"Ma...mami, pa...papi, kepala any... Anya sakit bang...banget"guman Anya yang terbaring lemah diatas kasurnya
"Ma...mami, pa...papi!"lanjut Anya yang sedikit lebih keras
"Papi, itu Anya manggil kita ya?"tanya Tante Wina ke om Aldevino yang sedang nonton diruang TV
"Ya udah yuk mi mungkin Anya butuh sesuatu"ucap om Aldevino dan berjalan kearah kamar Anya dan diikuti sama Tante Wina
Clek....
"Ma...mami, pa...papi"ucap Anya pelan sambil memegang kepalanya
"Sayang! Kamu kenapa?"tanya Tante Wina yang langsung menghampiri Anya dengan rasa panik
"Ma...mami, Kep...kepala Anya sak...sakit"jelas Anya yang terbantah
"Papi! Ayok bawa Anya kerumah sakit! Mami takut Anya kenapa Napa"suruh Tante Wina dengan nada yang lumayan tinggi karena dia sangat panik saat ini, om Aldevino tanpa ba bi bu langsung menggendong Anya ala bridal style dan menuruni anak tangga satu persatu hingga akhirnya mereka bertiga masuk kedalam mobil dan menuju kerumah sakit Cinta Ibu.
"Sayang kamu yang tahan ya, sebentar lagi kita sampai"ucap Tante Wina yang memeluk tubuh Anya
"Ke... kepala Anya sakit banget mi"ucap Anya pelan
"Iya sayang mami tau, sebentar lagi kita sampai yang tahan ya, papi cepetan dong bawa mobilnya!"perintah Tante Wina ke om Aldevino, dan langsung om Aldevino menambah kecepatan
.
.
.
"Sumpah ya Han gue baru mimpi apa semalem, akhirnya gue ditembak sama Alde"seru Miska ke Hana, mereka berdua kini sedang nongkrong disalah satu kafe terfavorit kota Jakarta"Enak dong"ucap Hana b aja
"Enak banget Han sumpah mana lagi ya Alde ngasih gue cincin"jelas Miska sambil memamerkan jari manisnya yang dikelilingi sama cincin kecil
"Hmmm, kok Lo bisa terima Alde bukannya Lo gak suka sama dia?!"tanya Hana heran
"Gue itu sebenarnya suka sama dia, tapi gue belum yakin aja mangkanya gue bersikap kayak gitu sama dia, tapi karna dia udah meyakinkan gue untuk jadi pacarnya ya udah gue terima dong ya kali gue tolak ntar rugi"jelas Miska panjang lebar
"Oh"ucap Hana dengan bibir yang berbentuk O
"Tuh bibir mau gue tabok apa?"kesal Miska ke Hana, Hana tak merespon ocehan Miska
"Udah yuk pulang Han udah malam nih"ajak Miska
"Hmm ya udah yuk"jawab Hana dan segera bangkit dari tempat duduk
RUMAH SAKIT CINTA IBU.
"Penyakit Anya semakin parah Vin"ucap pak Jeno yang merasa gagal untuk menyembuhkan putri temennya itu
"Dari penyakitnya Anya ya itu efek sampingnya batuk darah sama sakit kepala yang begitu sakit"lanjut pak Jeno, saat ini Anya tertidur diatas brankas karna efek infus
"Jen, gue harus bawa Anya berobat kemana lagi? Dibandung udah dan diluar negri juga pernah, gue bingung Jen harus bawa Anya kemana lagi"pasrah om Aldevino
"Papi, kita gak boleh menyerah demi putri kita Pi, mami gak mau Anya menderita kanker darah seperti ini terus menerus"tolak Tante Wina
"Saya akan mencoba sekuat mungkin untuk mengangkat penyakit Anya, mungkin Anya akan kami rawat untuk beberapa hari"jelas pak Jeno
"Iya dok saya setuju, rawat aja anak saya biar dia bisa sembuh seperti semula"kata Tante Wina yang mengiyakan
"Kanker darah Anya sudah stadium 4 harapan terkecil Anya hanya bisa bertahan hidup beberapa bulan"ucap pak Jeno dengan nada kecil
"Jen! Lo jangan sembarangan kalo ngomong! Anak gue pasti kuat dan sembuh dari kankernya itu! Jadi gue mohon Lo jangan asal ngomong itu sama aja Lo doa in anak gue cepat mati!"bentak om Aldevino yang tak terima
"Maaf Vin, saya gak bermaksud seperti itu, itu cuma hasil dari penelitian saya aja, insyaallah kehendak Allah lebih jauh dari penelitian saya"jelas pak Jeno yang merasa bersalah
Keesokan harinya......
SMA GARUDA.
"Turun gih"suruh Haru ke Hana
"Sabar Napa! Gak lihat apa gue lagi benerin rok gue!"kesal Hana
"Bodo amat gue kagak peduli!"ketus Haru
"Thanks udah mau anter gue bye!"pamit Hana yang sudah turun dari motor Haru dan meninggalkan Haru sendirian diparkiran
"HANA!"teriakan Miska yang sedang berlari kearah Hana
"Apa?!"tanya Hana datar
"Kantin yuk"ajak Miska
"Baru juga sampe udah mau kekantin aja!"ketus Hana
"Gue belum sarapan tadi, udah yuk lapar nih"jelas Miska yang langsung menarik tangan Hana menuju kekantin
"Rame banget!"batin Hana
"Hay kak"sapa adkel
"Hay"sapa balik Miska, sedangkan Hana hanya tersenyum
"Ngapain Lo senyum senyum hah?!"tanya Miska tak santai
"Suka suka gue!"ketus Hana sambil duduk dikursi kantin, dan akhirnya pesenan mereka berdua datang yang kang somat bawa
"Miska sayang"panggil Alde saat mau duduk disamping Miska
"Ih Al kan udah gue bilang jangan alay, geli tau"jelas Miska yang merasa geli
"Hehehe maaf ya beb"ucap Alde dan mencubit pipi Miska
"Fiks, gue disini jadi nyamuk! Kalo gitu gue duluan bye!"pamit Hana dan meninggalkan Miska dan Alde
"Tuh, gara gara Lo Hana ngambek"ketus Miska ke Alde, Hana yang belum begitu jauh dari meja Miska dan Alde tiba tiba Laskar datang dan nyamperin Hana
"Udah selesai sarapannya?"tanya Laskar disamping Hana sambil mengimbangi langkah kaki Hana
"Udah!"jawab Hana datar
"Bohong! Buktinya bubur ayam Lo masih utuh tadi"jelas Laskar
"Kalo udah tau ngapa nanya!"datar Hana
"Rooftop yuk"ajak Laskar mengalihkan pembicaraan
"Malas, capek!"jawab Hana tak santai
"Mau langsung kekalas nih?"tanya Laskar, dan Hana mengangguk
"Ya udah yuk biar gue anter"lanjut Laskar
"Searah juga!"sindir Hana, sedangkan Laskar ketawa pelan
"Belajar yang pinter biar masuk ke universitas impian"jelas Laskar ke Hana saat mereka sudah berada didepan kelas 12 MIPA 2
"Tau juga!"jawab Hana
"Habis pacaran ya?!"tanya Haru ke Laskar saat Laskar baru duduk di kursinya
"Maksud Lo?"tanya Laskar bingung
"Udah berapa lama pacaran sama Hana? Gue lihat lihat semakin dekat aja ya Lo berdua"jelas Haru ngelantur
"Lo kenapa sih har? Gue gak ngerti maksud Lo barusan apa?!"tanya Laskar bingung
"Elo itu harus tau diri las! Lo udah ditolak sama Hana tapi kenapa masih ngejar ngejar Hana hah?!"tanya Haru
"Lo tau dari mana kalo gue ditolak sama Hana?"tanya Laskar
"Hana sendiri yang cerita, selamat ya atas tolakan nya"ejek Haru
"Lo kenapa jadi gini sih har?! Lo ngatain gue iya?! Kenapa Lo seneng hah?!"tanya Laskar dengan nada tinggi
"Tentu! Tentu gue seneng lihat Lo ditolak sama Hana, seneng banget malah!"jawab Haru tertawa sinis
"Haru Haru! Lo slalu iri ya sama gue kenapa hmm? Dari pas jaman masuk sampai jaman sekarang masih iri sama gue? Iya, Lo iri sama gue?!"tanya Laskar dengan nada mengejek
"Gue gak iri sama Lo sat!"bentak Haru
"Kalo gak iri jadi apa dong? Kesaing? Iya takut kesaing hmm?"tanya Laskar
.
.
.
.
Friendzone
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone {COMPLETED}
Teen FictionJangan percaya jika persahabatan dengan berlawan jenis itu awet dan tidak mempunyai perasaan terhadap temennya. Mustahil jika itu tidak terjadi, dan dikisah ini menceritakan tentang persahabatan seorang lelaki dan seorang perempuan, apakah bisa pers...