Chapter 4

4.9K 555 24
                                    

"Jungkook, ayo pulang. Kau mabuk sekali." Jungkook mengerang keras dengan kepala yang terasa pening. Tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya, mencoba untuk mengurangi rasa pening kepalanya.

"Pulang kemana? Rumahku sudah dimiliki orang lain Lis," Lisa hanya bisa mendesah pasrah saat Jungkook mulai meracau kembali.

Gadis cantik itu hanya terdiam dan memperhatikan mata Jungkook yang berkaca-kaca. Pria itu seperti menahan sesak di dadanya, nafas Jungkook tidak beraturan dan desahan kesal selalu terdengar dari belah bibirnya.

"Tempatku kembali sudah di miliki orang lain Lis." Ujar Jungkook lagi sambil mengusap wajahnya kasar. Ada perasaan dendam dan kesal yang mendalam dalam dirinya.

Lisa hanya terdiam dan mendengarkan keluhan Jungkook yang sedang mabuk, pria Jeon ini memang lebih banyak mengeluh jika kesadarannya sudah mulai hilang.

"Hanya dia satu-satunya yang mengerti aku, hanya dia yang ada di dalam pikiranku jika aku sudah lelah dengan kehidupanku." Jungkook terkekeh miris dengan air mata yang turun dari ujung matanya. Suaranya semakin serak dan sesekali akan hilang saat berbicara.

"Tapi pada akhirnya, ia hanya menganggap diriku sebagai seorang adik." Kali ini Jungkook tertawa sinis dengan tangan yang meraih botol wine dan menuangkannya ke gelas. Ia mengangkat gelasnya dan memperhatikan cairan merah dengan alkohol itu dengan senyum kecil yang menghiasi wajah tampannya.

"Itu salahmu tidak mengatakan perasaanmu padanya." Jungkook yang tadinya akan meminum wine di gelasnya refleks berhenti saat Lisa berujar dengan tatapan yang sulit di artikan otaknya yang sedang dalam mode lambat mencerna sesuatu.

Perlahan bibirnya melengkung keatas dan sedetik kemudian ia tertawa sangat keras sambil memegang perutnya. Lisa yang melihatnya menaikan alisnya sambil mengangkat bahunya acuh.

Respon yang sama saat ia menanyakan hal itu pada Jungkook yang sedang mabuk berat. Jungkook akan tertawa keras namun dengan nada yang menyakitkan di telinga, Lisa sudah tau respon Jungkook akan seperti itu.

"Ya, itu salahku. Aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaanku hingga Kim Taehyung mencuri kesempatan itu." Dan jawaban yang sama selalu Lisa dapatkan dari belah bibir merah itu.

"Tapi setidaknya kau tau, jika Jimin tidak mencintai dirimu saat ia menerima Taehyung untuk menjadi suaminya, kan?" Jungkook hanya mengangguk-anggukan kepalanya saat Lisa bertanya kembali.

"Ya, aku hanyalah salah satu dari jutaan orang yang mengharap delusi yang sama yaitu hidup bahagia selamanya bersama orang yang di cintai. Apa aku salah terlalu berharap jika mereka tidak akan pernah bahagia dalam pernikahan mereka Lis?" Lisa mengerjap saat mendengar pertanyaan Jungkook untuknya ini. Ia mengerutkan keningnya saat Jungkook menegak habis wine miliknya tanpa ekspresi dan setelahnya ia bersandar pada sofa yang mereka duduki di ruang VIP yang mereka pesan khusus.

Gadis itu terlihat sedikit terkejut dengan perkataan Jungkook tadi, ia memperhatikan Jungkook yang kembali menangis dalam diam dengan mata yang menatap langit-langit ruangan ini.

Ini yang paling ia takutkan dari Jungkook, ia takut Jungkook menjadi terobsesi ingin memiliki Jimin sampai melakukan hal apapun agar bisa memiliki Jimin. Jungkook selalu mengatakan padanya jika ia sangat berharap Jimin tidak akan pernah bahagia hidup bersama Taehyung.

Jungkook selalu berkata jika ia bersumpah akan memikirkan berbagai hal agar Jimin bisa menjadi miliknya saat pria manis itu bosan dengan pernikahan mereka.

Hingga saat itu tiba, Jungkook selalu mengatakan jika-

"Aku akan membuat Jimin benar-benar membutuhkanku sampai ia harus memohon dan merangkak padaku agar bisa memilikiku."

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang