스물 둘 (Duapuluh Dua)

4.6K 1K 170
                                    

Meninggalkan satu masalah yang telah terselesaikan, aku merasa satu masalahku lagi akan selesai hari ini juga,

Kulihat dia si pembawa masalah atau nako tengah terduduk lemas didepan ruang mayat rumah sakit,

Ini mungkin kesempatanku untuk mengakhiri masalahku dengan nako,

Aku tau dia sedang lemah tak berdaya jadi aku santai mendekatinya,

Dan untungnya saat ini dia tak bisa menggunakan kekuatannya,

Benar-benar kesempatanku.




Hilangnya doyoung dari pandanganku membuatku siap untuk mengakhirinya,

Perlahan kudekati tubuhnya yang lemas itu dan mempersiapkan pisau pembunuhnya,

Kukira dia tak akan menyadari kedatanganku, nyatanya perkiraanku salah karena dia, nako memutar kepalanya menoleh padaku yang tengah berjalan mendekatinya,

Ia nampak akan kabur, namun gagal karena memang tubuhnya yang sangat lemah,

Beberapa kali ia mencoba berdiri, tetapi terjatuh terus-menerus, dan usaha kaburnya itu hanya membuat tubuhnya semakin lemah,

Nako nampak sangat panik setelah kujongkokkan tubuhku tepat didepannya, sembari terus memainkan pisau ditangan kananku, dan itu membuatnya semakin panik,

Manik matanya menatapku berkaca-kaca, aku tak menyangka jika dia akan setakut ini,

Ekspresi wajahnya nampak seperti memohon,

Namun apapun yang ditunjukannya padaku, aku tak akan terbawa olehnya, sudah terlanjur aku membencinya,

"Nako" ucapku memanggilnya,

Ia nampak pasrah, berhenti mencoba kabur dan menatapku sendu,

"Jangan bunuh aku"ucapnya lirih,

"Maaf nako, tapi aku harus melakukan ini"

Dia menggelengkan kepalanya cepat, mencoba memberi isyarat padaku untuk tak membunuhnya,

Tapi maaf, apapun itu aku akan tetap membunuhnya,

Tak ada yang bisa menghentikanku, sekalipun badai petir menyerang aku akan tetap membunuhnya apapun caranya.


"Semenjak kau masuk dalam ingatan semua orang termasuk diriku, dan kau menyamar sebagai seorang teman, disitulah awal mula masalah bermunculan"

"Mulai dari aku yang kehilangan sahabat terbaiku, mashiho. Kehilangan si pengganggu kecil, haruto. Dan bahkan besok aku akan kehilangan adik kesayanganku, jeongwoo. Bahkan aku hampir kehilangan jaehyuk. Dan ya, aku kehilangan semangat hidupku"

"Penyebabnya adalah doyoung, namun tetap saja sumbernya darimu"

"Jika saja kau tak dibangkitkan lagi maka semuanya tak akan seperti ini, dan jika karena bukan karena kembalinya mashiho aku tak akan menerima tawaran doyoung untuk membunuhmu"

"Kau datang merusak semuanya, doyoung datang menghancurkan semuanya"

"Jika saja kalian tidak datang maka semuanya tidak akan seperti ini"

"Aku ingin mengakhiri semuanya dan mengawali semuanya dengan takdir baru"

"Maaf tapi kau harus pergi sekarang"

Tak ada yang perlu kuucapkan lagi,

Kusiapkan pisau dan mengambil posisi yang tepat untuk menusuknya,

Death Angel || Jaesahi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang