Lembar 15 Pernikahan dan Wisuda

246 23 13
                                    

Karena Shidiq harus ditugaskan di Medan, pernikahan yang awalnya akan diselenggarakan sebulan setelah wisuda dipercepat menjadi beberapa hari sebelum wisuda, resepsi yang awalnya akan diselenggarakan di gedung terpaksa dipindahkan ke rumah, karena gedung sudah penuh di booking.

Pernikahan Salma pun akan digelar besok, sebagai murid Abi, Andy ikut sibuk mengurus berbagai hal, dia seperti bagian dari keluarga Abi Ustman, semua orang membutuhkan tenaganya, semua orang memanggil namanya, dia benar-benar sangat sibuk, terlebih lagi sikapnya yang sopan, wajahnya yang tampan membuat semua orang menyukainya.

Para Ibu-ibu tetangga yang kebetulan datang ke rumah Annisa untuk membantu memasak, berlomba-lomba ingin menjodohkan Andy dengan anak mereka, bahkan ada yang menyesal karena tidak memiliki anak perempuan lalu sambil bercanda, Ibu yang memang sudah janda itu malah meminta dilamar oleh Andy.

Semua orang pun tertawa.

Tapi diantara keramaian itu hanya Annisa yang merasa hatinya hampa, Ummi memang sengaja tidak memilih memesan catering dan lebih memilih memasak sendiri di rumah dengan meminta bantuan banyak Ibu-ibu tetangga sebagai tradisi jaman dulu bagi keluarga yang menyelenggarakan pernikahan, Ummi sengaja melakukan hal itu karena beliau ingin rumahnya ramai dengan kegembiraan.

"Daripada dengan Ibu yang sudah kepala 4 dan memiliki anak ABG, nak Andy pasti lebih memiliki Neng Nisa yang masih gadis," ujar seorang Ibu yang membuatnya langsung menutup mulutnya sendiri, karena lupa Annisa telah dilamar.

Andy melirik Annisa sesaat dan saat mata mereka bersirobok, Annisa pun memalingkan wajahnya, sambil hatinya berbisik meminta maaf pada Faisal karena dia merasa telah berselingkuh dari pria itu.

Dia sudah dilamar, tapi mengapa hatinya masih memikirkan pria lain? Bukankah Faisal adalah anak laki-laki yang pernah memberi cincin itu? Tapi tetap saja pengakuan Faisal itu tidak mengubah perasaan Annisa pada Andy.

Merasa hatinya sepi, Annisa memilih keluar dari keramaian dan pergi menyepi di halaman belakang, tak sadar airmata Annisa jatuh menitik.

"Annisa," panggil Andy.

"Iya." Sontak Annisa mengusap airmatanya lalu dia menoleh.

"Setelah wisuda aku akan pergi ke Jerman untuk meneruskan kuliahku disana, kebetulan aku memiliki seorang Nenek yang belum pernah kutemui, aku ingin menemaninya."

"Begitu?"

"Karena itu, maaf bila aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu."

"Tidak apa-apa."

"Kau ingin hadiah apa? Biar kukirimkan dari Jerman untukmu."

"Tembok berlin?" guraunya.

"Sudah runtuh, Nisa, yang ada hanya tembok china, tapi itu terlalu jauh." Annisa hanya tersenyum.

"Tidak usah repot-repot, mengirim barang dengan ekspedisi luar negeri selain mahal juga merepotkan."

"Katakan saja, Nisa, aku akan mengusahakannya untukmu."

"Baiklah, yang kuinginkan adalah hal pertama yang dilihat Nenekmu saat kau menjumpainya."

"Hal pertama yang dilihat oleh Nenekku saat aku menjumpainya? Kalau begitu, aku harus bertanya padanya!"

"Tentu saja!"

"Baiklah, semoga Nenekku tidak melihat sebuah gedung, yang tentunya akan sulit kukirimkan kemari." Annisa hanya tertawa.
"Kudengar anak laki-laki yang kau ceritakan padaku waktu itu, yang memberikanmu cincin, dia adalah Faisal."

Annisa merasa heran.

Darimana Andy tahu tentang hal itu? Padahal Annisa belum menceritakan pada siapapun, bahkan pada Sarah dan Saskia, apakah Faisal yang sudah menceritakannya?

Birunya Langit Cinta {Revisi} 《Tamat》♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang