

"Apa lagi Tuhaaan..." Batin Kirana. 

Dia sangat terburu-buru tapi sialnya ada seseorang yang menabraknya, Kirana merasa kesal  ia ingin memungut kembali ponselnya, namun orang yang tadi menabraknya sudah mengulurkan ponselnya.

Mata nya memandang nanar,  pemilik mata yang mengulurkan ponsel tesebut. "Aah maaf, tadi sa-" Nafas mereka berdua tercekat, dunia terasa berhenti hanya karna mata mereka yang saling bertubrukan.

D-dia....

"Kirana, "ucap senduh Arka. Sambil memeluk erat Kirana.

Air mata Kirana terjatuh.  Selama ini ia merindukan Arka. Ia bahagia bertemu Arka.

"Gue rindu sama lo!" ucap Arka sambil mengelus kepala Kirana. 

Dibelakang Kirana Kafka sedang berdiri,  menahan sedikit keegoisannya sambil tersenyum. 

"Eh Kafka, " ucap Arka penuh kebahagiaan.  "Apa kabar ?" Tanya ramah Arka.

Kirana yang merasa segan segera melepaskan pelukan. 

"Baik,  ucap Kafka. "

"Oh ya,  Kir gue mau ngenalin lu sama... "Mata Arka menatap kaget cincin ditangan Kirana dan Kafka.

"Jadi kalian udah nikah? " Tanya basa basih Arka.

"Belum,  baru lamaran aja.  Besok pernikahannya. "jujur Kafka.

Kirana menunduk tak berani menatap Arka.  Karna hubungan pacaran mereka sebenarnya belum berakhir jelas.

"Padahal gue baru aja mau cari Kirana di Jakarta.  Mau ngelamar.  Eh rupanya udah mau nikah aja.  Yaudah semoga kalian bahagia ya. " Arka menepuk punggung Kafka.  "Gue cabut! "

Berlalu pergi meninggalkan mereka. 

"See you letter" batin Kirana kurang iklas.  "Bad boy! "Tegas Kirana dalam hati. 

-Tamat-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'See You Letter' Bad boy (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang