Chapter 8

5.7K 552 89
                                    

"Nghh mmpphh Kookie.." Jimin menahan desahannya dengan tangan yang meremasi rambut Jungkook. Ia mendongkak merasakan jika Jungkook tengah mengulum penisnya dengan lihai.

Lidah pria itu menjilati batangnya dan tangannya mengocok penisnya dengan kuat. Semuanya terasa sangat nikmat, apapun yang Jungkook lakukan pada tubuhnya terasa sangat luar biasa.

Mata Jimin yang tadinya tertutup dengan ekspresi keenakan kini terbuka, menatap langit-langit kamar Jungkook dengan sayu. Wajahnya perlahan memerah mengingat kejadian sebelum ini, setelah mengatakan jika ia menginginkan Jungkook. Pria Jeon itu langsung menciumnya dan menggendongnya ke kamar.

Jimin mengira jika Jungkook akan berlaku kasar padanya, namun di luar dugaan. Perlakuan Jungkook padanya sangat lembut dan gantle.

Jungkook memperlakukannya dengan sangat baik dan penuh cinta, tangan besar yang hangat itu selalu membelai tubuhnya dengan lembut, memastikan ia nyaman dengan sentuhan sang dominan.

"K-kook hngh.. aku mau keluarhh.." bisik Jimin saat Jungkook tengah menghisap kepala penisnya cukup kuat. Nafas Jimin mulai tidak beraturan dan tersedat-sedat, dadanya naik turun dengan cepat mencoba menghirup banyak oksigen yang seakan hilang bersamaan dengan Jungkook yang menghisap terus penisnya.

"Jika kau mau mendesah, mendesah saja sayang. Kamar ini setauku kedap suara." Jimin menggeleng mendengar perkataan Jungkook, ia tidak mau mendesah walaupun kamar ini kedap suara. Masalahnya, kamarnya dan Taehyung tepat berada di sebelah, ia hanya takut Taehyung bangun dan membuka pintu dengan tiba-tiba.

Taehyung jika tidak menemukan dirinya tidur di sampingnya pasti akan langsung mencarinya kesegala ruangan. Ia tak mau di ketahui Taehyung jika ia berani menerima di sentuh Jungkook.

Namun bagaimana lagi? Ini adalah hal yang sangat ia idam-idamkan sedari dulu. Ia ingin di sentuh Jungkook.

"Aahhh Jungkookhh!" Jimin mendesah cukup nyaring saat mengeluarkan cairannya di mulut Jungkook, dan pria Jeon itu tersenyum penuh kemenangan saat Jimin melepaskannya dengan mendesahkan namanya.

'Taehyung, maafkan aku.' Batin Jimin terus menerus mendorongnya berpikir jika semua ini salah. Ini adalah dosa besar, ia sudah mempunyai suami. Ia sudah mengucap janji sehidup semati di hadapan Tuhan dan dengan hanya satu malam ia melanggar semua janjinya.

Jimin menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mulai kembali menangis keras, ia ingin menghentikan semua ini namun ia tidak sanggup mengatakannya. Ini merusak batinnya, ia menginginkan Jungkook dan itu sangat salah.

"Jiminie.." Jungkook yang sadar jika Jimin kembali ragu dengan kegiatan mereka akhirnya menyerah. Tadi beberapa kali Jimin akan seperti ini dan ketika Jungkook tanya alasannya.

Jimin hanya mengatakan jika semua hal ini salah dan tidak seharusnya mereka seperti ini. Jungkook pasrah, jika ini semua membuat Jimin kebingungan, lebih baik di hentikan saja. Persetan dengan semua perkataan mereka malam ini, Jungkook akan menganggap jika mereka sedang mabuk dan tidak sadarkan diri.

"Pakai pakaianmu lagi dan kembalilah ke kamar." Ujar Jungkook sambil menidurkan dirinya di samping Jimin. Ia menutupi matanya dengan lengan dan memejamkan matanya.

Amarah mendalam yang coba ia redam kembali muncul, rumit jika Jimin bimbang begini. Tidak akan ada kesan dan kenikmatan jika Jimin memikirkan hal lain saat mereka bercinta.

"Jungkook.." panggil Jimin pelan saat lelaki itu malah terdiam dengan dengusan kesal dari bibirnya. Jimin yang melihatnya hanya mengigit bibir bawahnya ragu, kesempatan ini hanya ada sekali seumur hidupnya.

Jimin merasa sangat bersalah pada Taehyung, tidak seharusnya ia seperti ini bersama Jungkook yang notabenya adalah sahabat Taehyung dan dirinya. Tapi hatinya menguatkan jika inilah yang ia inginkan sejak dulu dan semuanya tidaklah salah.

Sepuluh menit berperang batin dan mencari pilihan terbaik, akhirnya Jimin beranjak turun dari kasur. Matanya menatap Jungkook dengan sendu dan ia berjalan ke arah pintu.

Jungkook yang merasakan jika Jimin menjauhinya perlahan mendudukan dirinya di kasur dan melihat kepergian Jimin dengan tatapan yang sulit di artikan.

Ia melihat jika Jimin berdiri di depan pintu dan terlihat menghela nafasnya gusar. Ia terkekeh dalam hati mengingat jika inilah akhir dari hubungan mereka, ia dan Jimin sudah berakhir-

Cklik.

Jungkook mengerutkan keningnya saat mendengar kunci di putar dan Jimin kembali berbalik ke arahnya. Jantung Jungkook berdegup dengan cepat saat Jimin berjalan ke arahnya dengan gerakan sensual.

"Aku tidak mau ada yang membuka pintu tiba-tiba saat aku sedang di masuki penismu dan tengah mendesah meneriakan namamu Jungkook-ah." Ucap Jimin sambil membuka kancing piyama yang melekat di tubuhnya.

Jungkook terlihat menelan ludahnya saat dada berisi Jimin terekspos dengan penis yang terlihat licin karna blowjob yang di lakukannya tadi.

Jimin terlihat sangat sexy di matanya, ia menjilat bibirnya saat Jimin merangkak naik ke tempat tidur dan menungging memperlihatkan pantatnya yang sintal.

Pria manis itu langsung menghadap penis Jungkook yang masih terhalang celananya, dengan gerakan sensual Jimin membelai benda keras itu dan terkekeh senang merasakan jika ukuran Jungkook jauh lebih besar dan panjang dari pada milik Taehyung.

"Bisakan ini menjadi rahasia kita Kook?" Tanya Jimin sambil mengendusi penis Jungkook yang sudah menegang. Jungkook hanya terkekeh dengan suara dalam menjawab pertanyaan Jimin.

Jungkook menyeringai saat Jimin membuka resleting celananya dengan giginya dan menjilati penisnya yang masih tertutup celana dalam.

"Ya sayang, ini akan menjadi rahasia dosa terbesar yang hanya di ketahui dirimu dan aku."

Married Again [KookMin] [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang