Chapter 43b

2.6K 267 335
                                    

! Just want to remind, kalo seandainya aku up part yang udah di up sebelumnya berarti ada revisi, typo, tanda baca, dll okay? :' !

-warning; little bit smut!-
Mampuss 3905 Words! Mabok klean :v

Ada typo komen okeyyy 😋🙏


Semesta itu kejam, dan Vylan tahu ia tidak boleh lemah dalam menghadapinya. Yang kuat akan menang dan yang lemah akan diinjak. Hukum rimba masih berlaku. Vylan benci dirinya yang lemah dan bodoh. Hanya tahu menangis, menangis dan menangis. Kemudian berakhir menjadi orang tolol yang menyedihkan.

Vylan benci menjadi lemah. Dia benci tiap tetes air mata yang mengalir dari pelupuknya.

Wanita itu hancur, hatinya patah. Dunia pun tahu lantaran telah menjadi saksinya. Persetan dengan pesan sialan yang Taehyung kirimkan. Vylan bahkan tidak mengerti, kenapa pria itu dengan segaja menyuruhnya datang ke apartemennya. Untuk melihat adegan porno mereka?

"Kau melamun lagi."

Vylan terlonjak kecil, suara madu itu mengalun lembut buyarkan pikiran Vylan yang berantakan. Sejenak, melalui cermin besar dihadapannya, Vylan melirik sang lelaki yang duduk santai di bibir ranjangnya dengan kaki terlipat. Senyum keduanya terulas kecil saat sepasang iris mereka bertemu melalui cermin. Vylan kemudian berbalik, menyugar sesaat surai kelamnya saat menyahut, "aku tidak melamun, oppa. Aku berpikir."

Kim Seokjin merotasikan bola matanya malas, "itu melamun Vylannie."

Vylan mendengus tak terima, malas berdebat pula. Jadi, membalikkan tubuh membelakangi Seokjin, Vylan kembali menyelesaikan riasannya. Jemarinya menggenggam gincu bewarna merah, menimbang sejenak haruskah ia menggunakannya atau tidak. Warnanya merah, sejujurnya Vylan tidak terlalu menyukainya lantaran terlalu mencolok. Menghela napas, mengangkat bahu acuh, tanpa ragu wanita itu lantas poleskan gincu tersebut pada labium manisnya.

Entah mengapa Vylan merasa adrenalinnya terpacu. Ada perasaan menantang yang membumbung begitu tinggi, ciptakan perasaan asing yang sama sekali tak ia ketahui.

Malam ini. Pada pesta perayaan ini, ia kenakan gaun hitam yang membalut tubuhnya ketat. Bagian bahunya terbuka, pamerkan kulit porselennya juga selangkanya yang menggoda. Keinginan untuk menggerai surainya mendadak sirna, wanita itu lantas ikat tinggi surainya, tunjukan batang leher mulus yang menantang.

Melirik presensi Seokjin yang ternyata telah berdiri dibelakangnya, bertukar tatap melewati cermin. Vylan ajukan sebuah tanya, "Seokjin-ssi, aku cantik tidak?" kemudian berbalik, mendongak menghadap pria itu sepenuhnya.

Seokjin bungkam. Termangu. Terpesona. Sedikit tidak menyangka, nyatanya gadis macam gembel seperti Kang Vylan bisa semempesona ini. Mengedip beberapa kali, yang justru membuatnya tampak positif bodoh, Seokjin mengangguk, "i-iya cantik," katanya. Kemudian mengalihkan pandangannya turun dari iris Vylan dan memperhatikannya dengan seksama.

Mengernyit, menduga apa yang tengah Seokjin perhatikan sebegitu seriusnya, Vylan menaikan sebelah alis. "Apa yang oppa lihat?"

Kedua mata Seokjin terbuka lebar, melotot heboh menatap Vylan seolah ia telah menemukan sebuah hal yang menakjubkan. "Kau sadar tidak?" Seokjin menggantungkan pertanyaannya, sementara Vylan berkedip heran. Menanti.

Pria itu, Kim Seokjin yang otaknya bergeser itu, menyentuh pinggul kokohnya, berpindah pada dada, dan terakhir pipinya sendiri. Saat berujar kelewat heboh yang berhasil membuat Vylan berdecak keras karena kesal. "Pinggulmu terlihat sedikit melebar, dadamu juga tampak lebih besar, dan pipimu saja sudah seperti batal. Ini perasaanku saja atau lemak di perutmu juga bertambah? Tidak tebal sih, hanya saja tidak tampak serata biasanya."

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang