이십 삼 (Duapuluh Tiga)

4.6K 1.1K 104
                                    



Duduk diatas lantai yang dingin tanpa dilapisi apapun serasa membekukan tubuhku namun tidak dengan kesedihanku,

Cahaya rembulan yang terang serasa menghangatkan dan melelehkan kesedihan yang ada,

Ribuan bintang yang kelap-kelip menghiasi langit seakan tak pernah berniat pergi meninggalkan bulan yang lebih terang darinya,

Hembusan pelan angin malam menusuk baju hangatku seakan masuk dan berniat membawa semua kesedihanku,

Namun sekencang apapun angin badai yang menerpa tak akan bisa membawa pergi semua kesedihan ini,

Menempel dan melekat bak permanen tak bisa lepas dari ragaku.






Omong kosong jika kau bilang aku hebat bisa bertahan sampai saat ini,

Untuk beberapa saat kau pasti akan bilang demikian,

Tak untuk beberapa saat kedepan,

Ketika semuanya telah pergi, maka aku akan melawan takdirku untuk menyusul mereka,

Tak ada gunanya hidup didunia yang kejam dan penuh kesedihan ini.









Bodohnya aku tertipu seorang necromancer yang datang kepadaku meminta bantuan,

Sudah kulakukan semaksimal mungkin perintahnya, parahnya lagi sudah kukorbankan si pengganggu kecil, haruto

Kupikir dia bisa mengembalikan semuanya, jadi sesaat aku tak terlalu memikirkan akan kematian haruto,

Sialnya lagi, ia berbicara tak bisa melakukannya seolah sama sekali tak memiliki rasa bersalah akan itu,

Bahkan memang benar jika dia itu egois,

Semenjak kuusir dia agar tak berani muncul didepanku sore tadi, ia benar-benar tak memunculkan sedikitpun keberadaannya dihadapanku,

Hah, memang wizard tak punya perasaan,

Mungkin mereka memiliki perasaan cinta, tapi tidak dengan perasaan bersalah,

Andaikan aku punya pisau pembunuh kembali,

Aku akan menusukknya tanpa berfikir panjang.







Aku benci diriku sendiri yang memiliki kemampuan seperti ini,

Mengapa harus aku?! Mengapa harus aku jika banyak orang yang lebih kuat dariku diluaran sana?! Mengapa?!

Akibat kemampuan menyebalkan ini, aku kehilangan mashiho,

Kemampuan ini penyebab kedatangan necromancer gila itu!

Andaikan aku tak memiliki kemampuan ini, aku tak akan kehilangan mashiho, aku tak akan bertemu dengan si gila itu, juga aku tak akan kehilangan jeongwoo dan haruto,

Aku mengutuk diriku akan kemampuan ini.









Kurasa cukup untuk menyesali semuanya hari ini,

Semalaman aku hanya duduk menekuk kakiku sembari menyesali apa saja yang pantas disesali dalam hidupku.


Suasana semakin pagi dan aku sama sekali belum menutup mataku untuk beristirahat tidur,

Jam masih menunjukan pukul 3 pagi tetapi sudah banyak ayam yang bersuara membangunkan orang sekitar,

Dan ya, saat yang kubenci datang,

Aku harus siap akan ini.









Kubangkitkan tubuhku, beranjak berbalik dan sedikit kaget dengan orang yang tengah berdiri didepanku saat ini,

Kudekati dia dan kuelus pelan rambutnya,

"Ini masih terlalu pagi untuk bangun, ayo tidur lagi" ucapku lembut padanya,

Benar dia jeongwoo, aku tak tau mengapa sepagi ini dia sudah terbangun.



Degh

Tidak,

20 detik

Tidak mengapa harus sekarang,

Tidak ini pasti bukan dari jeongwoo!

Dia bahkan tengah berdiri sembari mengucek matanya didepanku! Bagaimana ia akan pergi!


Degh

15 detik

"Kak dada jeongwoo sakit"

Tidak, aku tak siap

Cairan bening mulai menetes deras dipipiku,

Bagaimana bisa jeongwoo yang nampak sehat seperti ini akan pergi!

Pasti bukan jeongwoo!


Degh

10 detik

Tidak!

Sembilan

Kudekap tubuhnya erat, sangat erat hingga ia kaget akan dekapanku

Delapan

"K-kak s-sa-k-kit"

Tujuh

Semakin erat hingga aku sulit bernafas,

Enam

"J-jangan p-pergi"

Lima

"A-ku t-tak m-mau k-kembali m-mer-rasakan k-kesendirian l-lagi"

Empat

"J-jangan p-pergi"

Tiga

"S-s-sak-kit-h"

Dua

Tidak!

Satu

"Akhhhh"

Jeongwoo pergi dalam dekapanku.

⭐⭐⭐⭐⭐












TBC ❤

Maaf pendek abis kehapus soalnya :<

Next luv u all 💙










Death Angel || Jaesahi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang