part 20 ~masalah~

18 1 0
                                    

Kini Arka, Kirana dan juga Rafa ada diruang keluarga. Tentusaja Kirana memandangi Arla dengan malas, terlebih saat Arka dengan seenak jidatnya mendobrak kamar mandinya.

"Jadi? " tanya Rafa memulai pembicaraan, karna sedari tadi fia melihat adiknya memulai perang dingin dengan Arka, sedangkan Arka memilin jari-jarinya bertanda gugup dan...

"Udah bang ah, gue capek mau tidur, " ujar Kirana hendak pergi, tapi tangannya sudah terlebih dahulu ditahan oleh Arka.

"Jangan gini Kir, please" mohon Arka dengan wajah memelasnya, Kirana tentusaja tidak tega melihatnya tapi bagaimana lagi, dia masih marah dan tentu saja kesal.

Kirana menghembuskan napasnya "biarkan gue sendiri dulu, " ujarnya lalu pergi meninggalkan Arka dan juga Rafa.

Arka memandangi kepergian Kirana dengan rasa penuh penyesalan, sedangkan Rafa memandangi mereka berdua dengan aneh dan juga bingung, karna saat dia pulang habis mengantar pulang Vanya, kedua sepesang kekasih ini sedang berperang dingin.

Rafa melirik Arka "udah bagi Kirana waktu, " nasehat Rafa, meskipun dia tidak tau masalah mereka. Arka tau seperti apa penyesalan yang dimiliki oleh Arka.

****

Kirana memand langit kamarnya dengan penuh kekosongan, ada rasa aneh menjalar pada dirinya, dia merasa sesuatu hal yang besar akan segera terjadi padanya.

"Gue keterlaluan banget yah tadi sama Arka? " gumamnya.

"Ta-tapikan... "

"Aahhh gak tau aahh, pusing, " erang Kirana, dia menedang-nendang kakinya keudara, dan juga menjabak rambutnya, menghilangkan rasa sakit, dikepala dan juga hatinya.

Perlahan dia selesaikan hal gilanya tadi secara perlahan, sungguh dia lelah. Kembali menatap langit kamarnya, tanpa sadar air mata berhasil lolos tanpa ia sadari, kalian pikir mungkin ini terlalu berlebihan atau lebay, tapi sungguh dia merasakan hal yang tidak baik akan datang.

Menghembuskan napasnya lelah, Kirana memilih memejamkan matanya dan tidur meringkuk.

****

"Ngapasih ka? " tanya Bastian saat melihat kondisi sahabatnya yang menurutnya tidak baik-baik saja.

"Kita minum yok, " ajak Arka tidak memperdulikan pertanyaan Bastian.

"Gas lurr, udah lama juga nggak," seru Galang heboh.

Batian juga terlihat berbinar, mengingat mereka memang sudah sangat lama tidak menyentuh barang haram itu.

"Lo ada masalah apa? " tanya Bintang, dia tau Arka sedang ada masalah jika sudah seperti ini.

Arka hanya menanggapinya dengan senyuman yang dipaksanya.

Bintang yang melihat itu menghembuskan napasnya kasar, kemudia mengangguk.

"Gue gak ikut, " seru Kafka tiba-tiba yang baru saja kembali dari dapur.

"Lah tumben lo, kenapa? " tanya Gilang dan disetujui mereka semua.

"Kalo lo gak ikut, siapa yang bawa kita pulang, cuma lo sama Arka yang punya kadar alkohalnya tinggi, " seru Bintang, dan kembali disetujui meraka.

"Benar, ikut lah aah. Gak asik lo Kaf, " ujar Galang ikut mengompori.

"Ayo ah Kaf, soal minum Gilang yang bayarin, ya gak lang? " seru Bastian, dan dianggukan oleh Gilang, tapi dia tidak dengar apa yang dibilang Bastian tadi, dia hanya ngangguk aja melihat wajah teman-temannya yang seperti senang.

"Naahh ayo cepat-cepat, " ajak Galang lalu menarik tangan Kafka, Kafka menyerah dia mengikuti langkah teman-temannya dengan malas.

****

Kirana merenggangkan tubuhnya, dia melirik kearah jarum jam, sudah jam 8 malam rupanya.

Tak lama pintu kamarnya diketok.

"Dek bangun udah malam, siap-siap kita mau makan malam diluar!" teriak Rafa dari balik pintunya.

"Iya otw!! " balas Kirana juga ikut teriak, Kirana beranjak dia ingin besiap-siap dan mencuci wajahnya agar lebih segar, saat ingin masuk ketoilet, tanpa sadar matanya mengarah kearah pintu kamar mandinya, tanpa sadar ia tersenyum hambar mengingat hubungannya dan Arka sedang tidak baik-baik saja.

****

Kirana dan Rafa sedangan makan dikaki lima, mereka sudah biasa makan disini, menurut mereka makanan dipinggir jalan jauh lebih enak ketimbang restoran-restoran yang mahal diluar sana.

"Bang, kata Mama Papa, mereka kapan balik? " tanya Kirana sambil melahap nasi goreng seafood kesukaannya.

"Mama papa pergikan udah hampir 2 minggu, yah 2 minggu lagi lah baliknya, " jawab Rafa.

_ting_

Suara nontifikasi masuk mengalihkan atensi Kirana yang tadinya sepenuhnya berada dimakanan denpannya berganti kearah ponselnya.

Kirana mengambil ponselnya, dan pesan dari tidak orang ia membuka pesan itu, seketika dia menyetingit melihat, banyak foto yang dikirim oleh orang itu, Kirana tidak memperdulikannya pasti ulah manusia yang kurang kerjaan.

"Napa dek? " tanya Rafa saat melihat Kirana terilhat bingubg sendiri dengan ponselnya. Kirana melihat Rafa yang sedang melihatnya, Kirana menggelengkan kepalanya lalu meletakkan kembali ponselnya ditempat semula.

"Menurut lo bang, kalo gue besok kuliahnya dia AS gimana? " tanya Kirana, dia tidak tau kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu, hanya refleks.

"Yah, gak gimana-gimana, tapi bagus lah kalo lo mau kuliah yang bener, " jawab Rafa lagi dengan sekenanya.

Kirana mengangguk dan kembali melirik Rafa dengan sedikit malu? Yaah malu maybe.
"Lo gak bakal kangen gue gitu bang?" cicit Kirana

Seketika tawa Rafa meledak, "nggak lah, malahan gue bahagia karna gak ada yang bakal ganggu gue lagi, " bohong Rafa, mana mukin dia tidak merindukan adeknya itu.

Kirana melirik Rafa tidak suka dia mencebik, dan itu berhasil membuat Rafa terkekeh. Dia mencubit pipi Kirana gemas "gak mukin lah gue gak kangen sama adek gue yang imut plus cantiiik inii, baik jugaa tapi baik kek setan ke abangnya sendiri, "

Kirana melebarkan senyumanya, Rafa benar-benar moodbosternya.

****

Arka, Kafka, Bastiang, Bintang, Galang dan Gilang sudah tiba ditempat nongkring mereka dulu, sungguh ini sudah lama.

Baru saja mereka masuk kedalam, gendang telinga meraka sudah dipenuhi dengan detuman musik yang keras, mata mereka juga menangkap orang-orang yang berleok-leok ditengah-tengah kerumunan, dan aja juga yang hanya menikmatinya dengan minum santai.

Arka dan lainnya duduk ditempat yang telah disediakan, sedangkan Bastian pergi memesan Vodka yang akan mereka seduh bersama.

"Udah berapa lama yah kita gak kesini? " tanya Gilang sambil mengingat-ingat saat-saat mereka sangat nakal, tempat ini sudah seperti rumah kedua bagi mereka.

"Udah 7 atau 6 bulan, maybe? " jawab Bintang tidak terlalu mengingatnya.

Setelah itu mereka sama-sama memaikan ponsel mereka, menunggu Bastian yang ternyata sangat lama.

"Bastian kok lama banget siih, " keluh Gilang, dan disetujui mereka.

Tanpa mereka sadari dari tadi sudah ada yang mengawasi mereka.

"Let's play game, "ujar orang itu sambil memperlihatkan smriknya

Taklama Bastian datang, bersama dengan....

"Haiii"

_______

Tbc jangan lupaaa

Vote!!
Komen!!
Vote!!
Komen!!

'See You Letter' Bad boy (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang