Chapter 35

1.9K 132 14
                                    

Jam sudah menunjukan pukul sebelas siang namun kedua mata itu masih terpejam dengan damai. Bahkan suara bising di sekitarnya tidak mengganggu sama sekali. Dan sosok yang masih bergelung di dalam selimut itu makin memeluk guling dengan erat tidak memperdulikan juga seruan di balik pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Taehyung-ah bangun. Ayo makan dulu." Entah ini panggilan keberapa dan Taehyung—sosok di atas kasur—masih betah untuk tidur.

Lebih tepatnya ia tidak ingin bangun dari ranjangnya, ia memang sesekali akan tertidur namun beberapa saat kemudian ia akan kembali terbangun. Tidurnya benar-benar tidak nyenyak dari dini hari setelah pulang dari Jepang.

Ia mabuk namun tidak semabuk itu sampai melupakan apa yang terjadi tadi malam di rumah sakit Jepang. Memang beberapa ingatannya ada yang lupa dan hilang, namun satu hal yang terus ada dalam pikirannya.

Jimin, istrinya tengah hamil.

Semua pertanyaan hinggap di pikirannya, kemungkinan baik dan buruk ia pikirkan dengan penuh kehati-hatian. Sebenarnya ia hanya tidak ingin mengakui jika istrinya hamil anak Jungkook. Atau itu memang benar anak Jungkook? Atau bukan? Itu anaknya kan? Atau bukan? Semua pertanyaan itu terus berputar dalam otaknya, pusing sekali memikirkan masalah rumah tangganya yang sepertinya tidak ada ujungnya ini.

Perlahan Taehyung bangun dari tidurnya, ia mendudukan dirinya di tengah kasur lalu menatap sekilas foto pernikahannya bersama Jimin. Walau memang benar-benar sederhana, ia merasa jika mereka bahagia. Atau hanya ia yang bahagia?

Selama ini Taehyung tidak tau perasaan Jimin yang sesungguhnya dalam rumah tangga mereka. Jimin memang istri yang baik untuknya, tapi apa ia juga suami yang baik untuk Jimin?

Tentu saja jawabannya tidak.

Taehyung sudah tau lebih awal jika ia mandul, dan hal itu membuatnya sangat frustasi. Ia dengan sengaja menyewa jalang dan banyak mengajak tidur para rekan kerja juga bawahannya di kantor. Jimin tau, sangat tau hal menjijikan itu namun istrinya masih mau bertahan.

Atau Taehyung lah yang menahannya untuk tetap bertahan dalam hubungan tidak sehat ini?

Tapi Taehyung juga sangat mencintainya, walau tidak bisa di abaikan jika ia suka bermain dengan wanita di luar sana.

Apa benar Taehyung mencintainya? Atau pria tampan itu hanya terbiasa dengan Jimin di sisinya dan akan merasa aneh jika Jimin pergi darinya?

Pusing. Taehyung sampai merasakan pening yang tak kunjung reda karena memikirkan banyak sekali pertanyaan yang tidak jelas.

Ia harus mengistirahatkan otaknya sejenak. Taehyung memutuskan untuk kembali berbaring, ia memejamkan matanya dan sudah siap untuk kembali tertidur.

Tok tok tok

"Taehyung, bangun. Ada Jimin di bawah."

Sraak!

Taehyung yang tadinya sudah akan tertidur langsung tersentak bangun. Menyibakan selimutnya kasar dan langsung keluar kamar dengan tergesa.

Ia berlari menuruni tangga dan mendapati sosok manis duduk di sofa ruang tengah dengan segelas teh hangat di tangan kirinya.

Tanpa sadar Taehyung tersenyum, ada perasaan rindu pada istrinya walau sebenarnya semalam mereka kan bertemu. Bertemu di acara pertunangan istrinya lebih tepatnya.

"Jiminie." Panggil Taehyung dengan lembut, dan sosok manis itu menoleh. Terlihat sekali Jimin sedikit berbeda hari ini. Taehyung sampai sedikit meragukan jika di hadapannya ini adalah istri cantiknya.

"Duduklah Taehyung-ah." Ucap Jimin setengah berbisik, ia menepuk sisi sofa dan menatap Taehyung yang duduk di sebelahnya dengan canggung.

"Jiminie.. Aku—

"Langsung saja Tae, aku sudah menyiapkan surat cerai jauh hari sebelum pertunanganku."

Deg.

"J-jimin.." Taehyung menatap Jimin dengan terkejut luar biasa, ia menarik tangan Jimin dan ia genggam dengan kuat.

"Taehyung, mengertilah.." Pria tampan itu menggeleng kuat, ia menunduk dan mulai menangis sampai air matanya turun membasahi lengan kekarnya.

"Aku mencintaimu Jimin.." Isak Taehyung dengan putus asa, ia merasakan dadanya sesak. Ia menggeleng kuat saat Jimin hendak menarik lengannya menjauh.

"Taehyung.." Jimin melirih, ia menghela nafas dan mengelus lembut punggung tangan Taehyung.

"Jimin.. Kau sudah berjanji hiks.. Walaupun kau bersama Jungkook.. Kau masih hiks istriku sayang hiks.. Maafkan aku, kumohon sayang.. Hiks.." Taehyung menangis makin kencang, ia meremat makin kuat jemari Jimin yang ia sadari jika cincin pernikahan mereka sudah tidak ada disana.

Taehyung meraung, ia menjerit penuh putus asa, ia menggeleng kuat dan menunduk untuk menciumi punggung tangan Jimin. Lebih tepatnya jari manis Jimin dimana biasanya tersemat indah cincin pernikahan mereka.

"Tae..."

"Tidak hiks.. Jiminie.. Hiks hiks.."

"KIM TAEHYUNG!"

Deg!

Taehyung yang tadinya masih menangis kencang refleks berhenti, ia menoleh melihat ibunya yang menatapnya takut dan bingung.

Pria tampan itu terdiam, ia masih terisak saat menyadari suara yang memanggilnya itu suara ibunya

Eh..?

Sosok hangat itu menatap Taehyung dengan tatapan yang Taehyung tidak tau artinya apa.

"Tae.. Kau.. Bicara dengan siapa, sayang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang