15.Mengecewakan

124 78 9
                                    

Keluarga Anya kini sedang dalam perjalanan untuk menuju kerumah sakit, seperti kata papinya dia akan membawa putri kesayangannya kerumah sakit untuk check up kalo Anya tidak mau mami sama papinya akan membawa Anya keluar negri dengan paksaan.

"Mi Anya takut"ucap Anya pelan diperlukan maminya

"Tenang sayang, mami sama papi bakal support kamu supaya kamu bisa sembuh dari penyakit kamu, udah ya sebentar lagi kita sampai"jelas Tante Wina lembut

"Papi agak cepetan ya bawa mobilnya!"suruh Tante Wina kesuaminya

"Iya mi, ini udah cepet kok"jawab om Aldevino

Anya merasakan bahwa kedua telapak tangannya terasa keringat dingin, dia sangat takut bahwa hasil check up dia kali ini membuat dirinya kecewa untuk yang ke berapa kalinya.

RUMAH SAKIT CINTA IBU.

Mobil om Aldevino terletak rapi diparkiran rumah sakit cinta ibu, setelah itu Anya sama maminya keluar dari mobil itu duluan, baru papi menyusul mereka berdua, kini mereka bertiga berjalan kearah ruangan dokter yang sudah mereka kunjungi untuk memeriksa penyakit anaknya, nama dokter itu dokter Jeno biasa dipanggil dengan pak Jeno.

RUANG PAK JENO.

Tok...tok...tok....

"Masuk!"suruh pak Jeno yang didalam ruangan

"Ah pak vino masuk masuk"suruh pak Jeno saat melihat keberadaan Aldevino beserta istri dan anaknya

"Iya, terimakasih Jen"ucap om Aldevino berjalan kearah meja pak Jeno diikuti sama Tante Wina dan Anya

Sedikit info: jadi pak Jeno dan om Aldevino itu berteman sejak mereka kuliah, jadi mereka memanggil dengan sebutan nama saja.

"Anya kamu kenapa? Muka kamu pucat?"tanya pak Jeno saat menyadari bahwa muka Anya terlihat pucat

"Gak pa..."ucap Anya terpotong

"Iya nih pak Anya dari pulang sekolah mukanya pucat, tapi saya tanyain katanya gak kenapa Napa saya khawatir jika penyakit anak saya kambuh"jelas Tante Wina yang merasa cemas

"Tolong ya Jen angkat penyakit anak saya secepat mungkin"pinta om Aldevino

"Saya juga belum bisa memastikan win Vin, kalian berdua sudah tau bukan jika penyakit Anya itu sudah tersebar keseluruhan tubuhnya, mungkin kecil harapan kita untuk bisa mengangkat penyakit Anya"jelas pak Jeno dengan nada prihatin

"Kenapa penyakit Anya gak bisa diangkat? Anya ingin hidup seperti orang biasanya ya Allah"batin Anya sedih

"Sekarang kita periksa ya ada perkembangan atau tidak, Anya langsung baring aja"suruh pak Jeno supaya Anya baringan diatas brankas yang ada disini, Anya mengangguk patuh

Pak Jeno mengambil alat alat untuk meriksa Anya, setelah semua alat sudah tersedia pak Jeno mulai meriksa Anya dengan teliti, awalnya wajah pak Jeno biasa biasa saja kini menjadi wajah yang sedih. Pak Jeno kembali duduk dikursi dokternya, sedangkan Anya dan Tante Wina duduk didepan pak Jeno, kalo om Aldevino berdiri disamping Anya.

"Gimana hasilnya Jen?"tanya om Aldevino penasaran

"Hmmm, maaf Vin mungkin penyakit Anya tidak akan bisa disembuhkan karna kanker Anya sudah tersebar di seluruh tubuhnya dia"jawab pak Jeno dengan nada pelan

"Maksud bapak anak saya tidak bisa disembuhkan?"tanya Tante Wina dengan air mata sudah mengalir, Anya pun sama dia tak percaya bahwa penyakitnya seganas ini

"Iya, kanker darah Anya sudah masuk stadium 4 dan itu susah untuk disembuhkan karena itu sudah termasuk kanker yang paling ganas"jelas pak Jeno sambil memegang tangan Anya

Friendzone {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang