Chapter 16

3.8K 420 16
                                    

Jimin lagi-lagi menghela nafasnya gusar dengan mata yang tertutup dan bibir yang di kulum dengan ragu. Kepalanya bersandar pada jendela mobil dan tangannya memijat pelipisnya yang pening.

'Hyung, aku ingin mengatakan sesuatu. Tentang semuanya yang tidak masuk di akal ini. Besok temui aku di caffe dekat rumahmu.'

Jimin mengigit bibir bawahnya kuat saat mengingat perkataan Jungkook saat mereka berada di kamar tadi. Ada rasa penasaran dengan hal yang akan Jungkook sampaikan karna percakapan mereka membahas tentang hubungan Jungkook dan Lisa tadi. Sedikitnya Jimin berharap sesuatu dari penjelasan Jungkook.

Namun ia tidak mau terlalu memikirkannya, apapun yang Jungkook katakan tidak akan mempengaruhi dirinya lagi. Sudah cukup ia merasa bersalah bertahun-tahun pada suaminya.

Jimin sedikit melirik pada Taehyung, suaminya itu fokus menyetir dengan tatapan datar, Jimin langsung tersadar jika selama setengah perjalanan mereka, tidak ada satupun percakapan yang terlontar.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, entah dari mana Jimin berpikir jika Taehyung tengah menahan sesuatu dalam dirinya.

Deg

Taehyung.. Tidak menguping pembicaraannya dengan Jungkook tadi kan?

Entah dari mana pemikiran itu langsung memenuhi otaknya, dan perasaannya mulai tidak enak.

"Taehyung-ah." Panggil Jimin pelan dan tangan yang mengelus bahu Taehyung lembut.

"Hm? Kenapa sayang?" Jawab Taehyung tanpa menoleh menatap Jimin, pandangannya masih terpaku pada jalanan yang cukup sepi itu.

Jimin menangkap ada yang berbeda dari suara Taehyung, suara suaminya terdengar begitu dingin dan sedikit kesal. Jimin benar, Taehyung pasti tau ia berada di kamar bersama Jungkook tadi.

Pria manis itu hanya pasrah, Taehyung terlalu banyak menyimpan sesuatu dari dirinya. Entah itu untuk kebaikan dirinya, Taehyung sendiri atau pernikahan mereka. Taehyung tidak pernah mau untuk membuka suara jika ada yang mengganggu dirinya.

Jimin perlahan mendekat pada Taehyung, kepalanya bersandar pada bahu Taehyung dan tangannya mengelusi paha Taehyung dengan sensual. Hal itu membuat Taehyung sedikit hilang fokus menyetir, diam-diam Taehyung tersenyum.

Jika Jimin seperti ini, maka istrinya itu sedang mencoba membuat dirinya lebih baik. Jimin paham jika ia sedang berada di mood yang parah.

"Tae.. Aku ingin bayi." Bisik Jimin dengan bibir yang mengecupi dari pipi hingga leher suaminya, dan Taehyung mengerang dengan tangan yang meremat stirnya.

"Iya sayang, kita buat malam ini ya." Jimin hanya mengangguk dan mengelusi penis suaminya yang mulai terbangun dari tidurnya. Ia menurunkan resleting celana Taehyung dan mengelusi penis yang masih tertutup celana dalam itu.

Menghiraukan Taehyung yang sedari tadi mencoba memperingatkan jika mereka sedang di mobil dan Taehyung harus fokus menyetir.

Pria manis itu malah memainkan penis Taehyung dengan lidah yang menjilati leher Taehyung sensual.

Dalam hatinya ia terus memikirkan tentang Jungkook, namun ia segera menepis itu semua. Jimin memilih untuk fokus memberi Taehyung kenikmatan daripada memikirkan orang lain selain suaminya.

'Aku harus mempunyai anak darimu secepatnya Tae, agar aku bisa mencintaimu dengan tulus.. Dan melupakan Jungkook dalam hidupku.'

.

.

.

Jimin mengerang kecil dengan matanya yang perlahan terbuka, suara alarm membuatnya terpaksa untuk membuka mata dengan keadaan badan yang pegal.

Sekilas ia menatap jam yang menunjukan pukul setengah enam pagi. Jimin lalu mendudukkan dirinya di kasur dan melihat ke sisi kanan ranjangnya setelah mematikan alarmnya, senyum terpasang indah di bibirnya dengan cepat.

Taehyung masih tertidur di sebelahnya, tubuh kekarnya tidak memakai apapun. Dada dan lehernya terdapat kissmark buatannya malam tadi. Belum lagi perutnya yang terdapat cairan miliknya yang sudah kering.

Melihat itu Jimin merona hebat, semalam ia benar-benar agresif bermain bersama Taehyung. Ia begitu menggebu-gebu dan menyuruh Taehyung terus memenuhi lubangnya dengan cairan Taehyung.

Jimin ingin cepat mendapat anak dari Taehyung, tanpa sadar ia mengelus perutnya dengan senyum kecil.

"Aku punya perasaan bagus, mungkin yang ini akan berhasil dan kami akan punya anak." Gumam Jimin dengan kekehan manisnya, semoga saja doa mereka cepat terkabul dan Jimin bisa sepenuhnya mencintai suaminya.

Drtt drtt drtt

Jimin yang tadinya masih mengkhayal tentang ia yang hamil sedikit tersentak saat suara getaran ponsel di meja sisi kasur terdengar.

Ponsel suaminya berkedip disana, ia menoleh melihat Taehyung yang masih betah tertidur. Jimin mengangkat bahunya dan melirik sekilas ke dalam layar ponsel Taehyung.

Jennie Kim❣  is calling. . . .

Jimin sedikit mengerutkan keningnya melihat nama yang tertera di ponsel suaminya dan ada foto seorang wanita cantik di sana. Sebenarnya ia tak masalah siapapun yang menelpon Taehyung pagi-pagi begini, namun kenapa nama penelepon ini ada tanda hatinya?

Tak lama ponsel Taehyung berhenti berkedip dan getarannya hilang. Jimin sedikit menoleh pada Taehyung kembali, pandangannya mulai menyelidik wajah suaminya.

Sedetik kemudian ia menghela nafasnya, segera ia mendekati tubuh Taehyung dan menggoyangkan sedikit tubuh kekarnya.

"Tae, bangun. Kau harus pergi bekerja hari ini." Ujar Jimin sambil mencubiti pipi suaminya dengan gemas. Taehyung hanya bergumam dan kembali melanjutkan tidurnya.

"Taehyung ayolah, aku harus pergi hati ini." Taehyung mengerang dengan mata yang sedikit terbuka melihat Jimin sudah berdiri di sisi ranjang.

Tubuh polos istrinya terlihat jelas di depan matanya langsung, dan hal itu membuat Taehyung langsung tersadar dari kantuknya.

"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung sembari duduk di kasurnya. Ia memperhatikan Jimin yang sudah bersiap akan masuk kamar mandi.

"Bertemu teman, cepat bangun dan mandi di kamar mandi luar. Aku juga harus bersiap."

"Sayang mandi bersama saja,"

"Tidak!"

"Ah sayang ayolah~"

Jimin menggeleng tegas sambil terkekeh melihat Taehyung mulai merajuk dengan bibir yang tertekuk kesal di atas kasur.

"Sudahlah, kau akan terlambat Tae," Ucap Jimin dengan langkah kaki yang ia bawa mendekati pintu kamar mandinya. Namun sebelum ia membuka pintu kamar mandi, ia menoleh ke arah Taehyung yang tengah meregangkan ototnya.

"Ah iya Tae, ada yang menelponmu tadi." Taehyung langsung menatap Jimin dengan sebelah alis yang naiknaik saat Jimin kembali berujar.

"Siapa? Pagi-pagi begini?" Jimin hanya mengangkat bahunya tidak tau lalu membuka pintu kamar mandi di depannya.

"Namanya Jennie tadi saat aku lihat."

Setelah mengatakan hal itu, Jimin langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa melihat reaksi kaget Taehyung mendengar perkataannya.

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang