Epilog

391 27 7
                                    

"Nisa, jadi besok kalian berangkat?" tanya Ummi ketika Annisa dan Andy muncul untuk berpamitan karena mereka berencana berbulan madu selama 14 hari keliling Eropa.

Andy juga akan mengajak Annisa ke Jerman untuk berziarah ke makam Nenek Andy di frankfrut, dan Annisa ingin mengunjungi kampus tempat Andy kuliah, lalu mereka akan pergi ke Italia, Prancis, Inggris dan Spanyol.

"Iya, Mi, semuanya sudah dipersiapkan dan hari ini kami mau pamitan sebelum besok berangkat, Kak Salma sudah kembali ke Medan, Mi?"

"Belum, tadinya memang mau hari ini tapi diundur lusa, pagi tadi dia baru datang bulan, katanya dia merasa tak nyaman jika bepergiam di hari pertama datang bulan, makanya di cancel padahal tiket sudah beli."

Sesaat Ummi terdiam ketika melihat putri bungsunya seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kamu kenapa, Nisa?"

"Rasanya bulan ini Nisa belum dapat tamu bulanan, Mi." ujarnya sambil mencoba mengingat-ingat, dan hal itu tentu membuat Andy jadi penasaran.

"Kamu sudah terlambat, Sayang, apa kamu hamil?"

"Aku belum tahu, Mas, tapi ini sudah awal bulan kan?"

"Ya sudah, biar Ummi belikan test pack untukmu yah, jangan hanya dikira-kira."

Annisa hanya mengangguk lalu Ummi pergi keluar, dan mereka menunggu dengan harap-harap cemas di ruang makan.

"Mas, kalau aku belum hamil bagaimana?"

"Nggak apa-apa, Sayang, kita kan baru 3 bulan menikah."

"Tapi aku nggak merasa mual atau apapun."

"Tidak mual bukan berarti kamu belum hamil, Nisa." Salma keluar dari kamarnya sambil menggendong Dini, dan Annisa langsung mengulurkan tangannya agar keponakannya itu mau dia gendong. "Morning sickness umumnya baru terjadi ketika usia kandungan 10 minggu."

"Kalau kamu betul hamil, Ummi tambah cucu lagi, sebentar lagi Aisyah lahiran," ujar Shidiq.

"Aamiin, semoga saja benar, tapi aku masih takut, kalau salah bagaimana?"

"Dari pada penasaran, nih cek dulu." Ummi menyerahkan kantong kresek bertuliskan mini market yang berada tak jauh di rumah.

Annisa menyerahkan Dini kembali pada Ibunya, lalu mengeluarkan test pack dari dalam kantong tersebut, dan dengan perasaan berdebar dia pergi ke kamar mandi untuk melakukan pengecekan.

Rasanya cemas sekali menunggu istrinya keluar dari kamar mandi, Andy sampai menunggu didepan pintu, dan saat keluar Annisa tidak memperlihatkan ekspresi apa-apa, dia hanya memandangi keluarganya satu persatu kemudian memandangi suaminya cukup lama lalu dia tersenyum dan memperlihatkan test pack dengan hasil positif pada suaminya.

"Kamu hamil, Sayang?" tanya Andy terkejut sekaligus lega. "Alhamdulillah." Andy lalu memeluk istrinya mesra.

Dan semua pun bersyukur.

"Bulan madu saat hamil, itu menyenangkan sekali."

🎉 Kamu telah selesai membaca Birunya Langit Cinta {Revisi} 《Tamat》♡ 🎉
Birunya Langit Cinta {Revisi} 《Tamat》♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang