Chapter 27

2.8K 382 8
                                    

Jungkook melangkah pelan memasuki halaman rumah besar keluarga Park, ia mengangkat tangannya untuk merapikan penampilannya yang sedikit berantakan.

Setelah menerima telpon dari ibu Jimin, ia langsung melesat pergi karna hal yang akan di bicarakan adalah hal yang sangat penting. Tapi Jungkook belum tau, hal penting apa yang akan di bicarakan.

Yang jelas, hal penting itu menyangkut tentang Jimin.

Perasaan Jungkook sedikit tidak enak, mungkin karena efek ia tadi berpikiran hal buruk jadi moodnya ikut menjadi buruk.

Sebenarnya ia bisa saja menolak permintaan ibu dari Jimin. Jungkook takut jika moodnya buruk dan menjadi tidak sopan pada wanita paru baya itu, tapi tidak enak juga jika menolak langsung.

Jadi terpaksa Jungkook mencoba membuat moodnya sedikit naik saat perjalanan ke rumah Jimin.

Tok tok tok

Jungkook mengetuk perlahan pintu kayu berwarna putih itu, menunggu beberapa detik sebelum pintu itu terbuka menunjukan kepala pelayan keluarga Park.

Ia langsung di tuntun ke ruang tengah, seperti kedatangannya memang sedang di tunggu disini.

"Jungkook! Sudah datang rupanya!" Saat Jungkook baru saja sampai di ruang tengah, suara ibu Jimin terdengar memekik senang. Wanita paru baya yang melahirkan Jimin itu mendekatinya, memeluk dirinya sebentar dan menuntun untuk duduk di sofa.

Bahkan Jungkook belum mengatakan apapun. Jungkook malah kebingungan, ia mengerutkan keningnya melihat beberapa orang sudah berada di sana, duduk sambil tersenyum kearahnya dengan penuh arti.

Dan yang paling membuatnya terkejut, kenapa orang tuanya ada disana juga?

"Ayah? Ibu? Kenapa kalian ada disini?" Tanya Jungkook pada dua orang tuanya itu. Mereka hanya tersenyum sambil menatapnya.

"Nanti juga kau tau." Jungkook makin kebingungan, ia memainkan jemarinya dengan gugup.

Kenapa perasaannya sedikit gusar? Seperti sesuatu hal yang besar akan terjadi tidak lama lagi.

"Jungkook mau minum apa?" Jungkook sedikit menoleh saat bibi Park menyentuh lengannya dengan lembut.

Entah kenapa Jungkook merasakan aura kebahagiaan keluar dari ibu dari Jimin ini.

"Ah.. Air putih saya bibi," Ucapnya di akhiri senyuman tipis. Bibi Park mengangguk dan menyuruh salah satu pelayan rumah mengambilkan air untuk Jungkook.

Suasana di ruang tengah ini sedikit canggung untuk Jungkook, rasanya sudah lama sekali keluarga mereka tidak berkumpul.

Dan setaunya, ibu dan ayahnya sedang sibuk di Busan. Kenapa mereka sempat-sempatnya untuk datang kemari?

Karna pemikiran itu, Jungkook semakin merasakan perasaan yang tidak enak.

Tapi semua orang di ruangan ini terlihat tidak terlalu memperdulikan kebingungannya.

Tap tap tap tap tap.

Jungkook yang tadinya masih sibuk berpikir apa yang akan terjadi disini langsung menoleh ke arah pintu masuk.

Ada banyak langkah kaki mendekat dari arah sana. Dan sedetik kemudian ia mengerutkan alisnya bingung melihat siapa yang datang.

"Maaf kami terlambat."

Jungkook melihat disana ada empat orang. Dan saat mereka datang, suasana terasa sedikit suram dan canggung.

Jimin, Taehyung dan kedua orang tua Taehyung. Mereka datang bersamaan

Sial. Ada apa ini.

.

.

.

Jungkook memijat pelipisnya mendengar perdebatan para orang tua disini. Kepalanya pening karna mendengar keluh kesah, pendapat dan perdebatan tiada ujung ini.

Mereka sedang rapat keluarga, dan ini adalah hal yang genting. Sangat sangat genting.

Bagaimana tidak penting? Mereka membicarakan Taehyung tidak bisa memberikan anak dan orang tua Jimin ingin Jungkook menikah dengan Jimin.

Benar dugaannya, ada hal yang tidak beres akan terjadi. Dan dari apa yang Jungkook tangkap dari perdebatan ini hanya satu.

Mereka ingin seorang anak, dan Jungkook di jadikan sebagai alat yang mungkin bisa memberikan anak nantinya. Dengan kata lain ia di manfaatkan oleh mereka semua.

"DIAM! CUKUP!" Teriak Jungkook dengan kuat membuat mereka semua terdiam.

"KALIAN INI KENAPA?! KALIAN PIKIR MENIKAH, PUNYA ANAK DAN DI AMBANG CERAI ITU HAL YANG TIDAK HARUS DI PIKIRKAN?!" pekik Jungkook sambil berdiri dari duduknya. Nafas Jungkook memberu kasar.

Ia menatap mereka semua satu persatu dengan sangat kecewa. Matanya berkaca-kaca, semua ini di luar pemikirannya.

Ia tidak mau hal ini terjadi. Ia memang ingin menikah dengan Jimin, sangat ingin. Tapi tidak dengan jalan menyedihkan seperti ini.

Harga diri Jungkook terinjak.

"Jungkook.. Bukan begitu maksud kami nak." Jungkook mendengus kencang dengan kesal mendengar ibu Jimin bersuara. Ia mengepalkan tangannya, emosinya sudah tidak bisa di bendung lagi.

Jungkook berdecih, ia menelan ludah kasar dan menunjuk mereka semua dengan emosi.

"Kalian semua tau?! Aku tidak sudi jika harus memberi keturunan pada mereka berdua! Memberikan mereka anak dan kebahagiaan tanpa memikirkan perasaanku bagaimana?!! Kalian pikir aku wadah pembuat anak?! Kalian memanfaatkanku! Menjijikan!" Pekiknya lagi dengan suara hampir hilang. Ia benar-benar kecewa pada mereka semua.

Bisa-bisanya mereka berpikiran jahat seperti itu agar rumah tangga Taehyung dan Jimin bahagia dengan hadirnya seorang anak di antara mereka.

"Jungkook, aku mohon tenang dulu." Ucap Jimin yang sedari tadi hanya diam, tidak tau harus apa untuk melerai perdebatan mereka.

Pria manis itu mendekat ke arah Jungkook, ia mengelus lengan kekar Jungkook dengan lembut.

"Ini bukan karna masalah anak saja. Taehyung sudah menyepakati sesuatu denganku dan aku boleh memilih kebahagiaanku. Dan itu dirimu."

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang