"Karena untuk sayang ke kamu itu gak butuh alasan"
****
Happy reading❤
Anis dan Tias sudah pulang beberapa menit yang lalu setelah mendapatkan introgasi dari Rafa mengenai kejadian yang menimpa Cila.
Rafa sudah menghubungi kedua orang tuanya tentang kondisi Cila. Dan mereka sedang menuju kesini. Bahkan Aris sebagai kepala sekolah pun kaget saat mendengar kabar bahwa mantu manis nya itu sedang terkapar dirumah sakit.
Rafa memandangi wajah Cila yang penuh luka itu dengan lembut. Dirinya menyesal tak bisa menjaga gadis ini dengan baik. Apalagi pipi gembul Cila kini telah berubah warna menjadi merah. Bukan karena tersipu melainkan karena tamparan. Bibir mungil nya yang selalu berwarna pink alami itupun kini menjadi pucat bahkan sudut bibir nya luka.
Tangan mulus dan kaki nya juga lebam. Rafa yakin istrinya diperlakukan sangat tidak baik. Hingga menjadi seperti ini.
Rafa menggenggam tangan mungil itu dengan lembut. Dikecup nya berkali-kali seraya menggumamkan kata maaf.
"Maaf Cila. Gue belum jadi suami yang baik"gumam Rafa.
"Bangun dong"
"Bangun. Jajan lo masih ada tuh dimobil gue"ucap Rafa sedikit bercanda.
"Gue janji Cila mulai hari ini di apart akan selalu ada susu coklat, oreo dan permen kaki"ucap Rafa lirih lalu mencium tangan Cila yang berinfus itu.
"Gue khawatir. Gue juga kangen suara teriakan sama tangisan lo yang merdu itu"ujar Rafa kemudian terkekeh karena ucapan nya padahal sebelumnya dia terganggu akan hal itu, tapi sekarang justru dia merindukan nya.
"Cila Afa sayang sama Cila"gumam Rafa dengan mata yang mulai berair. Lalu menjatuhkan kepala nya ditangan Cila. Rafa heran kenapa dia begitu cepat menjadi BUCIN nya seorang Cila.
Mungkin dia akan istirahat sejenak. Untuk menyegarkan otaknya.
Orang tua nya dan orang tua Cila terharu karena sedari tadi mendengar apa yang Rafa ucapkan. Rafa tak tau jika mereka sedari tadi mengintip.
"Uda yuk kita kekantin aja. Kasih waktu buat mereka berdua"ajak Aris lalu diangguki oleh semuanya.
"Tapi bocah kita pah lagi terluka"ujar Intan .
"Papa tau ma, sekarang papa juga uda tau siapa yang buat Cila begini yakan Ris"ujar Ares lalu Aris mengangguk sebagai jawaban.
–––-
Cila terbangun karena merasakan tangannya seperti ada yang menimpa.
"Loh kak Afa"ucap nya lirih namun dibarengi dengan senyuman tipis.
"Ssss awww"ringisnya saat merasakan sakit di bibirnya. Seketika dia sedih karena mengingat perlakuan kakak-kakak tadi yang menyiksa nya.
Tangan Cila terulur untuk mengusap rambut tebal dan halus milik Rafa dengan sayang. Membuat tidur Rafa terganggu.
"Cila uda bangun"tanya Rafa dengan suara seraknya.
Cila mengangguk sebagai jawaban. Mulut nya sangat sakit untuk digerakin bahkan badan nya kini sangat pegal dan sakit.
"Cila yang mana yang sakit? Cila butuh apa? Mau minum? Atau apa?"tanya Rafa dengan lembut sembari mengelus tangan Cila.
Air mata Cila jatuh begitu saja tanpa permisi. Dirinya sedikit terharu karena mendapat perhatian dari Rafa.
"Maafin kak Afa yang gak bisa jaga Cila dengan baik"ucap nya dengan nada penyesalan.
"Cila mau peluk"pintanya dengan suara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CILLAFA
Teen Fiction[YUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Bertemu sekali mungkin hanya kebetulan tapi apa jadi nya jika berkali-kali bertemu tanpa sengaja. Mungkin jodoh atau memang kebetulan yang tak disengaja. ********* "Kak Afa emang mau nikahin Cila? Cila cengeng terus...