30. Perkara jemur pakaian

381 37 2
                                    

Kedua pasangan suami istri itu masih tertidur pulas. Setelah subuh keduanya kembali tidur karena masih mengantuk. Posisi keduanya tak ada romantis-romantisnya sama sekali. Kepala Cila ada di perut Rafa, tangan dan kakinya terentang. Sedangkan tangan Rafa ada di wajah tenang Cila. Kaki pria itu bahkan menjuntai menyentuh lantai.

Rafa bangun karena merasakan berat di perutnya. Dia menguap dan menutup mulutnya. Pandangannya jatub pada kepala Cila yang menjadikan perutnya sebagai bantal. Rafa terkekeh karena wajah Cila yang damai sangat tak cocok dengan posisi tidur yang bar-bar.

"Sayang....susu coklat menantimu. Ada oreo dan permen juga loh," ucap Rafa menggoda.

Cila membuka matanya perlahan dan mengerjapkan matanya. Dipandangnya langit-langit kamar kemudian meraba kasur. "Kak Rafa dimana?" teriak Cila.

"Disini!" ucap Rafa kesal. Bisa-bisanya Cila tak sadar dia ada disini.

"Susu coklat mana?" Cila langsung bangkit dan menodong Rafa.

Cila mendekatkan wajahnya ke Rafa yang masih tiduran. "Susu coklatnya mana? Bukannya tadi kak Afa ngomong itu ya?" nada rengekan dari Cila membuat jantung Rafa hampir copot. Apalagi posisi wajah gadis itu sangat dekat dengan wajahnya. Dia ini lelaki biasa loh kalau Cila lupa.

Rafa mengucek matanya yang sakit karena terkena rambut panjang Cila yang tergerai. "Sakit, yang, tiupin." pinta Rafa manja.

Cila langsung meniup mata Rafa dengan tiupan yang sangat kencang seperti angin topan. Rafa berdecak karena liur Cila ikutan keluar terhempas kemana-mana. Sementara Cila tertawa ngakak dan langsung berlari menuju dapur.

"Bukannya dapat morning kiss malah dapat hujan air liur!"

***

Rafa dan Cila berbagi tugas untuk membersihkan rumah. Karena ini hari libur mereka selalu membagi tugas untuk di kerjakan. Masih dengan setelan piyama yang couple, kedua manusia ini bersiap dengan senjata masing-masing.

"Tugas kak Afa nyapu, ngepel, nyuci piring, nyuci baju dan jemur pakaian." Cila menghitung semuanya dengan jari mungilnya.

"Terus tugas kamu apa sayang?" ucap Rafa menaham geram sambil memegang sapu. Kalau dia tak sayang istri, sapu ini sudah ia layangkan ke wajah polos Cila.

"Tugas Cila hanya satu. Karena Cila adalah istri yang baik....mendoaan suami adalah hal yang tepat untuk Cila lakukan." ucapnya dengan wajah polos.

Rafa mengelus dadanya sabar. Dia menarik tangan Cila dan memeluk istrinya itu dengan lembut. "Istri gue uda besar. Istri gue uda pinter banget....ngibulin suaminya." ucap Rafa bangga.

Cila langsung terkekeh didalam pelukan Rafa. "Cila becanda kakak, gak mungkin kakak semua yang bersihin,"

***

Setelah Cila menyapu, lanjut Rafa yang mengepel dan Cila memperhatikan suaminya itu dengan wajah serius. Selama ini dia tak pernah membersihkan rumah sebelumnya. Dia banyak belajar ketika menjadi seorang istri.

Setelah selesai keduanya pergi ke kamar mandi dan mencuci baju bersama. Cila menatap mensin cuci yang memutar menggiling pakaian dengan wajah berbinar. Sedari dulu dia sangat senang jika mama Intan dan ART di rumahnya tengah menyunyi pakaian. Cila rela bangun pagi hanya untuk menyaksikan mesin cuci itu.

Rafa terkekeh melihat wajah berbinar Cila. Gadis itu seperti orang norak yang tak pernah melihat mesin cuci. Tapi Rafa senang karena dengan hal sederhana seperti ini bisa membuat Cila bahagia.

CILLAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang