Chapter 34

2.6K 233 13
                                    

Jimin terlihat termenung selama perjalanan pulang ke hotel tempat mereka menginap selama acara pertunangan. Tatapannya begitu kosong dan pikirannya sudah kemana-mana saat ini.

Semua keluarganya sudah duluan pulang ke hotel setelah Jimin mengantar Jungkook membayar biaya rumah sakitnya. Taehyung juga sudah di bawa orang tuanya untuk pulang malam ini juga ke Korea.

Dan tadi dokter mengatakan jika Jimin hanya kelelahan biasa dan harus lebih banyak istirahat. Usia kandungannya menginjak tiga minggu, Jimin saja tidak tau jika ia sedang hamil.

Jimin kebingungan dengan perkataan Taehyung tadi di rumah sakit saat ia dan Jungkook bertengkar hebat.

Obat untuk mandul.

Apakah ada obat semacam itu? Taehyung meminumnya karna ia sudah tau jika ia mandul? Dan Taehyung menyembunyikan hal ini dari Jimin?

"Akh!" Jimin mengerang pelan saat merasakan kepalanya pening tiba-tiba, bibir bawahnya ia gigit dengan kuat menahan pening di kepala.

"Sayang? Sayang hey, kau kenapa?!" Jimin menarik nafas panjang saat merasakan Jungkook mengelusi lengannya dengan lembut.

Tunangannya itu berusaha fokus menyetir namun pandangannya sesekali melihat ke arah Jimin. Jimin balas mengelus lengan Jungkook lalu mencoba tersenyum.

"Tidak apa-apa Kookie, aku baik baik saja." Ucap Jimin sambil tersenyum dengan lembut. Jungkook yang melihatnya hanya menghela nafas pasrah.

Ia membelokan stirnya dan parkir di dekat salah satu restoran pinggir jalan, ia mematikan mesin mobilnya lalu melihat ke arah Jimin.

Pria tampan itu memperhatikan wajah kekasihnya yang kalut. Jungkook tau jika yang terjadi tadi pasti sangat menguncang bagi Jimin.

Jimin sempat mengatakan pada Taehyung jika perkataan Jungkook ada benarnya. Mungkin jika ia mengandung anak Taehyung sekarang karena obat sialan itu, berarti Taehyung tidak mandul dan ada kemungkinan jika Taehyung menghamili orang lain kan? Wanita yang Taehyung tiduri banyak sekali jika Jimin ingat.

Namun jika iya memang benar Jimin hamil karena Taehyung, bagaimana dengan Jungkook? Bagaimana dengan keluarga mereka? Bagaimana dengan dirinya? Dan bagaimana dengan wanita-wanita yang Taehyung tiduri?

"Sstt hey sayang, lihat aku." Jimin yang mulai menangis mendongak melihat Jungkook dengan sendu. Terlihat pasrah dan tidak tau harus berkata apa lagi untuk saat ini.

Jungkook tersenyum, ia membawa Jimin ke dalam dekapan hangatnya, menyalurkan cinta yang besar untuk Jimin lebih kuat dan mau bersabar dengan cobaan yang Tuhan berikan.

"Dengarkan aku, semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang bisa mengganggumu sekalipun itu Taehyung. Anak yang kau kandung itu anak kita, anakku, anak Jeon Jungkook. Biarkan Taehyung berpikir yang ingin ia percaya, yang jelas adalah aku akan segera menikahimu." Ucap Jungkook dengan nada sangat lembut. Hal itu membuat Jimin menangis keras di dada kekasih tampannya.

Ia ingin semua masalah cepat selesai, Ia bukannya tidak mau bersama Taehyung lagi. Jimin hanya muak karna Taehyung membuat banyak masalah dan menyembunyikan hal penting jika ia mandul dari Jimin, apalagi Taehyung meminum obat untuk mandul tanpa Jimin tau. Terlalu banyak kebohongan dan rahasia di dalam pernikahan mereka.

"Tidak apa sayang, aku bersumpah jika hari ini terkahir kau menangisi kebodohan Taehyung, ia sedang mabuk tadi, jangan di pikirkan omongan orang mabuk. Aku akan mencari kebenarannya jika itu bisa membuatmu tenang, aku akan mencari semua hal yang membuatmu terbebani dan menyelesaikan semua untukmu. Tenang saja, sudah cukup kesedihan yang di berikannya untukmu, sekarang saatnya kau bahagia. Percaya padaku, ya?" Jimin hanya bisa mengangguk dan makin memeluk Jungkook erat. Sedikit lebih tenang saat mendengar kalimat penenang yang Jungkook katakan untuknya.

"Aku mencintaimu Jungkook-ah." Bisik Jimin dengan wajah yang mengusel dada Jungkook. Matanya terpejam dan hidungnya menghirup aroma parfume Jungkook yang sangat ia sukai.

"Aku juga sangat mencintaimu sayang." Bisik balik Jungkook dengan sebelah tangan mengangkat kepala Jimin agar mendongak ke arahnya. Setelahnya ia menunduk, mengecup lembut bibir plum yang sudah makin memerah dan basah itu.

"Aku mohon, mulai sekarang bahagialah denganku sayang. Aku tidak ingin melihatmu menderita lagi." Ucap Jungkook setelah puas mengecupi bibir kekasih manisnya.

Jimin tersenyum, ia mengangguk dan menarik Jungkook untuk berciuman kembali. Saling memangut bibir masing-masing dan mendempetkan badan mereka.

Jungkook mencium begitu lembut dan penuh perasaan, memiringkan kepalanya ke kiri dan kanan mencari posisi yang nyaman untuk melumat bibir calon istrinya.

"Terima kasih Jungkook-ah. Aku bahagia bersamamu." Ucap Jimin yang di balas anggukan Jungkook saja.

Pria tampan itu mencoba menahan emosi yang siap meluap lagi, sedikit lagi ia bisa bahagia bersama Jimin.

Tidak ada yang boleh merusak semua rencananya.

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang