Lembar 18 Sekarang sudah sah

309 23 1
                                    

Annisa tersenyum mendengar suaminya membaca al quran usai shalat subuh, suaranya terdengar merdu persis seperti seorang qari, tapi memang menurut si kembar, dulu sekali ketika masih kanak-kanak suaminya pernah juara MTQ.

Andy menyimpang karena masalah keluarga, dia tidak memiliki pegangan ketika dalam masa pertumbuhannya, selain pada ranting-ranting rapuh, karena itu sekarang dia memiliki impian agar kelak anak-anaknya tidak mengalami apa yang pernah ia alami.

Pertemuannya dengan Annisa adalah takdir yang membawa Andy kembali ke jalan yang benar, ke jalan yang telah diridhai Allah, meski wanita baik-baik untuk pria baik-baik, tetapi Allah memberi kesempatan pada Andy untuk memantaskan diri agar bisa menjadi pemimpin Annisa.

Melihat istrinya yang sejak tadi asik memandanginya, Andy pun mengakhiri membaca al quran setelah selesai membaca setengah juz.

"Assalamualaikum, pengantinku," sapanya mesra seraya menghampiri Annisa lalu dikecupnya dahi istri tercinta.

"Walaiakum salam, imamku," balas Annisa manja. Lalu Andy naik keatas ranjang dan meminta Annisa bergeser.

Karena tempat tidur Annisa hanya berukuran single, sejak semalam mereka tidur saling berpelukan bahkan keduanya sampai tidak bisa mengubah posisi lagi.

"Tempat tidurnya sempit."

"Tidak apa-apa, aku malah senang, karena kita bisa tidur berpelukan." Andy kembali mendekap istrinya. "Hari ini gladi resik wisuda?"

"Iya."

"Aku akan mengantarkanmu ke kampus, sebelum pergi ke catatan sipil untuk mengurus dokumen pernikahan kita."

"Oke, dengan senang hati."

"Mommy menyuruh kita pulang sore ini, katanya tak sabar ingin mengenalkan menantu pada tetangga, dan kita diminta untuk tinggal disana."

"Aku menurut saja, sekarang sudah ada yang bertanggung-jawab atas hidupku."

"Jadi, kau ingin aku memberikan 'hal pertama yang dilihat Nenekku ketika aku menemuinya' sebagai hadiah pernikahanmu, apakah aku kau anggap hadiah?" Annisa malah tertawa.

"Bukan seperti itu."

"Atau maksudnya kau ingin aku datang ke pernikahanmu lalu aku membawamu kabur dari pelaminan?"

"Bukan juga."

Sebenarnya Andy tahu maksud Annisa waktu itu adalah, untuk memberitahukan Andy bahwa pernikahannya ingin dibatalkan, dan Annisa meminta Andy untuk melamarnya, itulah sebabnya Annisa menginginkan hadiah pernikahan Andy sendiri.

"Ya sudah, tidak perlu dibahas lagi, karena toh yang menikahimu adalah aku, bukankah sama saja hadiah pernikahannya waktu itu atau hari ini."

Annisa kembali tersenyum.

Iya, sama saja, toh dia sama bahagianya, ini hanya perbedaan waktu saja.

"Sayang, kamu ingin punya anak berapa?" tanyanya lagi.

"Anak?" Seketika pipi Annisa kembali bersemu merah. Benar, sekarang mereka sudah menikah, pasti nanti mereka akan memiliki anak. "Tiga."

"Tapi aku ingin lima."

"Sebanyak itu?!" Belalak mata Annisa.

"Sayang, kau tahu aku sendirian sepanjang hidupku, aku tak mau anakku nanti merasakan apa yang aku rasakan, dia harus memiliki banyak saudara agar bisa saling membantu."

"Memiliki saudara yang bisa saling membantu tidak harus 5 kan? Aku kan bukan kucing yang bisa melahirkan 5 anak sekaligus."

"Tapi lebih banyak lebih baik, aku dulu senang sekali setiap kali Ummi mengajakku makan disini, makan diatas meja yang sama membuatku merasa hangat."

Birunya Langit Cinta {Revisi} 《Tamat》♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang