Chapter 1

6.6K 608 42
                                    

"Jimin, kau sudah mengandung?"

Lagi dan lagi, pertanyaan entah yang ke berapa kali itu terdengar kembali di meja makan. Pria manis dengan rambut cokelat itu mendongkak untuk menatap wanita paruh baya yang bertanya padanya tadi.

"Ah.. Belum ibu." Ucap Jimin - pria manis itu- dengan senyuman kecil, ia sedikit melirik pria tampan di sebelah kanannya dan sedikit menyenggol lengan pria itu.

Pria yang tadinya sedang meminum air di gelas itu menghela nafas mendapat kode dari Jimin. Pria tampan itu tersenyum dan menurunkan tangannya untuk menggenggam tangan mungil Jimin, pria yang menjabat sebagai suaminya, Kim Taehyung.

"Ibu, kami bahkan baru menikah sebulan. Ayolah, mana mungkin Jimin langsung hamil?" Ucap Taehyung sambil terkekeh dan mengelusi punggung tangan Jimin.

Wanita paruh baya yang menjadi ibu dari Taehyung balas terkekeh dan menatap keduanya dengan hangat.

"Maafkan ibu, ibu hanya tak sabar untuk mendapat cucu." Ucapnya lalu kembali memakan makan malam mereka sambil berbincang dengan ayah Taehyung.

Jimin yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas gusar, setiap hari di tanyai pertanyaan yang sama cukup membuatnya stress.

Memang benar, mereka baru saja menikah sebulan dan tak mungkin Jimin bisa langsung hamil dengan cepat. Semuanya butuh proses dan usaha, mereka selalu berusaha dan berdoa setiap hari agar di beri kepercayaan untuk mengurus seorang anak di keluarga kecil mereka.

Tapi jika Tuhan masih belum mengijinkan, mereka bisa apa selain terus berusaha dan berdoa?

Tap tap tap.

"Hallo semuanya! Aku pulang!"

Suasana yang awalnya terasa hening dengan beberapa perbincangan singkat itu langsung heboh saat ada seorang pria tampan lainnya datang dengan tas belanja di kedua tangannya.

"Jungkook-ah!" Pekik ibu Taehyung bangkit dari duduknya dan menghampiri sosok pria itu dan memeluknya dengan erat. Seperti seorang ibu yang tidak bertemu sangat lama dengan anaknya.

Jimin yang melihat itu hanya tersenyum kecil lalu melambai pada pria itu dan di balas dengan lambaian dan kedipan mata jail.

Jungkook -pria tersebut- melepas pelukannya dan memberikan satu tas belanjanya pada ibu Taehyung.

"Itu untuk ibu, aku membelinya dari London." Ucap Jungkook lalu menghampiri pria paruh baya yang tersenyum lalu merentangkan tangannya menyambut pelukan Jungkook.

"Selamat datang nak." Jungkook tersenyum lalu melepas pelukannya dan memberikan satu tas belanjaan lain pada ayah Taehyung.

"Ini spesial untuk ayah."

"Ah, terima kasih nak. Kau memang yang terbaik."

Jungkook tersenyum dan melangkah mendekati Jimin dan Taehyung yang sigap berdiri lalu memeluknya.

"Kemana saja kau hah?! Kau bahkan tidak datang di pernikahanku!" Ucap Taehyung dengan nada yang pura-pura kesal. Jungkook terkekeh mendengarnya sambil merangkul bahu Taehyung.

"Hyung tau kan aku ini sibuk."

"Jadi kau lebih memilih mementingkan kesibukanmu dari pada datang ke pernikahanku hm?"

"Tentu saja, kau tidak penting."

"Sialan kau Jeon."

Semua orang di sana tertawa geli saat melihat Taehyung mencekik Jungkook dengan lengannya dan Jungkook memekik kesakitan disana. Jimin sendiri menggeleng geli dengan kelakuan mereka berdua.

Jeon Jungkook, pria tampan itu adalah sahabatnya dan Taehyung. Mereka berteman sejak masa Sekolah Menengah sampai sekarang.

Mereka bertiga memang selalu bersama kemanapun, tempat kumpul mereka adalah rumah Taehyung. Tidak heran jika ayah dan ibu Taehyung tidak merasa asing dengan Jungkook.

Saking dekatnya mereka, bahkan ibu Taehyung selalu mengira jika Jimin berpacaran dengan keduanya.

Namun Jimin malah menikah dengan Taehyung pada akhirnya. Jungkook juga mengatakan jika ia sudah mempunyai kekasih, tapi mereka tidak pernah tau siapa yang menjadi kekasih Jungkook.

"Aku membelikan baju bayi untuk kalian. Kalian pasti suka, aku tidak tau jenis kelamin bayi kalian nanti apa. Jadi aku beli dua pasang, untuk bayi laki-laki dan perempuan. Itu sangat imut," Jimin yang tadinya masih tertawa langsung berhenti dan menunjukan muka yang sedikit tersinggung saat Jungkook berkata disana.

"Hey mana ada, Jimin belum hamil Jungkook-ah. Dia sepertinya belum bisa memberikan cucu."

"Huh? Belum? Yak Taehyung hyung! Kau bagaimana sih? Main lebih sering!"

"Suutt sudah sudah, ayo makan Jungkook."

Jimin tersenyum paksa pada mereka dengan tangan yang meremas ujung bajunya. Perkataan mereka sedikit menyakiti hatinya, ia tau mereka semua bercanda. Namun tetap saja, semuanya terasa menyakitkan.

Taehyung sendiri hanya bisa menghela nafas dan melepaskan Jungkook, ia melihat pada istrinya yang murung, ia segera duduk di kursinya lagi dan mengelus lengan Jimin dengan lembut.

"Hey, sayang lihat aku." Jimin yang tadinya menunduk menatap lantai dengan perasaan campur aduk menoleh sedikit ke arah Taehyung. Ia melihat Taehyung tersenyum kecil dan menarik tengkuknya lalu mencium keningnya dengan mesra.

"Jangan terlalu di pikirkan, semuanya akan baik-baik saja, kau tau kan mereka hanya bercanda hm?" Ucapnya lirih sambil mengelus pipi Jimin dengan lembut. Jimin tersenyum lalu balas mengelusi pipi Taehyung dan bergumam lirih di depannya.

"Iya Tae, terima kasih, sayang." Balasnya dengan lembut lalu mereka terkekeh dengan manis dan melanjutkan makan malam yang hangat itu.

Tanpa memperdulikan sepasang mata yang menatap mereka dengan sendu.

.
.
.
.

Ini masih acak acakan banget ya ampun :" maafkaan. Nanti aku bakal perbaikin lagi ya next chap biar alurnya lebih jelass.

Tapi tapi tapi tapi

Next or nah? :"

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang