Chapter 11

4.8K 464 31
                                    

Flashback (?/End)

.

.

.

"T-tapi Jiminie.. kenapa? Kenapa kita harus berpisah?!"

"Tae, aku tidak ingin menjelaskannya."

"Jimin! Setidaknya berikan aku alasannya!"

"Kau tidak akan mengerti Tae."

Brak

"ARGHHH PARK JIMIN!!"

Tiga tahun berlalu, tahun ini cukup berat untuk Jimin. Ia benar-benar berada di posisi yang sangat menyedihkan menurutnya.

Ia berpikir tidak ada seorangpun yang mengerti dirinya dengan baik. Bahkan Taehyung sekalipun.

Nenek Jimin baru saja tiada lusa kemarin, ayah ibunya pergi ke luar negeri dan tidak bisa pulang, ia juga baru saja di pecat oleh perusahaan tempatnya bekerja beserta tempat kerja paruh waktunya dan hal yang lebih parah.

Ia melihat Taehyung berduaan bersama gadis lain di saat ia tengah bersedih seperti ini.

Jimin mengirim Taehyung pesan jika ia ingin berpisah setelah tidak sengaja melihat Taehyung bersama gadis lain di caffee tempatnya kerja paruh waktu tanpa sepengetahuan Taehyung.

Beruntungnya shift Jimin sudah selesai jadi ia bisa pulang tanpa melihat kejadian mengerikan itu.

Dan sesuai dugaannya, Taehyung akan ke rumahnya meminta penjelasan pesan yang baru saja ia kirimkan. Namun Jimin tidak mau memberikan penjelasan lebih, ia ingin Taehyung menyadari sendiri kesalahannya.

Dan kini Jimin hanya bisa mengigit bibirnya takut mendengar Taehyung berteriak kesal di balik pintu rumahnya. Ia baru saja melakukan hal yang mungkin akan ia sesali, namun ini yang terbaik menurutnya.

Ia memutuskan untuk benar-benar mengakhiri hubungannya bersama Taehyung begitu saja karna ia merasa di khianati Taehyung. Ia kecewa dengan Taehyung yang Jimin pikir berselingkuh. Memang, Jimin belum mendengar penjelasan Taehyung.

Tapi tetap saja, Jimin kecewa dan tidak mau tahu dengan apapun alasan Taehyung. Ia hanya sedang dalam posisi dimana semua orang bersalah.

Hubungan mereka memang membaik setiap tahunnya, namun ini adalah tahun terberat untuk Jimin. Ia tidak mau mendengar penjelasan Taehyung yang pasti akan menyakiti perasaannya.

"Jimin.. Aku mohon.. Salahku apa..?" Jimin makin mengigit bibirnya kuat saat mendengar Taehyung berkata dengan nada pasrah di balik pintu.

"Tidak ada yang salah Tae, sudahlah. Aku lelah."

"Jimin! Please! Apa salahku hum? Kita bisa bicarakan baik-baik."

"Tae.."

"Jimin.. Please.. Please please please.."

Jimin menghela nafasnya pasrah, ia menjauhi pintu dan berjalan ke kamarnya tanpa memperdulikan Taehyung di balik pintu rumahnya.

Ia menidurkan tubuhnya di kasur dan menatap langit rumahnya dengan sendu. Tahun-tahun berlalu sangat cepat, banyak hal yang terjadi pada dirinya.

Semenjak Jungkook pergi, ia merasa jika dunianya sedikit tidak berarti walau ada teman dan keluarga beserta Taehyung yang mengisi dunianya.

Namun tetap saja ia merasa hambar. Berpisah dengan Taehyung saja sangat biasa untuknya. Tidak ada sedih walau ia kecewa pada Taehyung.

"PARK JIMIN! JIKA KAU TIDAK KELUAR AKU AKAN BUNUH DIRI!"

Deg

Jimin yang tadinya akan menutup matanya untuk beristirahat mengakhiri hari ini, sedikit terkejut saat teriakan Taehyung terdengar dari luar kamarnya.

Ia buru-buru bangkit dan membuka gorden jendelanya, dan hal yang ia lihat setelahnya membuat ia berteriak keras.

Ia melihat Taehyung memegang kapak yang biasanya di pakai ayahnya jika menebang kayu untuk kayu api unggun di rumahnya. Ia ngeri sendiri saat Taehyung mengarahkan ujung tajam kapak itu ke lehernya dan wajah Taehyung penuh dengan air mata dan ekspresi sedih mendalam.

"KIM TAEHYUNG! APA YANG KAU LAKUKAN!" pekik Jimin sambil menjauh dan segera pergi keluar rumahnya. Langsung saja ia menghampiri Taehyung yang berada di sisi rumah tempat dimana langsung menghadap kamarnya berada.

"Jika kau meninggalkanku, aku akan meninggalkan dunia Jimin. Aku tidak main-main!" Ucap Taehyung saat Jimin berjalan mendekatinya, ia menangis dengan pilu. Terseguk menatap Jimin yang mengatakan ingin berpisah dengannya.

Apa salahnya? Kenapa Jimin ingin meninggalkannya?

"Taehyung! Jangan seperti ini!"

"Tidak!! Aku akan seperti ini jika kau meninggalkanku!"

"Taehyung!"

"Menikahlah denganku Jimin."

Deg

Jimin membulatkan matanya tidak percaya saat Taehyung baru saja melamarnya dengan cara yang ekstrim. Ia kebingungan, perasaannya kacau kembali, ia bimbang.

"Taehyung.. aku-

Sreet

"KIM TAEHYUNG!!!!"

Jimin berteriak kencang saat Taehyung mengores lehernya cukup panjang dengan kapak. Pemuda itu terlihat menahan sesak nafas dan membulatkan matanya tak percaya jika ia melukai diri sendiri.

Ia menggoresnya tipis namun darah keluar banyak sekali dari lehernya, rasanya nyeri dan perih. Ia tidak mengira jika sesakit ini.

"Taehyung!! Kau gila! Tolong!! Seseorang tolong!! Tolong!!" Taehyung mengerjap melihat Jimin yang panik sambil memeluk tubuhnya yang terbaring lemas. Pikirannya kosong dan ia tidak tau apa yang merasukinya sampai ia seperti ini.

"Jimin... meni-kahlah d-denganku." Ucapnya lagi sambil meremas lengan Jimin yang mengelusi pipinya. Jimin sudah menangis keras di depannya, air mata kesedihan yang mendalam.

Air mata yang sama saat ia melihat Jungkook pergi meninggalkankan Korea.

Apa rasa cinta Jimin juga besar untuknya?

"BAIK! BAIK AKU AKAN MENIKAH DENGANMU IDIOT! JADI KAU JANGAN MATI!!"







.

.

.

From; (tidak di ketahui)

Jimin hyung, merindukanku? Aku akan pulang ke Korea sebentar lagi.

Apa kau masih menunggu kedatanganku?

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang