Chapter 34b

2.5K 301 71
                                    

Enjoyy homies💜

"Sebuah romansa cengeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebuah romansa cengeng. Begitu menurutku." Jujur saja, sebenarnya hubungan mereka yang tengah Vylan bicarakan. Kisah mereka biasa saja sebenarnya. Tidak semanis gula dengan cinta yang meletup-letup dan menggelitik mengingat Taehyung yang sudah bertunangan dengan wanita lain beserta semua rahasianya yang belum Vylan ketahui. Namun, bukan pula tentang drama duka dengan tangis ditiap adegannya. Mereka tidak semelankolis itu.

Alih-alih mendapatkan sebuah tanggapan perihal ucapannya, Vylan merasa geli karena menemukan Taehyung bergeming di tempatnya. Agaknya sosok Kim dihadapannya ini memang belum mengerti maksud dari perkataannya.

Tersenyum simpul, membasahi bibirnya sekilas. Vylan kemudian memajukan tubuh untuk memagut bibir Taehyung terlebih dahulu. Bukan sebuah ciuman dalam yang menggebu dan membangkitkan gairah, hanya tiga detik yang berlalu manis di tengah padang dan langit yang membentang.

Menepuk pipi Taehyung dan terkekeh pelan, Vylan kemudian mengusap tengkuk Taehyung dengan jemarinya saat bertanya riang setengah menggoda.

"Apa itu sebuah lamaran, Taehyung? Bolehkah aku menganggapnya begitu?"

Sesaat kemudian, Vylan bisa rasakan jantungnya semakin berdegup kencang kala Taehyung memeluknya semakin posesif. Menarik dirinya untuk mempersempit jarak. Taehyung dihadapannya menundukan kepala sebelum akhirnya terkekeh ringan, kembali mengadah untuk menatapnya, pria itu kemudian berbicara tentang dengan suara direndahkan karena sedikit malu.

"Jujur saja," Taehyung menggaruk belakang telinganya sekilas sebelum akhirnya meletakan tangan pada pinggul Vylan. "Bukan lamaran seperti ini yang aku bayangkan. Tapi Vylan, kau tentu boleh menganggapnya begitu." Taehyung menggeleng sekali, "Tidak. Kau harus menganggapnya begitu. Hari ini aku mengikatmu. Tidak ku izinkan kau melihat pria lain."

Vylan mencebik, mengangkat sebelah tangannya ke wajah Taehyung, wanita itu berujar sewot. "Mana cincinnya? Melamar wanita kok tidak ada cincinnya. Lamarannya jadi tidak resmi tahu."

"Aduh, cincinnya bisa menyusul saja tidak?"

"Tergantung," Vylan menatap Taehyung sebelum akhirnya memutar bola matanya menggoda. "Kalau cincinnya mahal, boleh."

Dengan itu keduanya lantas tertawa hangat dengan tubuh yang menempel rapat. Vylan bahkan tidak peduli jika ada orang yang kebetulan lewat lalu mengumpati mereka karena bermesraan di sembarang tempat. Seperti ucapan Taehyung yang tak lagi peduli dengan dunia, Vylan pun ingin berlaku demikian selama ada Taehyung disisinya. Lagipula apa lagi yang ia butuhkan jika dunia sendiri tengah memeluknya sekarang?

Tapi satu yang sering wanita itu pikirkan, apakah dunia yang kini memeluknya itu miliknya, atau sebuah fragmen manis yang akan terlupakan begitu saja?

Sore ini jadi sore paling indah yang pernah Vylan alami dalam hidupnya. Tapi, kenapa afeksi ini kerap hantarkan rasa sakit pula dalam hatinya?

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang