perasaan Shasa

613 27 1
                                    

Setelah Abhi mengantarnya pulang Shasa langsung ke kamar dan untungnya ibu tirinya belum pulang. Entah apa yang dikerjakan alasannya bisnis ini itu. Shasa malah bersyukur tidak ada dia, serasa hidupnya damai. Kalau ada, kata-kata sindiran apa lagi yang keluar dari mulut manisnya yang bisa membuat ayahku percaya dengannya. Padahal dalam hidupnya selagi bisa jujur Shasa akan bicara apa adanya. Setelah membersihkan diri dan mengerjakan kewajibannya Shasa berbaring di rancang empukny memang lebih empuk kemana-mana ranjang hotel Abhi. Shasa jadi flaskback ke saat-saat adegan mesranya bersama Abhi apalagi saat dirinya berani lebih dulu mencium Abhi.

"Arghhh.... kata Shasa Frustasi mengacak rambutnya.

" Aduh kenapa tadi aku menciumnya lebih dulu, semoga saja mas Abhi tidak berpikir aku sudah profesional dalam hal ciuman "Monolog Shasa

Setelah kejadian di hotel Shasa merasa hubungan dengan Abhi tidak dapat diteruskan lagi, dia takut terlalu jatuh cinta kepada Abhi dan bisa menyakiti istri dan anak-anak Abi. Langkah pertama yang diambil Shasa adalah mengganti no HP dan selalu menyibukkan waktu antara kuliah dan bekerja. Hal itu dilakukan untuk melupakan Abhi. Shasa tahu Abhi pasti menghubungi teman-temannya dan menanyakan no HP tapi Shasa juga tidak memberikan no HP kepada Sahabat-sahabatnya. Dia hanya memberikan no telepon rumah saja jadi kalau urgent ART nya bisa memberitahu sesudah dia pulang kerja. Hampir sebulan Shasa tidak berkomunikasi dengan Abhi, Shasa yakin pada akhirnya Abhi akan menemukannya dengan kekuasaan yang dia punya. Sebenarnya selama seminggu ini Abhi mengirim beberapa orang untuk mengikut gerak gerik Shasa dari Bangun sampai tidur lagi.

Abhi tenang ternyata Shasa kerjanya cuma Kuliah dan bekerja kalaupun hangout ke mall baca buku cari riterature untuk bekalnya menyusun skripsi.

Menurut informan Abhi, Sebenarnya Shasa masih mencintai Abhi tapi tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu.

" Tuan.... maaf saya mendengar percakapan nyonya dengan sahabatnya kalau ditanya bagaimana keadaan hubungan kalian nyonya jawab baik-baik saja sambil senyum tapi tidak semanis biasa. Kalau saya lihat tatapan mata seperti sedih. "Kata karyo

" Beberapa hari saya mengikuti nyonya ke kafe yang lumayan mewah, saya pikir nyonya mau pacaran nyatanya nyonya menolak lamaran pilot yang dijodohkan kedua orangtua. Nyonya minta pria itu untuk tidak meneruskan perjodohan mereka karena nyonya sudah mencintai orang lain. "Lanjut Tony

" berhenti memanggilnya nyonya apalagi nanti di depannya, dia orang yang sangat sederhana walaupun orangtuanya berkecukupan. Dan ingat jangan menatap wajahnya kalau kamu masih mau matamu utuh" Kata Abhi sambil tersenyum dengan laporan anak buahnya ternyata kekasih memang apa adanya

" Maaf tuan saya hanya mau liat ekspresinya saja. Anda benar tuan kadang saya lihat dia jalan kaki sampai kampus mana lagi siang bolong. Tapi dia selalu senyum kalau ada yang menegurnya. sepertinya sepanjang jalan dia ke kampus semua mengenal wajahnya karena keramahannya. Kenapa mbak Shasa jalan kaki ke kampus ya padahal di rumahnya ada tiga motor nganggur? Dan pakaian begitu sederhana tapi tidak memudarkan kecantikannya". Lanjut karyo

"Shasa itu tinggal dengan ibu tiri hanya untuk bisa kuliah dan ayahnya sering bekerja keluar kota. Ibu tiriny sering nyindir-nyindir kalau menggunakan fasilitas rumah dan dari semester 3 dia sudah mandiri. Dia mengajukan beasiswa dan kerja sana sini biar bisa cepat selesai kuliahnya. Ternyata mata dan hati saya tidak salah pilih, selain cantik Shasa memiliki banyak kelebihan dalam dirinya. Dia tidak pernah menanyakan apa jabatan dan meminta apapun selama kami kenal. Tapi dia tidak munafik kalau saya berikan apapun dia terima tapi sebelumnya dia bertanya tidak ada balasannya kan soalnya Gaji Shasa kecil. Dia juga tidak mau kalau saya kasih lebih dari 500rb katanya kayak cewek bookingan saja. Kata Abhi sambil menerawang mengingat kebersamaan mereka.

Orang Ketiga ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang