Part 4 ~Dibawah Kilauan Bintang~

41 9 0
                                    

Happy Reading💙
Jangan lupa Votenya

Arka menarik Kirana dalam pelukannya.  Mengelus pucuk kepala gadis tersebut. "Maaf," ucap Arka. Arka mungkin lupa kalau gadis yang ada dalam pelukannya. Bukan Violet yang selalu ia tenangkan dengan pelukan dan kata-kata.

Sementara Kirana masih sesenggukan dalam pelukan Arka. Ia tak mampu berpikir jauh untuk saat ini.

"Gu-gue ta-kut ge-lap. "Gagap Kirana.

"Gue disini, "ucap Arka melepas pelukan.  "lo gak perlu takut dan sekarang,  ayo kita pulang. "Bujuk Arka yang dibalas anggukan oleh Kirana. 

Arka mengambil jaketnya dari dalam tas. Memasangkannya pada bahu Kirana.  Dan beralih menghidupkan mesin motornya. Kirana membenarkan jaketnya dan naik keatas motor Arka.

Angin malam menusuk pori-pori kulit menembus kan dingin hingga ketulang. Kali ini entah apa yang merasuki alam bawah sadar Kirana, membuatnya bersender dipunggung bidang Arka. Hanya bersendee kali ini.  Kirana menatap indah bintang-bintang yang berbinar. 

Aku harap,  cepat atau lambat. Aku bisa bersama Arka untuk selamanya.  Batin Kirana.

Di jalanan besar kini motor sudah banyak berlalu lalang.  Arka merasakan getaran pada saku bajunya. Ia meraih handphone nya dan melihatnya sekilas.  Lalu membawa pelan motornya. Kirana yang menyadari Honda kini berjalan lebih pelan. Memaksanya untuk menegakkan kepala dan bertanya. 

"Ada apa? "Tanya Kirana. 

"Gak apa.  Udah mulai rame aja. Jadi agak pelan.  "ucap Arka.

Kirana melihat-lihat jalanan.  Dan matannya terpaku pada sebuah cafe yang depannya terpakir motor bersama seorang pria yang kini hendak menghidupkan motornya.

"Arka kita belok kesana ya,  kayaknya itu abang gue. "ucap Kirana.  Saat motor berhenti Kirana dengan sigap turun dari motor menghampiri abangnya. 

Rafa sedikit kaget melihat Kirana dibonceng oleh seorang pria yang tidak ia kenal. Namun ia tak mau ambil pusing mengingat ini kesalahannya. Abangnya tersenyum dan berterimakasih. Kirana juga bertrimakasih dan Arka mengangguk lalu berlalu pergi. 

Kirana kini menaiki motor Rafa, Abangnya. Ia merasa sedikit kesal pada Rafa namun ia juga harus berterimakasih.  Karna jika Abangnya itu tidaak menghilang maka moment yang tak terduga tidak akan terjadi dalam hidup Kirana.

Kirana tersenyum-senyum diatas motor hingga ia tak sengaja memeluk abangnya sambil memejamkan mata.  Abangnya kaget dan menggoyangkan bahunya berusaha melepaskan pelukan adiknya.

"Woy dek!  Lo ngapain meluk-meluk gue!  Homo lo ya! "ucap asal Rafa ke Kirana. 

"Ih enak aja homo! "Kesal Kirana tak terima.

"Terus lo ngapain meluk-meluk.  Lo kan 'boy' . Cowok kok meluk cowok. "ucap Rafa yang di balas gendikan ngeri Kirana.  "Apa jangan-jangan lo tadi pelukan ya sama cowok yang tadi itu. "Tebak Rafa asal.

"Ya gak lah.  Siapa yang mau meluk pria ter brengsek disekolah. " Bohong Kirana.  Kini pipi putih Kirana memerah. Ia pun mencubit asal punggung abangnya.

"Abang kemana kok lama jemput! " ucap Kirana mengalihkan pembicaraan. 

"Tadi ada anak cowok minta tolong antar kan.  Jadi abang antarkan.  Katanya rumahnya tak jauh dari cafe tadi.  Jadi karna rasa terimakasih.  Dia ngajak abang makan dicafe. Disitukan ada Wi-Fi geratis ya sekalian lah abang push rank.  Eh dia main game juga. Jadi kami mabar.

"APA??" Teriak Kirana.  "Tega lo bang,  telantarin adek lo cuma karna game." Kesal Kirana.

"Ya Maaf. "ucap Rafa.

'See You Letter' Bad boy (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang