Chapter 46

2.6K 296 364
                                    

If only I knew we'd say goodbye

I wouldn't have loved you this much.

Goodbye, my dear
Leave me and be happy

Take care, my heart aching love
Don't be in pain like you were next to me

(Goodbye road - iKON)

***


Dalam kepalanya, sesosok malaikat yang selalu Taehyung ingat adalah presensi ibunya yang telah meninggalkannya. Hanya saja, kala irisnya menangkap sesosok indah yang duduk menantinya disisi mercusuar itu, secara otomatis kepala Taehyung merekamnya sebagai sosok malaikat lain dalam hidupnya.

Dalam tiap langkah yang diambilnya, Taehyung bisa merasakan hatinya lega dan berat secara bersamaan. Lega karena presensi wanita Kang disana tampak baik-baik saja dan menunggunya. Namun, terasa semakin berat saat mengingat apa saja yang sudah ia lakukan.

Sesaat, saat kedua kakinya berhasil mengantarkannya sampai disisi Vylan yang tersenyum menyambutnya. Taehyung tahu, bahwa ia kembali jatuh cinta. Taehyung akan berkali-kali jatuh cinta pada Vylan hanya dengan menatap matanya.

Karena sejujurnya, Taehyung mencintai Vylan selayak ombak yang merindukan pantainya. Tidak pernah habis dan tidak akan pernah berakhir.

"Tae, kau terlambat lima belas menit."

Menggigit ujung bibirnya sekilas, Taehyung tersenyum kecil. Agaknya sudah lama ia tak menikmati waktu tenang bersama Vylan seperti ini. Wanita itu mengulaskan senyum manis, sebuah senyum paling manis dalam iris Taehyung yang menatapnya.

Bersama perasaan sesal yang menggunung tinggi, tangan Taehyung terangkat. Menyisihkan helai rambut wanita itu kesisi wajah, sebelum akhirnya menarik Vylan, mendekapnya dalam sebuah pelukan penuh kerinduan yang sama sekali tidak bisa Taehyung jabarkan. Perasaan rindu yang carut marut berbaur dengan perasaan tidak rela yang membuatnya pening, hampir membuatnya menangis kala ia merengkuh erat tubuh wanita itu.

Menjauhkan tubuh keduanya, tangan bergetar Taehyung masih bertahan pada bahu Vylan yang menatapnya kelewat teduh. Berhasil memukul jatuh Taehyung lagi dan lagi, terus menerus. Keduanya adalah penggambaran surga dan neraka yang begitu nyata. Kang Vylan selayak surga yang sama sekali tak pantas disisi neraka sepertinya.

Mengecup sekilas dahi wanitanya, mengangkat kedua tangannya demi mengusap pipi gembil itu dengan jemarinya, Taehyung tersenyum kecil.
"Coba kita lihat, bagaimana indahnya malaikatku saat ini," ia menjeda sejenak. Memperhatikan dengan baik bagaimana sudut bibir Vylan perlahan terangkat kecil dengan iris jelaganya yang perlahan basah. Menanamkan memori ini begitu dalam pada kepalanya dan melanjutkan. "Lebih indah dari senja dan lautan. Dan lebih bersinar dibanding kilauan mercusuar."

Kendati Vylan dihadapannya tengah memasang sebuah senyum kecil yang begitu manis. Lewat tatapan teduh wanita itu, Taehyung bisa melihat semuanya. Kerinduan yang meletup-letup, kekalutan yang meradang, juga segores teror yang mewarnai bagaimana kacaunya badai di dalam sana.

"Kang Vylan," Taehyung berbisik lirih. Tak sanggup lagi menatap iris wanitanya, lantas jatuhkan kepalanya pada bahu wanita itu dan meringis pilu. "Ayo melakukan banyak hal hari ini. Lalu menutupnya dengan sebuah malam yang tidak akan pernah terlupakan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang