Part 18 -Taman 2-

16 1 0
                                    

Kirana kini duduk dikursi taman. Arka yang sudah menelpon temanya untuk meminta tolong kini berada disampingnya. Mata Kirana memandang senang ke segala arah taman. 

"Suka banget ya sama taman ini?" Tanya Arka sambil tersenyum. 

Kirana mengangguk laju. Membuat Arka terkekeh dan mengelus pucuk kepala Kirana.

"Oh ya aku ada sesuatu untuk kamu. " Kirana membongkar tasnya, mengeluarkan kotak bekal berwarna biru daru dalam tasnya. 

"Apa nih? " Tanya Arka penasaran. 

"Ayam saos pedas,  makanan kesukaan aku. " Jujur Kirana pada Arka yang membuat iris mata Arka melebar sempurna sekarang. 

"Kamu suka Ayam saos pedas? "Tanya Arka memastikan.

Kirana mengangguk menyetujuinya.  Membuat Arka terkekeh gembira.

"Ada apa? " Tanya Kirana bingung.

"Ini itu makanan kesukaan aku juga tau!  . Parntesan jodoh,  ternyata kita punya kemiripan. " ucap Arka yang dibalas cubitan gemas Kirana.

Usai makan yang cukup lama,  Kirana kini duduk di kursi sambil termenung bosan.  Karna Arka kini mulai memainkan game online favoritnya. 

"Arka!" Panggil Kirana bosan.

"Iya,  tunggu bentar ya! " ucap Arka yang asik memainkan gamenya.  Untuk menaikkan rank nya yang sering turun karna terganggu apabila di panggil Kirana.

"Ian Beveling! "Kirana mengendus kesal.  Handphonenya terasa amat membosankan saat ini karna Kirana tak suka bermain game.  Atapun terlalu lama bermain sosmed. 

Kirana kemudian membongkar isi tasnya. Matanya sedikit terkejut,  menyadari ada handset Kafka di telinganya. Karna rasa bosan,  Kirana merasa 'Tak apa menggunakan Handset Kafka, lagi pula pria itu tidak separah yang duli ia pikirkan' Batin Kirana.

Kirana memakai handset Kafka,  Dia  mengecheck pemutar musiknya. Dia memang tidak terlalu menyukai musik,  tapi bukan berati dia membenci itu.

Beberapa kali Kirana mengganti musiknya,  namun tak ada yang pas dengan seleranya. Hingga musik dari pemutar musiknya yang terakir kini dimaikan.

I like your eyes you look away when you pretend not to care
I like the dimples on the corners of the smile that you wear
I like you more, the world may know but don't be scared
Coz I'm falling deeper, baby be prepared

Kirana ingat betul kalau musik ini yang kemarin ia dengar bersama Kafka. Kirana menutup indah matanya. Bulu matanya yang hitam dan panjang memperindah mukanya yang mulus sempurna. 

Satu-persatu kenangannya dan Kafka mulai muncul satu-persatu.  Mulai saat ia dan Kafka menaiki motor saat hari malam, dan saat Kafka menggodanya di depan mini market,  saat Kafka duduk disampingnya.

Kirana membuka matanya dan teringat akan Arka.

"Ka,  coba dengar deh! Lagunya enak banget tau! " ucap Kirana terkagum. 

"Bentar ya Kir, gue masih ngegame! " ucap Arka terburu-buru, yang dibalas tatapan kesal Kirana.  Kirana membuang muka dan menyumpel kembali telinganya dengan handset tersebut. 

Love you every minute, every second
Love you everywhere and any moment
Always and forever I know I can't quit you
Coz baby you're the one, I don't know how

Kirana kembali teringat Kafka,  Kagak yang menceritakan mimpinya yang aneh,  Kagak yang membelikan temanya Vanya coklat.  Kagak yang melindunginya saat Arka mencoba menamparnya.  Bagi Kirana Kafka cukup berarti,  walaupun Kirana hanya akan mencintai Arka.  Kirana terus mengartikan lagu tersebut kedalam khayalannya tentang Arka.  Angin lembut membuat latar suasana semakin indah.

'See You Letter' Bad boy (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang