Lembar 12 Kehidupan baru

230 20 0
                                    

Andy belajar bukan seperti anak pesantren yang mondok di rumah Annisa. Saat Andy datang di pagi hari, Abi malah membawa Andy ke toko.

Andy disuruhnya untuk membantu sebagai pelayan toko. Tentu saja Abi tidak memperlakukan Andy seperti pelayan toko biasa, beliau juga melibatkan Andy dalam urusan intern toko seperti pembukuan juga pengurusan gudang.

Abi meminta Ahmad untuk mengajarkan Andy tentang cara berbisnis.

Seorang pelayan tampan bertubuh gagah berada di toko tak ayal membuat toko Jabbal Rahmah semakin diramaikan oleh pengunjung, mereka senang melihat pria tampan berdiri diantara baju-baju yang bergelantungan dan mereka sengaja mencari pakaian yang berada di tergantung diatas agar bisa meminta bantuan Andy untuk mendapatkannya.

Selain cara berbisnis tentu juga Andy diajarkan tentang agama oleh Ayah Annisa, setiap hari Andy diajaknya shalat berjamaah di masjid untuk melaksanakan ibadah shalat maghrib bahkan Abi juga menyuruh Andy untuk ikut membersihkan masjid membantu seorang marbot, saat malam Abi mengajarkan Andy mengaji.

Untuk memudahkan Andy agar tidak pulang-pergi ke rumahnya, dia pun memilih menyewa sebuah rumah di dekat rumah Annisa karena terkadang Abi Annisa menyuruh Andy untuk datang saat subuh agar bisa shalat subuh berjamaah di masjid.

Semua pekerjaan yang ditugaskan pada Andy tidaklah mudah untuk dia lakukan, dia harus melakukan banyak perubahan dalam hidupnya, seperti perubahan pola hidup yang biasanya dia menjadikan siang sebagai malam dan malam menjadi siang, sekarang dia harus hidup layaknya seperti orang-orang normal.

Belum lagi Andy harus membiasakan diri untuk bangun subuh, karena dia harus ikut shalat di masjid dan mengaji di rumah Annisa. Tapi meski sulit Andy menjalaninya dengan semangat dan gembira.

Dan selama Andy tinggal di dekat rumah Annisa, dia sama sekali tidak memanfaatkan situasi untuk mendekati Annisa, dia benar-benar merelakan Annisa dengan Faisal, Andy malah sengaja menghindari Annisa meski Annisa pun juga enggan untuk mendekatinya.

"Andy, kamu serius sudah melupakan Annisa dan mengikhlaskan dia bersama dengan Kak Faisal?" tanya Shaffiyyah saat kedua sepupunya itu mengunjungi Andy di rumah kontrakannya yang sederhana.

Ketika Shaffiyyah pertama kali mengunjungi Andy di rumah kontrakannya, si kembar merasa kaget, bagaimana Andy bisa meninggalkan rumahnya hampir menyaingi hotel itu dan memilih tinggal di rumah sederhana yang hanya terdiri dari ruang depan, ruang tengah, dapur kecil dan kamar mandi seadanya.

Tetapi Andy menanggapinya dengan mengatakan bahwa dia sangat gembira bisa tinggal di rumah kecil seperti ini.

"Kamu memanggilku dengan sebutan Andy dan memanggil Faisal dengan sebutan Kakak, aku bahkan lebih tua dari Faisal, dia saja memanggilku Kakak."

Shaffiyyah hanya menyeringai. Entah sejak kapan mereka tak pernah lagi menyebut Andy dengan sebutan Kakak, Abang atau Mas, kebencian mereka terhadap kelakuan Andy membuat mereka enggan bersikap hormat pada Andy, tapi sekarang panggilan nama malah menjadi kebiasaan bagi mereka.

"Jangan alihkan pembicaraan!" tukas Sophie.

Andy tak langsung memberikan jawaban pada Shaffiyyah, dia hanya menoleh kearah sebuah meja tempat dia biasa membaca dan mengaji, diatas meja itu terdapat foto Annisa yang terbingkai rapi dan saat Shaffiyyah melihatnya dia merasa terharu.

Bukankah itu foto yang diberikan Mariyyah padanya dua bulan yang lalu? Saat menyadari sepupunya menderita mengharapkan cinta Annisa, Mariyyah memberikan foto yang telah dibingkai rapi itu sebagai hadiah. Betapa gembiranya Andy ketika mendapatkan foto Annisa, dia seperti mendapatkan lotere berhadiah miliyaran.

Birunya Langit Cinta {Revisi} 《Tamat》♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang