Booom!
Gumpalan asap merah pekat yang tadi menyelimutiku hingga aku tak bisa melihat apapun, tiba-tiba saja membawaku ketempat yang menurutku sama seperti tadi, berwarna putih, tak ada sudut maupun bayangan, dan aku sendirian
Eh tidak, aku tak sendirian, ada jaehyuk disamping kananku, dia menatapku sembari tersenyum hangat,
Hatiku menghangat karenanya, senyuman itu, senyuman yang aku rindukan selama ini, senyuman yang dapat meluluhkan diriku, akhirnya aku bisa melihatnya mengembang kembali, aku benar-benar merindukannya,
Dia menggenggam tanganku erat sembari terus tersenyum hangat hingga matanya tak terlihat dan menyisakan lesung pipit manisnya,
Benar-benar menghangatkan!
"Hai asahi, hai juga jaehyuk"
Suara yang memanggil namaku dan juga jaehyuk membuatku berpaling menghadap depan, didepan sana terdapat lelaki manis tersenyum padaku menampilkan deret giginya yang putih nan rapih,
"Doyoung" ucap jaehyuk,
Benar dia adalah doyoung! Aku sedikit merindukannya karena sudah berapa hari aku tak melihat dan bertengkar dengannya,
Tetapi tunggu, jaehyuk mengenal doyoung? Bagaimana bisa? Bukankah doyoung hanya mengatakan aku saja yang mengenalnya? Ah aku tak tau,
"Kau kenal dia?" Tanyaku penasaran memperhatikan jaehyuk yang tengah tersenyum melihat doyoung,
"Ya, aku mengenalnya" jawabnya tak berniat memalingkan pandangannya ke arahku,
"Bagaimana bisa?" Kutanyai lagi karena masih penasaran bagaimana bisa jaehyuk mengenal doyoung,
Namun ia terlihat tak berniat menjawab pertanyaan dariku tadi, buktinya ia masih setia menghadap depan tanpa sedetikpun memalingkan wajahnya padaku,
Ah kesal!.
"Itu tak penting asahi, yang terpenting kau ingin keluar dari tempat ini bukan?" Doyoung menyela,
Apa yang dikatakannya mungkin benar, mengapa jaehyuk bisa mengenal doyoung itu mungkin hal sepele dan tak penting, yang terpenting adalah cara bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini,
"Ah iya" kupalingkan pandanganku kehadapan sana, doyoung masih tersenyum manis menatapku,
Perlahan aku mendekatinya dan memeluknya erat, kuakui aku memang merindukannya, tak bertengkar dengannya memberikan kekosongan sendiri dalam hidupku,
"Doyoung, aku merindukanmu" kataku berada dalam dekapan hangat doyoung,
"Aku juga merindukanmu asa"
"Bahkan akan sangat setelah perpisahan ini" tambahnya,
Sontak aku menjauhkan tubuhku beberapa centi dari tubuh doyoung setelah mendengar kata 'perpisahan' yang ia ucapkan,
Perpisahan? Tidak doyoung, kau pasti mengada-ada, kau mungkin menggangguku tapi ayolah, itu kan dulu, sekarang mana mungkin aku akan merelakannya begitu saja,
"Apa maksudmu perpisahan itu?!"
"Semuanya telah selesai asahi, dan aku berterima kasih banyak kepadamu karena telah menyelesaikan semua perintahku dengan baik, maaf jika kau sempat putus asa karenaku, sekarang aku tinggal membalikan semuanya dan aku akan pergi untuk selamanya darimu asahi, maaf aku mengganggumu, aku akan merindukanmu" jelasnya panjang lebar,
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Angel || Jaesahi ✔
Fanfiction[END] [Revisi Soon] "Aku benci telapak kaki" "Aku bisa melihatnya" Asahi yang mempunyai kemampuan melihat kapan seseorang akan mati lewat telapak kaki seseorang tersebut Namun ada satu orang yang tak dapat dilihat kematiannya Yaitu pasangan hidupnya...